Kebakaran Balai Wartawan
Kebakaran Balai Wartawan Sulut, 8 Mobil Damkar Dikerahkan Padamkan Api
Api menjalar cepat di Gedung Balai Wartawan, bangunan RM Ria Ria Rio, rumah kos-kos di belakang RM dan satu bangunan lainnya.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Aldi Ponge
Saat kejadian ia tengah siaga di gereja.
"Kita curiga dengar ledakan, astaga pas lihat ini (Ria Rio) sudah menyala. Api besar dari atas (lantai dua)," kata pria 44 tahun itu.
Katanya, asap mengepul kencang dari atas atap rumah makan dan balai yang terbakar.
Panik, Hendra berlari mencari bantuan dengan menghubungi petugas yang dikenalnya.
"Tidak bisa mendekat, panas sekali," katanya
Herry dan beberapa petugas polisi dan TNI berupaya mendobrak pintu rumah makan mie ceplok tapi usaha gagal.
"Panas sekali tidak bisa," katanya.
Sementara itu, tatapan Darmadi (42) kosong, tubuhnya bergetar.
Pandangannya menatap ke arah puluhan petugas pemadam kebakaran, polisi dan TNI yang berupaya memadamkan api
"Ya Allah," katanya lirih. Ia lunglai menatap RM Ria Rio yang selama ini jadi tempat tinggal tengah dilahap jago merah.
Ia baru saja tiba dari selesai Salat Idul Fitri di Masjid Raya A. Yani Manado.
"Habis semua. Ijazah, KTP, surat-surat," kata pria lima anak asal Pemalang, Jateng.
Adi, sehari-hari koki di Restoran Wahaha Megamas. Ia tak pernah berpikir akan kena musibah di Lebaran.
"Saya rencananya mau istirahat saja. Nasib, sudah gak bisa mudik. Ya mau gimana," kata pria asal Pemalang, Jateng ini.
Adi cerita, ia dan Raja Siharanja, helper kokinya meninggalkan RM yang juga mess karyawan itu sekitar pukul 05.00 Wita.