Gempa Bumi
Gempa Sabtu 22 Mei 2021, Getaran Terasa Cukup Kuat, Info Terkini BMKG Magnitudo dan Pusat Gempa
Gempa bumi hari ini Sabtu 22 Mei 2021 guncang wilayah Bengkulu. Berikut info BMKG titik pusat gempa dan magnitudo gempa.
Penulis: Frandi Piring | Editor: Frandi Piring
TRIBUNMANADO.CO.ID - Info gempa bumi Sabtu 22 Mei terjadi di wilayah Indonesia.
Tepatnya, gempa bumi terjadi di Enggano, Bengkulu pada Sabtu (22/05/21), seperti yang dilansir dari laman Twitter BMKG.
Guncangan gempa magnitudo 5.2 pukul 01.36 WIB tengah malam terasa cukup kuat.
Titik pusat gempa di Enggano, Bengkulu, 31 km Barat Laut.
Koordinat 5.09 LS - 102.14 BT.

Info dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) menyebutkan,
gempa Enggano tersebut tidak berpotensi tsunami.
Sebelumnya, gempa kuat juga terjadi di Blitar, Jawa Timur tadi malam, Jumat 21 Mei 2021.
Guncangan gempa menimbulkan kerusakan bangunan dan membuat panik warga terdampak.
Diketahui, gempa bumi mengguncang wilayah Blitar dan sekitarnya Jumat (21/5/2021) pukul 19.09 WIB.
Kepala Terminal Bus Blitar Verie Sugiharto mengonfirmasi adanya beberapa bagian dari atap terminal bus
yang rusak akibat gempa 6,2 magnitudo yang telah dimutakhirkan menjadi 5,9 magnitudo itu.
"Akibat dari gempa Malang lalu belum beres perbaikannya, ini kena lagi.

Tapi, hanya genteng rontok di atap jalur pemberangkatan lajur 7," ujar Verie Sugiharto, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon.
Verie mengatakan, genteng yang rontok di terminal yang berada di Jalan Kenari, Kota Blitar itu tidak mengakibatkan korban manusia,
meskipun hampir menimpa seorang anggota polisi yang piket jaga di terminal.
Sementara itu, seorang staf BPBD Kabupaten Blitar, Lukman, mengatakan sudah ada beberapa laporan kerusakan akibat gempa.
Meski belum detail, kata dia, sementara laporan masuk adanya kerusakan terjadi di wilayah Kecamatan Wates, Kecamatan Talun, Kecamatan Selopuro, dan Kecamatan Wonotirto.
Mayoritas laporan kerusakan banyak datang dari wilayah Blitar bagian timur dan selatan.
"Saya baru tiba di kantor. Personel kami sedang dalam perjalanan ke lokasi-lokasi datangnya laporan," ujar dia.
Dampak setelah guncangan gempa
Gempa bumi bermagnitudo 5,9 (setelah dimutakhirkan dari 6,2 sebelumnya) yang terjadi di 57 kilometer tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (21/5/2021) pukul 19.9 WIB, juga turut dirasakan warga Kediri, Jawa Timur.
Bahkan, goncangan tersebut cukup terasa hingga menyebabkan banyak warga menyelamatkan diri keluar rumah.
Ahmad Manbaudin, seorang warga Kabupaten Kediri, mengatakan, dirinya langsung mengajak anggota keluarganya keluar rumah menyusul goncangan yang terjadi.
"Saat itu semuanya kebetulan pas berada di kamar saya.
Terasa gempa, langsung lari menyelamatkan diri," ujar warga Dusun Joho, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri ini.
Yuni Andriati, seorang warga Kota Kediri, juga langsung keluar rumah.
Bahkan, nenek tiga cucu ini tak menghiraukan rasa sakit usai operasi patah kaki di kakinya demi lari ke luar rumah.
"Kaki ya sakit, tapi gimana lagi harus cepat menyelamatkan diri," ujar dia usai gempa terjadi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kediri Slamet Turmudi mengatakan,
sementara ini belum ada laporan kerusakan yang terjadi di wilayah Kabupaten Kediri.
Namun, pihaknya masih terus melakukan koordinasi dan penggalian informasi dengan jajarannya.
"Sementara belum ada dampak. Tapi, kami masih terus gali info dengan teman-teman komunitas," ujar Slamet.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan BBPBD Kota Kediri Wawan Wicaksono mengatakan,
sejauh ini tidak ada dampak kerusakan yang signifikan akibat gempa tersebut.
Laporan kerusakan yang masuk, kata dia, berupa retaknya dinding gedung bangunan kampus Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Bakti Wiyata.
"Kerusakan ringan di lantai 3 dan terjadi retakan baru di lantai 4," ujar Wawan.
Adapun gempa bumi tektonik tersebut, BMKG memutakhirkannya menjadi magnitudo 5,9.
Gempa itu berepisentrum pada koordinat 8,63 LS dan 112,34 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 57 km arah Tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada kedalaman 110 km.
Jenis gempa bumi ini termasuk gempa bumi menengah akibat subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam lempeng Eurasia.
Hasil analisis BMKG menunjukan bahwa gempabumi tersebut memiliki mekanisme sesar naik kombinasi geser (oblique thrust fault).
(Tribunmanado.co.id/Kompas.com)