Sosok Tokoh
Masih Ingat Abraham Samad? Kini Muncul Lagi dan Bicara Nasib OTT Jika 75 Pegawai Disingkirkan
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mengaku setuju dengan penerapan hukuman mati.
Duga TWK Bertujuan Singkirkan 75 Pegawai KPK
Menurut dia, apabila memecat 75 orang tersebut, KPK akan kehilangan marwah dalam menjalankan tugasnya.
Ia kemudian mempertanyakan apakah KPK masih akan melakukan operasi tangkap tangan (OTT) setingkat menteri apabila 75 orang tersebut dipecat.
“Saya tidak bisa membayangkan kalau mereka semua ini disingkirkan, apakah masih ada OTT sekelas menteri, apakah masih ada OTT yang mencengangkan, apakah masih ada pemberantasan korupsi yang kita harapkan bila mereka semua tidak ada,” ucapnya.
Selain itu, Abraham mengatakan sejak awal, revisi UU KPK merupakan upaya untuk melemahkan lembaga yang pernah dipimpinnya.
Namun, Abraham mengatakan, setelah UU KPK direvisi, ternyata lembaga antirasuah itu masih dapat melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap pejabat negara setingkat menteri.
• KKB Papua Turunkan Tiga Kelompok Serang TNI-Polri di Ilaga, Warga Ikut Mengungsi, Begini Situasinya
Oleh karena itu, Abraham berpendapat, ada pihak yang memang ingin melumpuhkan KPK apabila terjadi pemecatan 75 pegawai melalui TWK.
“Sekarang mereka berpikir caranya melumpuhkan pemberantasan korupsi yaitu harus membungkam orang-orang yang selama ini tegak lurus di KPK. Siapa itu? Di antaranya yang 75 orang ini,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 75 pegawai KPK tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti-Korupsi KPK Giri Suprapdiono mendapatkan informasi informal terkait data pegawai KPK yang tidak lolos TWK.
Menurut dia, ada sembilan kepala satuan tugas (kasatgas) dinyatakan tak lolos tes wawasan kebangsaan sebagai alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN).
“Hampir semua kasatgas yang berasal dari KPK, tujuh kasatgas penyidikan dan dua kasatgas di penyelidikan juga bagian dari 75 itu tadi,” ujar Giri dalam diskusi virtual Polemik MNC Trijaya bertajuk "Dramaturgi KPK", Sabtu (8/5/2021).
Selain itu, Giri juga mengakui bahwa dirinya menjadi salah satu pegawai yang dinyatakan tidak lolos TWK.
Ia mengungkapkan beberapa pegawai lain yang diketahuinya secara nonformal, di antaranya penyidik Novel Baswedan, Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi Herry Muryanto, sejumlah eselon I dan eselon III, hingga pengurus inti Wadah Pegawai.