Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Israel

Wilayah Gaza Tampak Kabur di Peta Google, Berbanding Terbalik dengan Korut, Ternyata Karena Hal Ini

Bandingkan dengan citra satelit Pyongyang, ibu kota Korea Utara, di mana mobil-mobil di jalanannya tampak jelas dan setiap individu manusia

(SERAMBINEWS/google)
Kiri: Citra terbaru menara Hanadi di Gaza dari Google Earth, kanan: citra satelit resolusi tinggi menunjukkan menara tersebut telah hancur. 

Kiri: Citra terbaru menara Hanadi di <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/gaza' title='Gaza'>Gaza</a> dari <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/google-earth' title='Google Earth'>Google Earth</a>, kanan: <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/citra-satelit' title='citra satelit'>citra satelit</a> resolusi tinggi menunjukkan menara tersebut telah hancur.

Apakah citra resolusi tinggi tersedia?

Sampai tahun lalu, pemerintah AS membatasi kualitas citra satelit untuk wilayah Israel dan Palestina yang boleh disediakan oleh perusahaan Amerika secara komersial.

Pembatasan itu dicantumkan dalam Kyl-Bingaman Amendment (KBA) - undang-undang AS yang dibuat pada tahun 1997 - untuk mendukung kepentingan keamanan negara Israel.

Di bawah aturan KBA, penyedia citra satelit di AS hanya diizinkan untuk menyediakan citra resolusi rendah, dengan ukuran pixel tidak kurang dari 2m (6ft 6in, membuat obyek seukuran mobil hampir tampak, namun tidak lebih kecil dari itu).

Gambar lokasi-lokasi seperti markas militer memang biasanya dikaburkan - tetapi KBA adalah satu-satunya kasus di mana satu negara masuk dalam pembatasan seperti itu.

Namun, ketika perusahaan non-AS, misalnya perusahaan Prancis Airbus, mampu memasok citra satelit dalam resolusi yang lebih tinggi, AS menghadapi tekanan untuk mengakhiri pembatasannya.

Pada Juli 2020, KBA dicabut, dan sekarang pemerintah AS membolehkan perusahaan Amerika untuk menyediakan citra beresolusi tinggi dari wilayah tersebut (setiap pixel kini bisa berukuran hingga 40cm, sehingga objek seukuran manusia dapat kelihatan cukup jelas).

"Motivasi awalnya adalah saintifik," kata Michael Fradley, arkeolog di Universitas Oxford dan salah seorang akademisi yang berkampanye supaya amandemen itu diubah.

"Kami ingin memiliki sumber data yang konsisten untuk proyek kami, jadi kami memerlukan akses ke resolusi tinggi di Wilayah Pendudukan Palestina yang sebanding dengan yang kami gunakan di bagian lain kawasan itu."

Segera Daftar, Kompetisi Inovasi PLN Berhadiah Satu Miliar Ditutup 6 Hari Lagi

Kiri: Citra terbaru menara Hanadi di <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/gaza' title='Gaza'>Gaza</a> dari <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/google-earth' title='Google Earth'>Google Earth</a>, kanan: <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/citra-satelit' title='citra satelit'>citra satelit</a> resolusi tinggi menunjukkan menara tersebut telah hancur.

Jadi mengapa Gaza masih tampak kabur?

BBC telah berbicara dengan Google dan Apple (yang aplikasi pemetaannya juga menampilkan citra satelit).

Apple mengatakan sedang berupaya untuk segera memperbarui petanya ke resolusi yang lebih tinggi hingga 40cm.

Google mengatakan bahwa citranya berasal dari berbagai penyedia layanan dan mempertimbangkan "kesempatan untuk memperbarui citra satelit [nya] ketika citra dengan resolusi lebih tinggi tersedia". Tetapi mereka menambahkan bahwa "belum ada rencana yang bisa diberitahukan saat ini".

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved