Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Zionisme

Mengenal Zionisme, Gerakan Orang Yahudi yang Punya Misi Berkumpul di Tanah Air Israel

Gerakan nasional Yahudi, Zionisme, dimulai di Eropa pada pertengahan abad ke-19, bertahun-tahun sebelum terjadinya Holocaust

Editor: Finneke Wolajan
GETTY IMAGES via BBC Indonesia
Ilustrasi - Yahudi memegang senjata 

Saat itu adalah saat pertama kalinya dalam sejarah manusia, pembunuhan besar-besaran atas jutaan manusia dilaksanakan secara sistematik dan terencana.

Enam juta orang Yahudi, satu setengah juta di antaranya adalah anak-anak, terbunuh di kamp Nazi Jerman, hanya karena mereka adalah orang Yahudi.

Gerakan nasional Yahudi, Zionisme, dimulai di Eropa pada pertengahan abad ke-19, bertahun-tahun sebelum terjadinya Holocaust.

Zionisme sebagai pemikiran politis bertujuan untuk memanggil kembali orang Yahudi untuk pulang ke tanah airnya yang kuno dan memperbaharui kemerdekaannya sebagai negara modern.

Karena itu, Zionisme menyandang 2 misi. Yang pertama adalah kembalinya orang Yahudi ke tanah airnya dan menjalani kehidupan normal sebagaimana layaknya semua bangsa-bangsa di di dunia.

Misi lainnya adalah untuk menciptakan tempat berlindung yang aman bagi semua orang Yahudi yang teraniaya, dengan memiliki negara sendiri dan mampu mempertahankan diri sendiri. 

Tokoh Utama Zionisme

Theodor Herzl

Theodor Herzl yang lahir di Pest, Hungaria, 2 Mei 1860 – meninggal di Edlach, Austria-Hungaria, 3 Juli 1904 pada umur 44 tahun) yang menjadi tokoh utama gerakan Zionisme.

Ia dididik dalam semangat pencerahan Yahudi Jerman dan mengapresiasi budaya modern.

Herzl secara khusus disebut namanya dalam Deklarasi Kemerdekaan Israel dan secara resmi diberi sebutan "bapa rohani Negara Yahudi" ("the spiritual father of the Jewish State").

Tahun 1878 pindah ke Wina dan menuntut ilmu hukum di sana. Setelah lulus ia menjadi penulis drama (karyanya : the Ghetto), sandiwara dan wartawan koran liberal Wina Neue Freie Presse.

Setelah terjadinya peristiwa Dreyfus tahun 1894, setelah mendengar banyaknya berita yang beredar tentang penindasan terhadap kaum Yahudi di wilayah kekaisaran Russia dan sebagian Eropa Timur, Herzl berkeinginan untuk mendirikan negara berdasarkan ras Yahudi sendiri.

Ia menerbitkan der Judenstaat (Negara Yahudi) tahun 1896 dan diejek banyak orang Yahudi yang tinggal di Eropa Barat, wilayah di mana orang Yahudi hidup dalam kemakmuran.

Herzl mengusulkan program untuk mengumpulkan dana dari orang Yahudi untuk merealisasikan cita-citanya (ketika terbentuk organisasi ini disebut Zionisme).

Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved