Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KKB Papua

Kisah Perwira Polisi Penakluk Hati KKB 'Menyerang Tanpa Pasukan dan Menang Tanpa Merendahkan'

KKB yang kini dicap sebagai teroris menjadi perhatian publik. Diketahui terkait hal tersebut pasukan setan diturunkan ke Papua.

Editor: Glendi Manengal
HUMAS POLRES KEPULAUAN YAPEN
Salah satu anggota KKB saat menyerahkan senjata api rakitan kepada Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi, Senin (26/4/2021). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - KKB yang kini dicap sebagai teroris menjadi perhatian publik.

Diketahui terkait hal tersebut pasukan setan diturunkan ke Papua.

Tindakan tersebut memdapat perhatian, berbeda dengan kisah Kapolres Yapen AKBP Ferddyan Indra Fahmi.

Baca juga: Kecelakaan Maut, Pengendara Motor Tewas Mengenaskan Ditabrak Bus Sumber Selamat hingga Terlindas

Baca juga: SINOPSIS Ikatan Cinta Selasa 4 Mei 2021: Rafael Lihat Elsa, Nino Tahu Soal Hasil Tes DNA Reyna?

Baca juga: Nasib James Arthur Kojongian, Tak Gajian 3 Bulan, Mobil Mau Ditarik, Ruang Kerja Bakal Dikosongkan

Foto : KKB Papua dan TNI-Polri. (istimewa)

Informasi terbaru saat ini sebanyak 400 Pasukan Setan sudah mendarat di Papua.

Pasukan Setan ini ditugaskan menyerang markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atas perintah langsung Presiden Jokowi.

Setelah Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya, tewas dalam kontak senjara TNI-Polri dengan KKB beberapa waktu lalu.

Dibalik konflik yang dibuat KKB dengan pemerintah Indonesia, ada sejumlah peristiwa tak terduga di balik upaya pemerintah untuk menuntaskan masalah di Papua.

Sejak lama, kelompok separatis membuat kegaduhan di Papua.

Mereka menebar teror, melakukan penyerangan warga sipil, tentara, dan polisi.

Lalu banyak warga Papua yang menjadi anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Namun walau sempat menjadi musuh militer Indonesia, ada beberapa yang kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Alasannya pun beragam-ragam.

Seperti kisah berikut ini.

Dilansir dari palu.tribunnews.com pada Sabtu (1/5/2021), Kapolres Yapen AKBP Ferddyan Indra Fahmi sempat melakukan hal nekat.

Dia nekat masuk ke markas KKB tanpa senjata.

Tentu saja sikap AKBP Ferddyan Indra Fahmi itu berbahaya, karena dia bisa ditembak mati.

Tapi ternyata AKBP Ferddyan Indra Fahmi punya pikiran lain.

Dia mau menghentikan konflik tanpa senjata.

Siapa yang sangka kehadiran Kapolres Yapen itu berhasil menarik perhatian anggota KKB.

Jadi, tidak ada pertumpahan darah karena sikapnya itu.

Bahkan kini AKBP Ferddyan Indra Fahmi dikenal sebagai penakluk hati KKB di Yapen.

Ini karena AKBP Ferddyan Indra Fahmi menggunakan cara bicara dari hati ke hati.

Dan benar saja upaya yang dilakukannya itu.

Sikap AKBP Ferddyan Indra Fahmi itu lantas membuat salah satu pimpinan KKB Papua Noak Orarei bertobat dan menyatakan kembali setia kepada NKRI.

”Saya berupaya untuk menyerang tanpa pasukan dan menang tanpa merendahkan," cerita AKBP Ferddyan Indra Fahmi.

"Maka, yang dipilih bukan pendekatan hukum, tapi restorative justice."

Ada lagi strategi yang digunakan AKBP Ferddyan Indra Fahmi untuk membujuk para anggota KKB untuk 'pulang'.

Paling mudah, biasanya menggunakan anggota keluarga dari anggota KKB Papua.

Misalnya istri, anak, orangtua, atau saudaranya.

Ternyata AKBP Ferddyan Indra Fahmi menggunakan pintu masuk melalui istri dan kakak kandungnya.

Tapi itu tidak mudah karena beberapa alasan.

Tentu saja keluarga anggota KKB Papua sudah tahu bahwa anggota keluarganya berkhianat kepada NKRI.

Akibatnya jelas akan mendapat hukuman yang berat.

Oleh karenanya mereka akan menghindari.

Seperti yang dilakukan istri dari Noak Orarei yang sempat menghindari tim bentukan AKBP Ferddyan Indra Fahmi.

Walau susah, pelan-pelan mereka berhasil masuk ke lingkungan keluarga.

Caranya membantu kehidupan sehari-hari keluarga Noak Orarei.

Dari situlah istrinya mulai membuka hati kepada AKBP Ferddyan Indra Fahmi.

Foto : Noak Orarei, pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Wilayah Distrik Kosiwo, Kabupaten Kepulaun Yapen, Provinsi Papua, ketika mencium bendera merah putih, Rabu (17/3/2021). (Humas Polres Yapen)

Bahkan sempat curhat bahwa suaminya jarang pulang.

Tapi AKBP Ferddyan Indra Fahmi membalas bahwa jika Noak Orarei mau kembali, maka catatan kriminalnya akan dihapus.

Dan sekali lagi, tidak mudah mendapat kepercayaan mereka walau dengan iming-iming sebesar itu.

Sebab, Noak Orarei benar-benar ingin memastikan bhawa catatan kriminalnya dihapus jika mau kembali ke NKRI.

Itu syaratnya agar mau bertemu AKBP Ferddyan Indra Fahmi. Tentunya tanpa senjata.

Siapa sangka syarat itu dengan mudah dilakukan AKBP Ferddyan Indra Fahmi.

Pertemuan itu akhirnya berakhir bahagia dan disaksikan istri dan kakak Noak Orarei.

Dia juga menyerahkan diri dan menyerahkan senjata mereka di Kantor Polres Kepulauan Yapen.

Berita lainnya terkait KKB Papua

Artikel ini sudah tayang di Bangka Pos dengan judul: Risiko Ditembak Mati, Perwira Polisi Ini Malah Masuk ke Markas KKB Papua dan Lakukan Hal Tak Terduga, https://bangka.tribunnews.com/2021/05/02/risiko-ditembak-mati-perwira-polisi-ini-malah-masuk-ke-markas-kkb-papua-dan-lakukan-hal-tak-terduga.

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved