Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Era Reformasi 1998

Kisah BJ Habibie Menolak Desakan Prabowo Subianto, Debat Panas Terjadi: 'Masa Bodoh, Saya Presiden'

Cerita Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie menolak desakan permintaan Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto setelah lengsernya Soeharto Mei 1998.

Editor: Frandi Piring
Kolase Tribun Timur
Kisah Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie menolak desakan permintaan Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto setelah lengsernya Soeharto Mei 1998. 

Setelah mencopot dari jabatan Pangkostrad, Prabowo memang ditempatkan sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.

Namun, Prabowo menanyakan alasan pencopotan itu setelah Soeharto mundur dari jabatan presiden 21 Mei 1998.

Ketika itu Habibie pun menjawab bahwa ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta,

yaitu kediaman Habibie di Kuningan dan Istana Merdeka.

Prabowo pun memberikan penjelasan. "Saya bermaksud untuk mengamankan Presiden," ujar Prabowo.

Setelah itu, Habibie menyanggah. Dia menyebut bahwa mengamankan presiden bukan tugas Pangkostrad,
melainkan Pasukan Pengamanan Presiden.

Lagipula, gerakan Pangkostrad dilakukan tanpa sepengetahuan Panglima ABRI.

"Presiden apa Anda? Anda naif!" jawab Prabowo saat itu.

"Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang memprihatinkan," balas Habibie.

Melihat respons Habibie yang tetap keras, Prabowo kemudian meminta tetap diizinkan memegang Kostrad.

"Atas nama ayah saya Profesor Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya Presiden Soeharto,

saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad," ujar Prabowo.

Soemitro dan Soeharto memang dua nama yang selama ini dihormati oleh Habibie.

Namun, Habibie tetap menolak.

"Berikan saya tiga minggu atau tiga hari saja untuk masih dapat menguasai pasukan saya," ucap Prabowo.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved