Tragedi Trisakti
Tragedi Trisakti 12 Mei 1998, Selasa Kelam 23 Tahun Lalu, Elang Cs Tewas Tertembak, Soeharto Lengser
Tepat hari ini, 23 tahun yang lalu, 12 Mei 1998, empat mahasiswa Trisakti meninggal dunia usai tertembak peluru aparat.
Terdengar letusan senjata
Namun, karena jumlah mahasiswa yang begitu banyak, sementara pintu masuk yang tersedia sangat kecil, rombongan mahasiswa pun berjalan sangat lambat.
Sekitar 70 persen dari peserta aksi ini sudah berhasil masuk ke dalam kampus.
Tiba-tiba dari arah belakang mahasiswa (yang masih berada di depan kantor Wali Kota) terdengar letusan senjata para petugas.
Mahasiswa yang bingung atas keadaan tersebut lari tunggang langgang ke dalam kampus.
Bahkan ada yang berusaha melompat pagar jalan tol.
Beberapa mahasiswa yang tidak sempat lari dipukuli petugas. Bahkan salah seorang kameraman TV Yasushi Takahashi mengalami luka memar terkena pukulan petugas.
Mahasiswa yang marah atas peristiwa tersebut, dari dalam kampus kemudian melempari para petugas.
Pelemparan ini kemudian dibalas oleh aparat keamanan dengan melepaskan gas air mata dan menembaki para mahasiswa yang telah berada di dalam kampus.
Korban luka 681 orang
Di dalam kampus suasana menjadi mencekam, karena terjadi keributan mahasiswa yang berupaya lari menyelamatkan diri di dalam gedung.
Sebagian lain berupaya menolong teman-temannya yang mengalami luka-luka terkena tembakan dan lemparan batu dari petugas. Tangis pilu dan teriakan kemarahan mahasiswa terdengar di mana-mana.
Dokumentasi Kontras menulis, korban luka mencapai 681 orang dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Sementara itu sehari setelah kejadian, Harian Kompas menurunkan berita dengan judul Insiden di Universitas Trisakti: Enam Mahasiswa Tewas.
Keenam mahasiswa tersebut diumumkan Rektor Universitas Trisakti Prof Dr Moedanton Moertedjo.