Enam Pastor Rayakan 25 Tahun Imamat, Tetap Setia Mengangkat 'Piala Keselamatan'
Imamat adalah suatu anugerah dan misteri; hanya Tuhanlah yang tahu tentang siapa orang-orang yang dipilih dan diutus-Nya menjadi imam.
Penulis: maximus conterius | Editor: maximus conterius
“Demikian setiap kali seorang imam merayakan Ekaristi di altar Tuhan ia mengungkapkan siapa dirinya sebagai imam yang tertahbis dan yang diberi kuasa untuk mengubah roti menjadi Tubuh Kristus dan anggur menjadi Darah Kristus," katanya.
Pastor Yantje mengatakan, Pastor Dammy juga menghantar umat untuk bersatu dengan Tuhan yang diterimanya dalam komuni kudus.
Di altar, Pastor Dammy ikut serta dalam pengorbanan dan pemberian diri Kristus untuk keselamatan manusia.
"Di altar inilah ia mengangkat piala keselamatan dan akan menyerukan nama Tuhan (Maz 116:13). Dari altar inilah ia mewartakan Sabda Tuhan dan diutus ke mana pun untuk mewartakan Kabar Sukacita Injil melalui setiap pelayanan yang dipercayakan kepadanya," ujarnya.
Altar Tuhan adalah pusat dan point of reference atau titik rujukan Pastor Dammy, dari mana ia mulai dan ke mana ia akan selalu kembali.
Ia mengatakan, perayaan syukur hari ini jatuh pada hari Minggu IV Masa Paskah, yang juga disebut Hari Minggu Gembala yang Baik, bercermin dari bacaan Injil tentang gembala yang baik.
Hari ini dirayakan juga sebagai Hari Minggu Panggilan ke-58, dengan fokus khusus untuk mendoakan panggilan untuk hidup imamat dan hidup membiara.
"Bacaan Injil menghantar kita untuk merenungkan tentang sosok Yesus sebagai Gembala Yang Baik dipertentangkan dengan seorang upahan yang menjaga kawanan domba,” kata Pastor Yantje.
“Sosok Gembala yang baik adalah dia yang “mengenal domba-domba dan memberikan nyawanya bagi domba-dombanya,” sedangkan seorang upahan “takut dan lari melihat serigala datang karena ia tidak punya rasa memiliki," ujarnya.
Ia mengatakan dalam sosok Yesus sebagai Gembala Baik kita menemukan keutamaan-keutamaan seorang tertahbis seperti: cinta, kepedulian, komitmen, pengorbanan seutuhnya.
Sejatinya hidup imamatnya adalah suatu pemberian diri sepenuhnya bagi Tuhan dan Gereja dalam tugas apa pun yang dipercayakan kepadanya.
"Pastor Dammy telah menjalankan banyak tugas perutusan dan pelayanan, bahkan diberi kepercayaan untuk memperdalam ilmu keislaman di Roma, yang didahului dan diselingi dengan belajar bahasa Arab di Mesir,” ujar dia.
“Di sana saya semakin mengenal dan menjadi dekat dengan Pastor Dammy. Kami, bersama dengan rekan-rekan imam lain, dari waktu ke waktu berkumpul, menelusuri lorong-lorong kota Roma dan cari makan nasi di restoran Cina," kenangnya.
Ia mengatakan sesudah menyelesaikan studi di Roma, Pastor Dammy kembali ke Manado dan menjalankan pelbagai tugas yang dipercayakan kepadanya, baik di paroki maupun dalam tugas-tugas khusus lain di keuskupan.
Di sinilah Pastor Dammy telah menunjukkan pemberian dirinya yang utuh sebagai seorang gembala yang baik bagi Tuhan, Gereja, umat dan masyarakat lebih luas.