Gunung Sinabung
Gunung Sinabung Erupsi Ketiga Kalinya, Terbesar Dalam Sepekan, Muntah Awan Panas Tinggi 3.000 Meter
Dengan kembali meningkatnya aktivitas dari gunung api tertinggi di Sumatera Utara ini pihaknya kembali mengimbau masyarakat
Sejarah Letusan

dari Waktu ke Waktu
Gunung Sinabung telah meletus berkali-kali sejak zaman dahulu.
Meski begitu, tidak banyak diketahui dan tidak terdapat dalam catatan sejarah dan literatur terkait sejarah kegiatan gunung ini.
Melansir situs resmi vsi.esdm.go.id, sebelum tahun 1600, aktivititas terakhir yang ditimbulkan oleh gunung api ini berupa muntahan batuan piroklastik dan aliran lahar yang mengalir ke arah selatan.
Gunung dengan ketinggian 2.460 meter dari permukaan laut ini pada tahun 1912 mengalami aktivitas solfatara di puncak dan lereng atas.
Sementara pada tahun 2010, terjadi beberapa kali letusan yang di antaranya merupakan letusan freatik.
Sejarah letusan
Setelah peningkatan aktivitas vulkanik gunung ini dari waspada menjadi siaga pada 3 November 2013, disebutkan bahwa aktivitas vulkanik meningkat secara fluktuatif hingga 22 November 2013 dan meningkat secara siginifikan pada 23-24 November 2013.
Sebab itu, tingkat aktivitas gunung sinabung dinaikkan dari level III atau siaga menjadi level IV atau awas pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 WIB.
Namun, sejak 8 April 2014 pukul 17.00 WIB tingkat aktivitas Gunung Sinabung diturunkan dari level IV atau awas menjadi level III atau siaga.
Aktivitas gunung ini meningkat kembali secara visual dan instrumen, sehingga terhitung sejak 2 Juni 2015 Pukul 23.00 WIB dinaikkan dari level III atau siaga menjadi level IV atau awas.
Kemudian status aktivitas Gunungn Sinabung kembali diturunkan menjadi level III pada 20 Mei 2019 pukul 10.00
WIB.

2015
Pada 3 Januari 2015, sekitar pukul 08.30 WIB, Gunung Sinabung meletus dengan tinggi kolom mencapai 3 km, disertai awan panas sejauh 4 km ke arah selatan. Tercatat adanya 24 kali guguran awan panas dari puncak dan tinggi abu 500-3.000 meter.
Pada 2-3 April 2015, aktivitas gunung ini meningkat dan mengeluarkan awan panas. Guguran awan panas mengalir dalam radius 3,5-4 kilometer dari puncak.