Partai Ummat
Ramai-ramai Ikut Amien Rais, 66,7 Persen Inisiator Partai Ummat Berasal dari PAN
Amien adalah pendiri Partai Ummat. Ia membangun partai tersebut usai terlibat konflik dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.
Ujung-ujungnya kalah oleh kepentingan jangka pendek bernama pemilu dan sebagian partai politik terpaksa tunduk dan menyerah pada realitas politik.
”Di mana sebuah kekuasaan bisa kuat jika semua bersatu dalam satu kamar kekuasaan. Padahal dalam teorinya, oposisi harus ada dalam demokrasi,” kata Mustofa saat dihubungi Tribunnews, Minggu (2/5).
”Tapi lihat saja, sedikit demi sedikit partai politik pada menyerah. Hanya sedikit yang bertahan. Selalu begitu. Godaan demi godaan, rayuan demi rayuan datang, menyebabkan partai politik lumpuh. Lihat, saat ini seolah, tak ada partai politik penyeimbang pemerintah,” imbuhnya.
Kedua, Mustofa melihat Amien Rais merupakan ikon perlawanan. Sebagai anak muda dia mengaku malu melihat tokoh-tokoh senior Muhammadiyah, misalnya Din Syamsuddin, Amien Rais, Anwar Abbas, Muhyidin Djunaidi dan lainnya tetap lantang menyuarakan kebenaran melawan kezaliman.
”Eksistensi mereka membuat saya tidak bisa begitu-begitu saja. Ada semacam frekuensi yang sama di antara mereka dengan saya, dalam epicentrum perjuangannya. Melawan ketakadilan, melawan kezaliman, dan bermimpi negeri ini adil makmur baldatun thayyibatun warabbun ghafuur," ucapnya.
Ketiga, Mustofa mengatakan Partai Ummat adalah partai ideal. Maka dari itu, dia langsung setuju gabung ketika Amien Rais menelepon dirinya.
"Apalagi kami sama-sama aktif di Muhammadiyah, Pak Amien pernah Ketua Umum PP Muhammadiyah, dan saya sampai saat ini juga masih aktif di dalamnya. Jadi, insyaallah, ini ijtihad politik saya yang tepat," ujarnya.
Keempat, tradisi hijrah politik. Bagi Mustofa, hijrah politik itu wajar selama tempat lama tidak bisa dipakai untuk sarana berjuang, maka harus mencari tempat baru. Tapi tetap ada rambu-rambunya.
Selain itu, baginya ingin hijrah ke manapun, maka tempat berkhidmat itu harus dekat dengan basis Islam, terutama Muhammadiyah.
Pasalnya selama ini, warga Muhammadiyah butuh saluran politik lima tahunan.
”Meski Muhammadiyah menjaga kedekatan yang sama dengan semua parpol, namun, sangat penting memiliki saluran politik yang satu frekuensi. Satu visi. Pak Amien, sedang menjalakan amanah ini," ujarnya.
Adapun Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi sebelumnya mengatakan pihaknya tidak merasa terganggu dengan kehadiran Partai Ummat.
Sebab, menurutnya PAN dan Partai Ummat memiliki perbedaan. Satu di antaranya terkait ideologi politik partai masing-masing.
”PAN tidak terganggu dan tidak risau atas berdirinya Partai Ummat. Mengapa? PAN berideologi nasionalis religius, sedangkan Partai Ummat berideologi Islam. Perbedaan ideologi politik partai akan menyebabkan keperbedaan basis sosial di masyarakat. Basis konstituen tentu berbeda," ucapnya.
Viva meyakini kader dan pengurus PAN dari pusat sampai daerah tetap solid, kompak, berkomitmen, dan militan sebagai pejuang partai. Menurutnya, tidak ada anggota legislatif dan eksekutif PAN yang menyatakan keluar dari PAN.