Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lebaran 2021

Tak Ada Kapal, Rosidin Terpaksa Nginap di Pos Pelabuhan, Hanya Pasrah Gaji Telat Masuk

Bangunan sederhana yang ditempati Rosidin, berada persis di sebelah agen penjualan tiket kapal di pelabuhan Pangkalbalam, kota Pangkalpinang.

Editor: Alpen Martinus
bangkapos.com/Agus Nuryadhyn
Gerbang masuk ke sekitar Kantor IPC Pangkalbalam di Pangkalpinang 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Mudik menjadi impian setiap orang, ketika lebaran tiba.

Tujuannya hanya ingin berkumpul bersama keluarga di hari yang fitri.

Namun semuanya kini pupus, lantaran larangan dari pemerintah untuk mudik.

Rosidin yang tengah tertidur lelap, tiba tiba terbangun. Raungan mesin kendaraan harian ini,

mengusik jam waktu tidur siang Rosidin bangunan sederhana berukuran 1x3 meter.

Baca juga: Peniadaan Mudik, Citilink Layani 36 Penerbangan Kargo

Kisah <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/rosidin' title='Rosidin'>Rosidin</a> Batal Mudik, Bertahan di Bangunan Ala Kadar Pelabuhan Pangkalbalam
Rosidin, mengenakan jaket hitam saat duduk di pos sekitar pelabuhan pangkalbalam.(Bangka Pos Anthoni Ramli)

Pekerja bangunan asal Jawa Tengah itu, sontak bangun dan duduk, ketika harian ini menyapanya.

Tak lama, landangan dan jemarinya langsung tertuju dan mengambil rokok kretek yang tersisa diatas asbak.

Ia kemudian membakar sisa puntungan rokok tersebut,

seraya meneguk kopi sisa yang tergeletak tak jauh di tempat tidurnya.

Persis di samping pintu masuk bangunan, terdapat sebuah koper hitam berukuran cukup besar

yang juga ternyata milik dan kepunyaan Rosidin.

Baca juga: Jelang Lebaran, Walikota Tatong Bara Ingatkan Jangan Ada Penimbunan Logistik

Bak tak memiliki barang berharga, koper tersebut sempat dibiarkan tergeletak begitu saja dan ditinggal tidur oleh Rosidin.

Persis di atas kepala Rosidin, terdapat colokan dan kabel charger yang tersambung dengan gadget milik Rosidin.

Bangunan sederhana yang ditempati Rosidin, berada persis di sebelah agen penjualan tiket kapal

di pelabuhan Pangkalbalam, kota Pangkalpinang.

Tak ada fasilitas serta interior mewah dari dalam bangunan berbalut triplek

dan spanduk produk kopi yang ditempati Rosidin. Sementara, karpet pelastik menjadi alas lantai bangunan tersebut.

Baca juga: Hari Kedua Larangan Mudik, Bandara Samrat Manado Layani 1 Penerbangan Berpenumpang

Dari dalam dinding bangunan terdapat tempelan yang bertuliskan penawaran jasa Toilet Umum dan penginanpan.

Diakhir pengumuman tersebut, juga tertera nomor telepon pengelola jasa penginapan dan wc umum.

"Menyediakan, Wc umum dan Penginapan," tulis pamplet tersebut.

Siang itu Rodisidin, tampak seorang diri. Kepada harian ini dia menyebut,

telah tiga hari terlantar di sekitar area pelabuhan Pangkalbalam.

Persisnya di sekitar pintu gerbang masuk pelabuhan.

Rosidin, tak punya pilihan, dirinya memilih bertahan di sekitar area pelabuhan.

Tak hanya bermalam saja, namun Rosidin juga terancam berlebaran di posko tersebut.

Belum lagi, minimnya stok keuangan, membuat buruh bangunan tersebut harus pandai menahan diri. Termasuk soal biaya makan.

Sebab kalau tidak, dirinya terancam tidak memiliki uang untuk membeli tiket kapal dan melanjutkan perjalanan sampai kampung halaman.

Namun dirinya bersyukur, pemilik pondok tidak memungut biaya tempat dirinya menginap sementara.

" Sudah tiga hari disini bang, kapal sudah tidak ada jadi mau tidak mau bertahan disini

sampai setelah lebaran nanti, tapi syukurnya nginep di sini gak bayar,

paling makan, kopi dan rokok, itu juga ngirit ngirit," kata Rosidin, Minggu (9/5/2021).

Tak hanya Rosidin, namun pihak keluarga yang ada di Jawa Tengah juga pasrah.

Melalui gadgetnya, Rosidin, selalu berkomunikasi dengan keluarga.

Perasaan cemas was was, pastinya menghantui Rosidin dan keluarga Rosidin.

Terlebih, status Rosidin perantau yang hidup sebatangkara.

Mereka meminta Rosidin, bersabar sambil menunggu akses mudik dibuka kembali.

" paling komunikasi via telepon atau wa, ya apa boleh buat selain bertahan disini,

keluarga juga minta saya bersabar sampai jalur mudik dibuka kembali," pungkasnya.

Gaji Telat Sehingga Telat Mudik

Rosidin, tahu dan paham jika terhitung tanggal 6 Mei 2021 pemerintah telah melarang mudik secara nasional.

Namun, keterbatasan ekonomi membuat Rosidin tak punya pilihan.

Gaji menjadi buruh harian ia terima, bertepatan dengan dimulainya larangan mudik.

" pengennya sih pulang sebelum tanggal 6, cuma gimana belum gajian waktu itu jadi apa boleh buat, " kata Rosidin.

Rosidin, datang ke Bangka Belitung, sepekan setelah puasa. Ia datang dengan harapan,

bisa menambah pundi pundi rupiah jelang Idul Fitri mendatang.

Namun, bak pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, Rosidin justru terancam tidak bisa pulang ke kampung halaman.

" Seminggu setelah puasa saya kesini, harapannya kemarin banyak kerjaan nanti

dua tiga hari baru pulang kampung lagi, ternyata sepi dan ada larangan mudik pula yang tidak disangka," katanya.

(Bangkapos.com / Anthoni Ramli)

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Kisah Rosidin Batal Mudik, Bertahan di Bangunan Ala Kadar Pelabuhan Pangkalbalam

Berita lain terkait mudik lebaran

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved