Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kehidupan Awak Kapal Selam, Berbulan-bulan Dalam Laut dan di Ruangan Sempit, Tes Masuknya Tak Mudah

Sangat sulit bagi prajurit TNI AL bisa menjadi anggotanya, atau yang disebut "hiu" julukan bagi anggota korps

Editor: Finneke Wolajan
shutterstock.com)
Ilustrasi kapal selam 

TRIBUNMANADO.CO.ID - KRI Nanggala-402 telah dinyatakan tenggelam dan berstatus On Eternal Patrol atau berpatroli selamanya.

Sehingga kapal selam TNI AL yang sempat dilaporkan hilang kontak itu dinyatakan tenggelam setelah 72 jam pencarian.

KSAL Laksamana Yudo Margono menyampaikan itu setelah penemuan beberapa bukti bahwa KRI Nanggala-402 sudah masuk isyarat Subsunk.

KSAL Laksamana Yudo Margono menyampaikan duka sedalam-dalamnya atas gugurnya 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402.

Menurutnya TNI AL telah kehilangan perwira-perwira terbaik bangsa yang punya potensi besar di masa depan.


KRI Nanggala-402 (Antara Foto)

Ucapan KSAL Yudo Margono beralasan.

Sebab untuk menjadi awak kapal selam dibutuhkan kualifikasi yang benar-benar baik.

Sebab, kehidupan di dalam kapal selam sama sekali jauh dari kata normal.

Di mana para pelaut harus memiliki pengetahuan teknis yang tepat serta tekad untuk menghabiskan waktu berbulan-bulan di bawah air.

Agar memenuhi syarat untuk menjadi awak kapal selam, pelamar harus lulus serangkaian tes yang melelahkan, evaluasi psikologis, dan kursus intensif.

Tentu saja, bahkan setelah memenuhi syarat, melayani di atas kapal selam bukanlah seperti berjalan-jalan di taman.

Setelah kapal benar-benar tenggelam, maka kehidupan berlangsung dalam jadwal 18 jam.

Jadwal ini dibagi menjadi tiga segmen enam jam untuk tidur, berjaga-jaga, dan menghabiskan waktu luang.

Dilansir dari businessinsider.com pada Minggu (25/4/2021), waktu para pelaut berada di kapal selam berbeda-beda. Tergantung kondisi masing-masing kapal.

Di Amerika Serikat (AS), mereka memiliki 72 kapal selam di armadanya, termasuk kapal selam serang dan kapal selam rudal balistik.


KRI Nanggala-402

Biasanya pelaut di tempatkan ditempatkan selama 90 hari di mesin perang ini.

Untuk pelaut Indonesia, mungkin kurang dari 90 hari.

Menurut seorang pelaut, kurangnya cahaya alami membuat waktu menjadi sulit di dalam kapal selam.

Dan tidak semua kapal selam dilengkapi dengan tempat tidur yang cukup.

Terkadang, ranjang susun ditempatkan di ruang torpedo.

Ruang torpedo memang satu-satunya tempat di mana awak dapat secara bergiliran bisa beristirahat dan makan, bersenang-senang, dan menyimpan beberapa barang pribadi yang dapat dibawa oleh setiap anggota.

Namun ruangan ini juga memiliki fungsi yang sangat teknis, yaitu menampung torpedo dan 4 tabung peluncuran.

Soal makanan, tentu makanan yang disiapkan adalah dari berbagai jenis makanan yang tidak mudah rusak.

Salah satu tempat penting di kapal selam adalah area navigasi kapal selam.

Navigasi dilakukan sepenuhnya secara elektronik. Layar VMS membantu memastikan bahwa kapal selam berada tepat di tempatnya.


KRI Nanggala-402 (Kompas.com)

Terakhir soal tempat senjata kapal selam.

Persenjataan kapal selam dapat bervariasi dari torpedo hingga Rudal Balistik Trident tergantung pada jenis kapal selam.

Yang jelas menjadi awak kapal selam itu bukan pekerjaan mudah.

Mereka bahkan memainkan perang penting dalam kekuatan Angkatan Laut setiap negara dan sulit dihindari.

Korps Hiu Kencana

Korps Hiu Kencana adalah nama korps satuan kapal selam.

Sangat sulit bagi prajurit TNI AL bisa menjadi anggotanya, atau yang disebut "hiu" julukan bagi anggota korps.

Mental mereka harus benar-benar kuat.

Pasalnya, mereka harus berada di dalam kapal selam berhari-hari, atau berada di dalam ruang tertutup berukuran kecil.

Tekanan juga ditambah dengan tugas harus berhasil diiringi risiko tinggi yang menyertainya.

Itulah sebanya Korps Hiu Kencana termasuk pasukan khusus, dan para prajurit TNI AL baru bisa mendaftar di korps ini setelah dua tahun berdinas di TNI AL.

Setelah mereka mendaftar, mereka akan dihadapkan dengan tes masuk Korps Hiu Kencana.

Mereka harus kuat hidup di dalam air, dan sabar menghadapi kejenuhan serta ruang tertutup.

Selain itu kru kapal selam harus tenang menghadapi tekanan.

Serta tidak lupa, hubungan sosial juga harus dijaga karena berinteraksi dengan orang yang sama dalam waktu lama di ruang sempit.

Trending Topic Twitter

Sampai pada Minggu (25/4/2021) pukul 13.30, tagar "On Eternal Patrol" bertengger di trending topic Twitter dengan 2.503 twit.

Disusul kata kunci #PrayforKRINaggala-402 dengan 25,4 ribu twit.

Pengumuman status oleh TNI AL ini tentu saja menjadi duka mendalam bagi masyarakat Indonesia.

Sebagai bentuk belasungkawa dan rasa hormat, warganet menggaungan istliah "On Eternal Patrol" atau dapat diartikan sebagai tugas selamanya (tidak kembali lagi).

Berasal dari Perang Dunia II

Melansir wearethemighty.com, penggunaan istilah ini berasal dari Perang Dunia II, saat maraknya kapal selam yang karam. Baik akibat perang maupun kecelakaan.

Kapal selam itu berpatroli, meninggalkan pelabuhan dan tak pernah kembali. Ia disebut melakukan patroli abadi.

Sejak akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat (AS) kehilangan empat kapal selam, yaitu USS Thresher (SSN 593), USS Scorpion (SSN 589), USS Cochino (SS 345) dan USS Stickleback (SS 415).

Tak hanya AS, kapal selam Rusia bernama Kursk pun karam dan menelan korban terbanyak sepanjang sejarah. Uni Soviet kehilangan 5 kapal selam.

Dari semua kapal selam yang hilang itu, butuh waktu yang tak singkat untuk menemukan kapal.

Kapal selam berpeluru kendali kelas "Twin Cylinder" Whiskey yang tenggelam pada 1961 membutuhkan waktu lebih dari tujuh tahun untuk ditemukan.

Adapun kapal USS Grayback baru berhasil ditemukan setelah ada di dasar laut selama 75 tahun.

Waktu yang terlampau lama, harapan yang masih tersisa, serta rasa hormat kepada awak kapal dihimpun menjadi satu frasa, On Eternal Patrol.

Sublook, Submiss, dan subsunk

Dalam operasi pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 muncul istilah sublook, submiss, dan subsunk.

Melansir Kompas.com, Jumat (24/4/2021), Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono menjelaskan angkatan laut memiliki prosedur terencana untuk memeriksa dan memulai pencarian jika sebuah kapal selam berhenti melapor.

1. Sublook

Sublook merupakan istilah pencarian kapal selam. Ketika kapal selam berhenti melaporkan kondisi saat menyelam, maka diduga mengalami permasalahan.

KRI Nanggala-402 dinyatakan sublook pada Rabu (21/4/2021) pukul 05.15 WITA.

"Jam 05.15 kita mengadakan prosedur sublook yakni aksi yang dilaksakan jika kapal selam hilang kontak dan diduga mengalami permasalahan. Ini sudah sesuai prosedur," kata Yudo, Kamis (22/4/2021).

2. Submiss

Setelah tiga jam pencarian dan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan kapal selam, maka prosedur berganti menjadi submiss.

Submiss adalah status kapal selam hilang setelah tiga jam pencarian awal tak membuahkan hasil.

"Sehingga seluruh unsur yang melaksanakan pengamanan di luar untuk melaksanakan pencarian dan latihan kita tunda," lanjut Yudo.

3. Subsunk

Prosedur selanjutnya, setelah dinyatakan hilang dan tidak ditemukan dalam jangka waktu tertentu maka statusnya dinyatakan subsunk.

Subsunk adalah status kapal selam dinyatakan tenggelam.

Penetapan status subsunk hanya bisa diumumkan setelah ada bukti otentik bahwa KRI Nanggala-402 tenggelam.

Misalnya seperti batas waktu kapasitas oksigen dalam kapal dalam kondisi blackout. Diperkirakan, oksigen di dalam KRI Nanggala-402 akan habis pada Sabtu pukul 03.00 WITA.

Kemudian, status subsunk diperkuat dengan berbagai bukti yang ditemukan, seperti serpihan kapal, pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan botol oranye pelumas periskop kapal selam.(intisari/kompas.com)

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Barpatroli Selamanya, Ini Kehidupan yang Dijalani Awak Kapal Selam, Siap Berbulan-bulan di Bawah Air

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved