Kisah Unik dan Tragis Beato Juan Alonso MSC, Imam Misionaris yang Pernah Berkarya di Tanah Minahasa
Berkarya sejak 1963, Pastor Juan Alonso berkarya di Minahasa Utara, Minahasa, dan Minahasa Tenggara, serta menyantap daging tikus hutan dan paniki.
Penulis: maximus conterius | Editor: maximus conterius
Ia pernah menjalankan misi pelayanan di Paroki St Petrus Langowan, Minahasa.
Tercatat ia membaptis 72 orang di paroki ini.
Pastor Juan Alonso juga menjalankan tugas di Paroki Hati Kudus Yesus Sonder, Minahasa.
Ia juga pernah bertugas di Paroki St Lukas Ratahan, Minahasa Tenggara, dan mengunjungi Stasi Santa Maria Belang dan St Fransiskus Xaverius Watuliney.
Jejak sang misionaris juga ada di Paroki St Antonius Padua Tataaran, Minahasa, dan Paroki St Yohanes Penginjil Laikit, Minahasa Utara.
Sosok Pastor Juan Alonso juga membekas dalam ingatan Uskup Emeritus Josephus Theodorus Suwatan MSC.
Seperti dikutip dari hidupkatolik.com, Uskup Suwatan mengenal Pastor Juan ketika di Manila, Filipina.
Mereka berangkat bersama-sama dengan pesawat ke Jakarta pada bulan Juni 1963.
Mgr Suwatan kemudian melanjutkan perjalanan ke Manado.
Ia akan ke Seminari Pineleng untuk melanjutkan pendidikan sebagai calon imam.
Suwatan baru saja menyelesaikan tahun pertama filsafat di Angeles City, Filipina.
Semangat Santo Paulus
Dalam misa syukur beatifikasi Pastor Juan Alonso di Biara Paal 3, Pastor Yantje Mangkey MSC menyampaikan khotbah yang banyak berisi kesaksian sang misionaris.
“Saya sama sekali tidak ingin mereka membunuh saya, tetapi juga saya tidak punya maksud apa pun untuk meninggalkan umat ini karena takut. Sekali lagi saya mengingat kata-kata St Paulus: ‘Siapakah yang dapat memisahkan dari kasih Kristus’ (Roma 8:35),” ujar Pastor Juan Alonso yang diucapkan Pastor Yantje.
“Itu kata-kata rasul Paulus yang menginspirasi Pastor Juan Alonso,” ujar Pastor Yantje.