Nama Irian Barat Berubah Jadi Irian Jaya Hingga Papua, Ternyata Kisahnya Berawal Obrolan di Toilet
Salah satu negara yang berperan penting dalam memberi dukungan Irian Barat ke pangkauan RI adalah Papua Nugini
Tapi karena tampaknya kebanyakan minum bir dan mulai agak mabuk, Menteri Penerangan Papua kemudian mengajak Boediardjo masuk kamar kecil untuk kencing sambil terus mengobrol.
Sambil kencing Menteri Penerangan Papua Nugini itu tiba-tiba berkata kepada Boediardjo, "Mengapa dinamai Irian Barat.
Apakah nanti juga ada Irian Timur?’’
Maksud politis Menteri Penerangan Papua Nugini itu adalah jika Indonesia memiliki Irian Barat, jangan-jangan nanti juga menginginkan Irian Timur yang dalam kaitan penamaan itu yang dimaksud adalah Papua Nugini sendiri.
• Sejarah Pembebasan Irian Barat, Pidato Trikora & Ambisi Presiden Soekarno Kuasai Papua dari Belanda
Menteri Boediardjo yang merasa disindir sekaligus memahami kekhawatiran Menteri Penerangan Papua Nugini itu kemudian menjamin bahwa Papua Nugini akan aman-aman saja.
Keesokan harinya Boediardjo langsung bertindak cepat dengan menemui Presiden Soeharto dan menyampaikan kekhawatiran Papua Nugini terkait penamaan Irian Barat.
Pak Harto yang kemudian tanggap lalu mengganti nama Irian Barat menjadi Irian Jaya.
Tapi sesungguhnya warga Papua ternyata tidak menyukai nama Irian Jaya.
Maka setelah Pak Harto lengser oleh Presiden Gusdur nama Irian Jaya kemudian diganti dengan nama Papua.
• Cara Gusdur Tangani OPM, Ubah Irian Jaya Jadi Papua hingga Biarkan Bendera Bintang Kejora Berkibar
Arti Nama Papua
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan sebagian besar artikel ilmiah menuliskan kata Papua berasal dari bahasa Melayu Lama sebagai 'papuwah', yang berarti ‘rambut keriting’.
"Dalam catatan pelaut Portugis dan Spanyol abad 16, kata ‘Papua’ merupakan sebutan untuk penduduk yang mendiami wilayah Kepulauan Raja Ampat dan bagian pesisir Kepala Burung," kata Hari Suroto kepada Tempo, Kamis 29 Oktober 2020.
Istilahnya ‘sup-i-papwah’ yang berasal dari bahasa Biak. Artinya, ‘tanah di bawah matahari terbenam’.

Saat itu, penduduk Pulau Biak dapat melihat sebuah pulau besar yang terletak di sebelah barat, pulau di bawah matahari terbenam.