KISAH Tentara Indonesia Merebut Irian Barat, Sampai Rebus Sepatu untuk Dimakan, Kekurangan Logistik
Tri Komando Rakyat (Trikora) yang dikumandangkan oleh Bung Karno di alun-alun utara Yogyakarta pada 19 Desember 1961 begitu mengebu-gebu.
Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
Salah satu operasi militernya ialah menerjunkan prajurit Lintas Udara (linud) di rimba-rimba perawan Irian Barat untuk melaksanakan perang gerilya melawan Belanda.
• Sosok Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, Sebut KKB Papua Saudara Padahal Sudah Ditetapkan Sebagai Teroris
Operasi Banteng II ialah salah satu operasi linud yang dilakukan oleh Indonesia.
Operasi ini menerjunkan satu tim gabungan PGT dan RPKAD (23 RPKAD, 9 PGT, dan satu perwira Zeni) di bawah pimpinan Letda Heru Sisnodo dan Letda Zipur Moertedjo.
Tugasnya ialah menghancurkan instalasi radar Belanda di Kaimana.
Namun setelah diterjunkan pasukan tercerai berai dan kesulitan berkumpul.
Keadaan semakin runyam karena pihak patroli Belanda juga memburu para infiltran Indonesia ini.
Salah satu prajurit Indonesia, KU II Godipun tersangkut di pohon tinggi setelah diterjunkan dari pesawat.
Namun sial baginya, ia ketemu patroli Belanda, ia ditembaki dan mengenai pundaknya. Sakit sekali rasanya.
"Saya betul-betul disiram," kenang Godipun seperti dikutip dari 52 Tahun Infiltrasi PGT di Irian Barat.
Singkat cerita Godipun tertangkap pihak Belanda.
Ia kemudian dipenjara di Biak dan bertemu rekannya saat penerjunan, Sarjono yang ia turunkan dengan tali saat tersangkut di pohon.
Kenangan pahitnya bersama Sarjono adalah, ketika temannya ini memutuskan merebus sepatu karena sangat kelaparan.
Hal ini lantaran saat diterjunkan logistik hilang entah kemana dan mau survival tak ada yang bisa dimakan di hutan.
Semua pasukan Indonesia yang tertangkap dibebaskan Belanda setelah adanya persetujuan New York pada 15 Agustus 1962 dan adanya gencatan senjata.
• TRIK Soeharto Taklukkan 14 Ribu Pasukan KKB Papua Kembali ke NKRI, Ternyata Pakai Cara Seperti ini
Latar Belakang Operasi Trikora