Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pelantikan Wali Kota Manado

Tak Ada Waktu Berbulan Madu, Segudang PR Menanti Andrei Angouw - Richard Sualang

Tak ada waktu bagi Wali kota Manado Andrei Angouw dan Wakil Wali kota Richard Sualang untuk berbulan madu

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
tribunmanado.co.id/Ryo Noor
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado terpilih, Andrei Angouw-Richard Sualang. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Tak ada waktu bagi Wali kota Manado Andrei Angouw dan Wakil Wali kota Richard Sualang untuk berbulan madu. 

Pasca dilantik Senin (10/5/2021), mereka sudah harus bekerja. Persoalan Manado setumpuk. 
Dari banjir, sampah hingga macet.

Covid-19 juga belum berlalu dan masih ada potensi gelombang kedua yang lebih dashyat. 

Masalah sampah di Manado terjadi akibat rusaknya TPA Sumompo.

TPA tersebut rusak sejak tahun 2014 akibat menampung sampah dari banjir bandang. 

Baca juga: API Batalkan Narasumber dari India, Ini Sejumlah Kegiatan yang Digelar

Dengan sistem gali dan timbun, TPA itu hanya sanggup mengolah puluhan ton sampah sehari. Padahal sampah yang masuk perharinya mencapai 200 ton. 

Pada bencana awal tahun lalu, sampah kota Manado meningkat jadi 600 ton per hari. 

Pada akhirnya sebagian sampah dibuang di TPA Minahasa. 


TPA Sumompo (Arthur Rompis)

Untuk mengatasi masalah sampah pasca rusaknya TPA, Pemkot Manado coba mengaktifkan sistem pengolahan insenerator di tiap kecamatan. Tapi proyek itu malah bermasalah. 

Manado belum lepas dari julukan kota banjir. Dua kasus banjir bandang terjadi di kota Manado awal tahun ini. 

Data yang dihimpun Tribun Manado dari BPBD manado, ada 10 kecamatan rawan banjir dan longsor di Manado. Yakni Kecamatan Tikala, Paal Dua, Malalayang, Sario, Bunaken, Tuminting, Mapanget, Singkil, Wenang dan Wanea.

Baca juga: Sosok Brigjen TNI Izak, Perwira Kelahiran Manado, Terobos Daerah Rawan KKB Papua, Ini Rekam Jejaknya

Menurut Ketua Walhi Sulut Theo Runtuwene, banjir Manado disebabkan banyak faktor. 

Dari daya dukung lingkungan yang tak memadai, penggundulan hutan serta sampah. Mengatasi sampah, ujar dia, tak bisa parsial. 

"Harus ada sinergi antara Manado dan daerah sekitarnya. Ini penting karena banjir Manado juga andil dari daerah sekitar," kata dia. 

Untuk kemacetan, Manado bisa dibilang parah. Titik kemacetan ada di mana mana. Yang paling parah adalah Malalayang, Paal Dua, Jalan Pierre Tendean, Wanea, Pusat kota hingga perbatasan Manado Minut.

Sekian tahun, Manado minim pertambahan atau perluasan jalan. Sementara kendaraan bertambah pesat. Hampir ratusan tiap bulan. 

Pengamat sosial Pdt Billy Johannis mengatakan Manado perlu jalan alternatif atau jalan layang.


Andrei Angouw - Richrad Sualang

"Modalnya ada yakni kedekatan dengan pusat. Kan sekarang sudah satu partai, jadi lebih mudah dapat dana tentunya," kata dia. 

Manado kini masih menyandang zona orange Covid-19.

Pertambahan kasus minum. 

Sudah tiga hari yakni Kamis, Jumat dan Sabtu (5/6/7/05/2021), Manado tanpa kasus Covid 19.

Tempat usaha sudah dibolehkan buka hingga pukul 12 malam.

Anak anak dan lansia dipertimbangkan masuk mal.

Tapi kewaspadaan tetap harus diberikan. Data terakhir yang dapat diupdate dari situs Dinkes Manado, sejumlah kecamatan masih harus waspada karena banyaknya kasus aktif. 

Baca juga: Kecelakaan Maut, Suami Istri Tewas, Motor Korban Ditabrak Mobil yang Dibawa Remaja 16 Tahun

Untuk Malalayang adalah terawan dengan total kasus Covid mencapai 844 dengan korban meninggal 29.

Disusul Wanea dengan total 840 kasus dengan 30 orang meninggal. 

Mapanget juga jadi kantong Covid 19 dengan total 655 kasus dan 21 kasus meninggal.

Berikutnya adalah Wenang dengan 534 kasus dan 35 meninggal. (art) 

Baca juga: Jelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Pasar Ulu Siau Masih Normal

YOUTUBE TRIBUN MANADO:

 
 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved