Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Joyce Meyer

Kisah Joyce Meyer, Pilih Mengampuni Meski Dirudapaksa Ayahnya 200 Kali, Kini jadi Pendeta

Dia menyebut bahwa rasa malu itu sangat sulit diatasi, terutama karena ayahnya juga melakukan pelecehan seksual

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
kolase foto tribun manado/istimewa
Penulis dan Penginjil Joyce Meyer 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapa yang tak kenal dengan Joyce Meyer.

Dia adalah sebagai seorang penulis dan penginjil Kristen.

Sebelum setenar seperti saat ini, Joyce Meyer banyak mengalami pengalaman pahit dalam hidupnya.

Ketika Joyce berumur 12 atau 13, ayahnya memutuskan untuk mengajarinya menyetir mobil. Namun, itu dilakukan bukan untuk kepentingan putrinya.

Pelayanan Joyce Meyer
Pelayanan Joyce Meyer (istimewa)

Ia melakukannya agar bisa membawa Joyce ke luar rumah, jauh dari ibunya untuk melakukan perbuatan sumbang dengan putrinya itu.

Kadang-kadang mereka pergi ke kuburan, tempat yang jauh dari keramaian. Pada musim panas, Joyce diajak minum sampai mabuk.

Lalu, sang ayah akan melampiaskan nafsu bejatnya di kursi belakang mobil.

Ayahnya adalah tentara sehari setelah ia lahir.

Tiga tahun kemudian, sang ayah dipecat dan kembali sebagai pria yang kepahitan, pemarah dan kecanduan alkohol.

Sejauh yang dapat diingatnya, sang ayah pun mulai menganiayanya secara seksual. Kondisi ini terus memburuk sampai ia remaja.

Ibunya tahu persoalan ini, namun memilih bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Joyce Meyer berulang-ulang menuturkan kisah tadi tahun-tahun belakangan ini -- dalam buku-bukunya dan pada konferensi-konferensinya.

Rangkaian kisah tentang perempuan muda yang menjadi korban dari ayah yang suka melecehkan dan menganiaya, ibu yang lemah serta suami pertama yang manipulatif.

Pada April 2016, Meyer telah mengungkapkan bahwa ayahnya memperkosanya setidaknya 200 kali ketika dia sedang tumbuh dewasa.

"Dia tidak memaksa saya secara fisik, tetapi melalui kebohongan, dan manipulasi, dan ketakutan, dan ancaman, saya masih dipaksa," katanya dalam sebuah wawancara.

"Ayah saya memperkosa saya, berkali-kali, setidaknya 200 kali." jelas Meyer dilansir dari artikel kristiannews

Dia menyebut bahwa rasa malu itu sangat sulit diatasi, terutama karena ayahnya juga melakukan pelecehan seksual.

"Pelecehan seksual begitu mempermalukan sehingga tidak ada yang membicarakannya. Tidak ada yang tahu bagaimana membicarakannya," katanya.

Meyer mengatakan bahwa dia berbagi kisahnya dengan dunia untuk mengilhami mereka yang berjuang untuk menemukan harapan, memberi tahu mereka bahwa pemulihan selalu dimungkinkan.

Joyce Meyer, mengungkapkan tentang hari ketika ayahnya mengakui bahwa dia telah melakukan pelecehan seksual selama bertahun-tahun ketika Meyer masih muda, dan meminta pengampunan serta menerima Kristus.

Dia bergumul dengan Tuhan, bertanya kepada-Nya apa yang telah dilakukan orang tuanya untuknya, mengingat sejarah pelecehan seksual.

Akhirnya dia menyadari bahwa Tuhan ingin dia menjadi baik kepada orang-orang yang tidak melakukan apa pun untuk kita.

"Karena itulah cara terbaik di dunia bahwa Anda dapat melakukan peperangan rohani dan menempatkan iblis di bawah kaki Anda,"jelasnya.

Dia memperingatkan bahwa memfokuskan hidup seseorang pada pembalasan hanya akan menghasilkan "racun."

Meyer menjelaskan bahwa butuh tiga tahun membawa orangtuanya ke dokter, membayar tagihan mereka, merawat mereka dengan berbagai cara, dan membelikan rumah yang bagus,

sebelum suatu hari ibunya memberi tahu bahwa ayahnya telah menangis dan memintanya untuk datang.

Dia menjelaskan bahwa selama bertahun-tahun, ayahnya tidak hanya tidak pernah meminta maaf, tetapi "tidak pernah mengakui apa yang dia lakukan.

"Tetapi dalam pertemuan itu, di mana dengan air mata berlinang, dia berkata, "Aku sangat menyesal atas apa yang telah kulakukan padamu ketika kamu masih kecil, "jelasnya.

"Ketika seseorang telah menyakiti kita, salah satu hal tersulit di dunia adalah menunggu dan membiarkan Tuhan membawa pembenaran kita," dia menunjukkan," ujarnya

Mendirikan Life in the Word

Meyer berada di Life Christian selama lima tahun. Ia pamit dari gereja itu ketika Tuhan berkata kepadanya, "Bawalah pelayananmu dan pergilah ke utara, selatan, timur dan barat."

Pada Agustus 1985, Meyer dan suaminya mendaftarkan Life in the Word sebagai sebuah badan nirlaba. Pada awalnya tidaklah mudah. Saat pergi ke konferensi, mereka sering harus tidur di dalam mobil di tempat parkir MacDonald karena tidak mampu membayar sewa kamar motel.

Tahun 1993 Tuhan membukakan kepada Dave tentang arah pelayanan tersebut. Dave pun membulatkan hati untuk menyokong pesan yang disampaikan melalui Joyce, agar bisa go international melalui televisi.

Acara mereka semula disiarkan di WGN di Chicago dan Black Entertainment Network. Dalam lima tahun, acara itu disiarkan di sekitar 600 stasiun radio dan televisi, tujuh jaringan kabel dan tujuh jaringan satelit. Pada November 1988, Joyce Meyer muncul dalam laporan utama Charisma & Christian Life sebagai "America's most popular woman minister."

Meyer percaya panggilan hidupnya adalah meneguhkan orang-orang percaya di dalam Firman Allah. Dari pengalamannya, ia mendapati bahwa kemerdekaan untuk hidup berkemenangan diperoleh melalui penerapan Firman. Ia yakin, setiap orang yang hidup dalam kemenangan dapat menuntun banyak orang lain menuju kemenangan.

Ia mendapatkan gelar Honorary Doctorate of Divinity dari Oral Roberts University di Tulsa, Oklahoma dan PhD in Theology dari Life Christian University di Tampa, Florida.

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved