Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Israel

Sosok Ariel Sharon PM Israel Terkejam, Pembantai Palestina, Tewas Mengerikan Karena Kutukan

Sharon adalah seorang jenderal kejam yang tangannya berlumuran darah rakyat Palestina. Sebuah kutukan kemudian mengakhiri hidupnya.

Editor: Alpen Martinus
AFP
Ariel Sharon 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Perang antara Israel dan Hamas atau Palestina sudah berlangsung sejak lama.

Bahkan yang terjadi saat ini, belum ada apa-apanya dibanding perang puluhan tahun lalu.

Saat itu, ada seorang jendral yang memerintah Israel, sosoknya begitu kejam dan tak pandang bulu.

Di tengah konflik memanas antara Israel dan Palestina, kini mencuat kembali kisah tragis Ariel Sharon.

Baca juga: Kenapa Israel Sangat Kaya Raya dan Kuat Saat Berkonflik?

Gambaran Ariel Sharon saat dirawat.
Gambaran Ariel Sharon saat dirawat. (net)

Siapakah Ariel Sharon dan apa hubungannya dengan Israel vs Palestina?

Ariel Sharon adalah mantan perdana menteri Israel.

Kisahnya pernah terbaring koma selama 8 tahun dan tersiksa dalam sekarat sempat jadi sorotan.

Kini sosok Ariel Sharon seolah kembali teringiang di memori umat Islam.

Ariel Sharon punya sejarah hidup yang tak bisa lepas dari konflik pendudukan zionis terhadap tanah Palestina.

Dalam beberapa hari ini tangannya yang berlumuran darah anak-anak,

perempuan dan warga sipil Palestina lainnya kembali menjelma sebagai sebuah teror yang mengerikan.

Baca juga: Sejarah dan Penyebab Konflik Israel dan Palestina, Dimulai Sejak 1900-an Hingga Kini

Kisah <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/ariel-sharon' title='Ariel Sharon'>Ariel Sharon</a>: Jenderal Kejam Penjaga Israel yang Tangannya Berlumuran Darah Rakyat Palestina
Ariel Sharon Eks Perdana Menteri Israel yang Akhir Hidupnya Tragis Koma.(KOLASE TRIBUN TIMUR)

Jet-jet tempur dan pesawat tanpa awak meluncurkan roket yang menghantam pemukiman Palestina,

hingga membuat lebih 100 warga Palestina meninggal dalam sepekan terakhir.

Di panggung politik Timur Tengah dan internasional, Ariel Sharon,

yang bernama lengkap Ariel Scheinermann, merupakan figur kontroversial.

Sharon adalah seorang jenderal kejam yang tangannya berlumuran darah rakyat Palestina.

Sebuah kutukan kemudian mengakhiri hidupnya.

Baca juga: Ketegangan Masih Terus Berlangsung, Israel akan Serang Kekuatan Penuh, Total 38.000 Warga Mengungsi

Ratusan warga Israel memberikan penghormatan terakhir untuk mendiang mantan PM Ariel Sharon yang meninggal dunia dalam usia 85 tahun. Peti jenazah Sharon disemayamkan di plaza gedung parlemen di Jerusalem sebelum dimakamkan pada Senin (14/1/2014).
Ratusan warga Israel memberikan penghormatan terakhir untuk mendiang mantan PM Ariel Sharon yang meninggal dunia dalam usia 85 tahun. Peti jenazah Sharon disemayamkan di plaza gedung parlemen di Jerusalem sebelum dimakamkan pada Senin (14/1/2014). (MENAHEM KAHANA / AFP)

Mengutip pemberitaan Kompas.com, kondisi kesehatan mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon

semakin memburuk, Kamis (2/1/2014). Dokter menyatakan Sharon mengalami kegagalan beberapa organ vital.

Dia adalah sosok yang turut mewarnai setiap bagian sejarah kehadiran negara Israel.

"Dalam beberapa hari terakhir, kami melihat penurunan bertahap dari fungsi organ vital Ariel Sharon,

(organ) yang penting untuk kelangsungan hidupnya," kata Direktur Rumah Sakit Tel Hashomer, Zeev Rotstein, melalui radio pemerintah, Kamis. "Kondisinya kritis, hidupnya dalam bahaya.."

Rotstein mengatakan para dokter dan keluarga telah memperkirakan yang terburuk akan terjadi.

Kondisi Sharon (85) memburuk sejak Rabu (1/1/2014), setelah jatuh koma akibat serangan stroke hebat pada 4 Januari 2006.

Kondisinya memburuk sesudah dia menjalani operasi karena gangguan ginjal serius.

Situs berita Ynet mengutip sumber-sumber medis setempat mengatakan Sharon kembali berada di unit perawatan intensif sebulan lalu.

Dalam beberapa hari terakhir kondisi Sharon disebut stabil tetapi mengalami kerusakan signifikan.

Pemimpin kubu sayap kanan nasionalis Israel ini pada Januari 2013 memperlihatkan kemajuan aktivitas otak berdasarkan pemindaian MRI.

Reaksi positif dia perlihatkan ketika melihat foto keluarga dan mendengar suara anaknya.

Sharon menjabat sebagai Perdana Menteri Israel pada 2001.

Setelah mencapai puncak karir politik bersama Partai Likud, pada 2005 Sharon keluar dari partai itu dan membentuk partai baru, Kadima.

Langkahnya ini merupakan reaksi kefrustasiannya menyikapi kubu garis keras Israel yang menentang penarikan mundur pasukan Israel dari Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Karir Sharon penuh dengan kontroversi. Lahir pada 27 Februari 1928 dari orangtua keturunan Belarus, dia menyebut diri dalam biografinya sebagai "Prajurit".

Tangguh dan berani, Sharon membuktikan diri sebagai tentara cerdas yang mewarnai seluruh sejarah negara Israel.

Meski menjadi perwira tinggi dalam perang enam hari pada 1967 yang menjadi awal pendudukan Israel atas wilayah Palestina,

Sharon juga yang kemudian mendorong penarikan mundur pasukan Israel dari Gaza yang mereka dududki sejak perang enam hari itu.

Sharon mendapat julukan "Buldoser" karena gaya dan fisiknya.

Dia pun diingat orang-orang Timur Tengah dengan julukan "Jagal dari Beirut", terkait pembantaian pengungsi Palestina di kamp Sabra dan Shatila di Beirut, Lebanon, pada September 1982.

Perang dan Perang

Melansir Intisari Online, pada usia 14 tahun, Ariel yang menerjemahkan dukungannya terhadap Zionisme dengan cara menyerang rakyat Palestina itu mulai masuk organisasi bersenjata.

Ia bergabung dengan kelompok mafia Haganah dan beberapa tahun kemudian masuk satuan Infantri Israel, Brigade Alexandroni.

Sebagai militer yang gemar melakukan serangan brutal, Ariel yang kemudian menjabat komandan terus melancarkan teror terhadap rakyat Palestina.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Dalam berbagai pertempuran yang dialami, Ariel sempat terluka dan hampir saja tewas.

Karier militernya terus menanjak. Pada 1949 ia dipercaya memimpin unit intai tempur Brigade Golani.

Tak hanya berkarier di militer, tahun 1950 Ariel masuk Universitas Ibrani Yerusalem dan mengambil studi Sejarah dan Kultur Timur Tengah.

Karena konflik Israel-Palestina makin memanas setahun kemudian, Ariel aktif kembali di militer Israel dengan pangkat mayor dan memimpin unit khusus Unit 101.

Unit pasukan khusus yang bertugas menyergap gerilyawan Palestina ini dikenal kejam. Pada 1953 mereka pernah membantai 69 penduduk Palestina.

Akibat peristiwa pembantaian itu, Ariel mendapat julukan baru, Penjagal dari Beirut.

Perang demi perang terus dijalani Ariel mulai dari perang di Terusan Suez (1956), Perang Enam Hari (1967), dan Perang Yom Kippur (1973).

Perang yang membuat nama Ariel Sharon naik turun itu rupanya membuat nasibnya tetap beruntung mengingat pangkat mayor jenderal berhasil disandangnya.

Foto Ariel yang bagian kepalanya terbalut perban saat bertempur di Terusan Suez bahkan menjadi simbol kekuatan militer Israel.

Usai perang Ariel terpilih sebagai anggota Knesset, semacam kabinetnya Israel.

Akan tetapi pada 1974, Ariel mundur dari Knesset sekaligus pensiun dari dunia militer.

Ariel lalu bergabung dengan partai politik yang selanjutnya menjadi kendaraannya meraih kekuasaan, yaitu di Partai Likud.

Selain aktif di partai, Ariel juga dipercaya sebagai Penasihat Keamanan Perdana Menteri Israel saat itu, Yitzhak Rabin.

Tahun 1977, Ariel kembali ke Knesset dan menerima jabatan menteri pertanian.

Tahun 1981-1983 Ariel menjabat menteri pertahanan.

Pada periode itu perang antara Israel dan Lebanon kembali berkobar serta diwarnai peristiwa kelam, pembantaian 3.000 pengungsi Palestina di Kamp Sabra dan Shatila oleh milisi Phalangis.

Tentara Israel yang menyerbu Lebanon atas perintah Ariel dianggap gagal meyelamatkan pengungsi dan dituduh melakukan pembiaran terhadap pembantaian itu.

Nama Ariel Sharon kembali tercoreng dan pria yang telah dicap sebagai Penjagal dari Beirut ini memilih mengundurkan diri.

Tahun 1984, Ariel membuat manuver politik lagi dan bergabung di Knesset.

Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:

Sejumlah jabatan yang tak berkaitan dengan pertumpahan darah dipegang Ariel, antara lain menteri perindustrian dan perdagangan, menteri perumahan dan konstruksi, menteri infrastruktur, serta pada tahun 1998 menjabat menteri luar negeri.

Tahun 1999 ketika secara kebetulan Benyamin Netanyahu mundur sebagai ketua Partai Likud, Ariel maju menggantikannya.

Posisi itu membuat Ariel secara mulus menduduki kursi Perdana Menteri pada Februari 2001.

Sebagai PM, Ariel lagi-lagi membuat langkah kontroversial.

Ia membentuk koalisi persatuan nasional dan mendorong perdamaian Israel-Palestina.

Suatu langkah politik yang dahulu sangat diharamkannya. Ariel bahkan memerintahkan penarikan mundur pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Langkah ini ternyata membuat Partai Likud terpecah.

Di Jalur Gaza sendiri, faktor keamanan mulai dipegang pejuang yang kemudian memperdaya Israel, yaitu Hizbullah.

Perpecahan Partai Likud membuat Ariel Sharon berang.

Tak lama kemudian, pada November 2005, ia membentuk partai baru bernama Kadima.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Langkah politik dan karier Sharon sebagai PM terhenti ketika pada bulan Desember, stroke menyerangnya.

Setelah lebih dari 100 hari terkapar tak sadarkan diri, posisi Ariel lalu digantikan wakil PM, Ehud Olmert.

Ketika pasukan Israel berhasil dipukul mundur Hizbullah dan PM Ehud Olmert harus bertanggungjawab terhadap kekalahan perang itu.

Ariel Sharon tidak tahu sama sekali.

Mantan jenderal yang terkenal kejam itu masih terkapar koma di rumah sakit militer, Sheba Medical Center.

Pada 11 Januari 2014 Ariel Sharon meninggal dunia dalam kondisi tragis setelah selama 8 tahun mengalami koma dan hidup dengan alat bantu pernapasan.

Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Kisah Ariel Sharon: Jenderal Kejam Penjaga Israel yang Tangannya Berlumuran Darah Rakyat Palestina

Berita lain terkait Israel

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved