Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Setelah Kekeringan, Munculnya Wabah Jutaan Ekor Tikus di Australia

Petani hanya bisa menatap cemas hasil panen mereka tahun lalu yang dirusak oleh tikus-tikus tersebut,

Editor: Aldi Ponge
alfinlatife.blogspot.com
Ilustrasi Tikus 

Anne mengatakan keuntungan dari musim panen sebelumnya telah dikerahkan untuk memberantas tikus, dan mengatakan membutuhkan dukungan lebih.

"Kami sudah berusaha mencari dukungan selama berbulan-bulan," katanya.

"Dukungan yang baru diumumkan ini sudah terlambat delapan bulan untuk kami."

Serangan tikus membuat Anne tidak dapat membeli keperluan peternakannya.

"Kami butuh kompensasi ... harga semprotan, bahan bakar, terus naik," kata Anne.

"Tidak bisa tapi harus hidup seperti ini"
Bukan hanya menimbulkan masalah keuangan, serangan tikus juga mempengaruhi kesehatan fisik dan mental warga setempat.

"Pertama kali saya harus memungut tikus dari kolam dan membantingnya ke semen untuk membunuhnya, dalam hati berkata, 'astaga saya tidak bisa melakukan ini'," ujar Anne.

Ketika itu, ia harus membunuh 50 tikus per harinya.

 "Baunya, sangat tengik. Kalau kita tidak memungut bangkai tikus ini nanti ada belatungnya," ucapnya.

Bisnis kawasan pedalaman terancam

Bukan hanya pertanian, bisnis di kawasan pedalaman juga terdampak wabah tikus ini.

Menurut pengusaha bisnis, ketika peternak menderita, "semua orang menderita".

Pasangan Robert dan Karri Brennan dan anak mereka memiliki sebuah toko roti di daerah Narromine.

Mereka mengatakan musim kering, Covid-19 dan wabah tikus telah menghancurkan bisnis dan keluarga mereka.

Penghasilan dari bisnis turun 40 persen sehingga menyisakan hanya delapan pekerja, dari sebelumnya 28.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved