KRI Nanggala Tenggelam
Cerita Aura Aulia Tentang Ayahnya Letda Munawir, Tugas di KRI Cakra Tapi Diminta ke KRI Nanggala
Seorang Siswi kelas XII SMA Aura Aulia bercerita tentang ayahnya. Nama ayahnya adalah Letda Munawir.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang Siswi kelas XII SMA Aura Aulia bercerita tentang ayahnya.
Nama ayahnya adalah Letda Munawir.
Letda Munawir bertugas di kapal selam KRI Cakra.
Yang kemudian diminta ke KRI Nanggala.
Letda Munawir diketahui menjadi salah satu awak kapal yang ikut berlayar dengan kapal selam KRI Nanggala-402.
Seperti diberitakan sebelumnya, KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak di Perairan Utara Bali, Rabu (21/4/2021) lalu.
Putri Sulung Letda Munawir, Aura Aulia mengaku masih berat menerima kenyataan bahwa sang ayah berada di kapal tersebut.
Siswi kelas XII SMA itu menceritakan, sang ayah pamit dari rumah untuk bertugas di KRI Nanggala pada Senin (19/4/2021) pagi, pukul 06.30 WIB.
Letda Munawir sebenarnya bertugas di kapal selam KRI Cakra.
"Katanya Nanggala kekurangan awak kapal, akhirnya papa ditugaskan ke Selat Bali," ungkap Aura saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (24/4/2021).
Aura menyebut, tugas tersebut sudah direncanakan sejak pekan lalu.
Letda Munawir diketahui tinggal di Surabaya bersama istri dan kedua anaknya.
Aura, putri sulungnya, mendengar kabar KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu malam.
"Waktu kapal hilang kontak hari Rabu jam 03.00 pagi, saya baru mendengar berita jam 18.30 WIB," ungkapnya.
Kepada keluarga, Letda Munawir menyebut akan pulang pada Sabtu.
"Masih berat buat terima kenyataan kalau papa ada di kapal itu," ungkap Aura seperti dikutip dari Tribunnews.com Putri Awak Kapal Selam KRI Nanggala-402: Masih Berat Terima Kenyataan Kalau Papa Ada di Kapal Itu.
Suasana berat penuh pengharapan akan keselamatan Letda Munawir masih menyelimuti keluarga.
"Saat ini di sini saya cuma sama keluarga inti, dan papa masih belum ditemukan."
"Harapannya semoga KRI Nanggala segera ditemukan dalam keadaan utuh beserta awak kapal yang sehat untuk kembali ke keluarganya masing masing."
"Dan semoga rakyat Indonesia tetap senantiasa mendoakan KRI Nanggala," ungkap Aura.
Kapal Selam Nanggala-402 Didesain untuk Operasi Senyap
Mantan Komandan Korps Marinir, Letjend Mar TNI (Purn) Nono Sampono, menyebut kapal selam Nanggala-402 didesain untuk operasi senyap.
Desain tersebut, lanjut Nono, menjadikan kapal selam sulit dideteksi keberadaannya.
"Dalam keadaan dia aktif saja, kan sulit dideteksi, apalagi dalam keadaan bermasalah," ungkap Nono dalam program Kompas Petang, Jumat (23/4/2021).
Nono menyebut, pencarian hilangnya kapal selam tidak bisa disamakan dengan pesawat terbang yang memiliki kotak hitam di dalamnya.
Sulit terdeteksinya kapal selam, menjadi kehebatan sekaligus kekurangan.
"Sejarah di masa lalu, satu kapal selam Rusia bergerak ke arah Kuba, satu gugus armada Amerika pusing mencari tidak ketemu."
"Ini satu pengalaman betapa hebatnya, sekaligus kelemahannya kapal selam, karena sulit dideteksi walaupun dalam keadaan aktif sekalipun," imbuhnya.
Lebih lanjut Nono menyebut perkiraan kapal selam Nanggala-402 berada di lokasi yang sulit.
"Kita tahu di utara Bali, kurang lebih 60 mile bukan hal yang mudah, ada palung di situ, kedalaman di atas 600-700 meter, ini persoalan sendiri," ungkapnya.
Sementara itu, Nono menyebut upaya pencarian kapal selam Nanggala-402 sudah maksimal.
"Teknis pencarian yang sudah dilakukan jajaran TNI, khususnya TNI AL dan dibantu stakeholder, saya kira ini sudah upaya maksimal, kita berharap ini bisa mencapai hasilnya," sebutnya.
Nono juga meminta agar tim pencari tetap memperhatikan keselamatan diri.
"Karena ada kalanya upaya pencarian bisa berakibat pada yang mencari," ungkapnya.
Nono menyebut, kejadian hilangnya kapal selam tak hanya terjadi di Indonesia kali ini saja.
"Kejadian seperti ini juga terjadi di beberapa negara, bukan hanya di Indonesia. Negara seperti Amerika, Rusia, Argentina, Perancis, pernah mengalami hal serupa, pengalaman mereka bisa kita gunakan mengenai teknis pencariannya," ungkap Nono.
"Saya percaya Panglima TNI, Kepala Staf AL, dan jajarannya akan melakukan cara yang maksimal," pungkas Nono.
Diketahui sebelumnya, kapal selam Nanggala-402 menyelam pada Rabu (21/4/2021) dini hari di perairan utara Bali.
Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono beberapa waktu lalu mengatakan, oksigen di dalam kapal selam tersebut hanya tersedia sampai hari Sabtu (24/4/2021) pukul 03.00 WIB.
"Kemampuan oksigen KRI jika dalam kondisi yang diperkirakan black out seperti sekarang ini, mampu 72 jam. Jadi sekitar 3 hari. Artinya kalau kemarin hilang kontak jam 3, nanti bisa sampai Sabtu jam 3, sehingga 72 jam," kata Laksamana Yudo dalam jumpa pers di Lanud Gusti Ngurah Rai Bali, Kamis (22/4/2021) lalu.
Namun demikian, upaya pencarian masih terus dilakukan.
Menurut data yang berhasil dihimpun, tim pencarian dan penyelamatan (SAR) kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak saat latihan di Perairan Bali sejak Rabu (21/4/2021) berkonsentrasi pada sembilan titik pencarian.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Achmad Riad mengatakan sembilan titik tersebut termasuk titik lokasi tumpahan minyak dan titik ditemukannya daya magnet yang kuat.
Jarak antara satu titik dengan titik lainnya, kata Riad, sekira 10 nautical mile.
Lokasi titik-titik tersebut, kata dia, berjarak sekitar 23 nautical mile atau 40 km dari Celukan Bawang.
"Sesuai dengan data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik termasuk ada yang tumpahan maupun ada yang daya magnetnya sangat kuat."
"Jadi ada sembilan titik tersebar, jaraknya 23 nautical mile dari sini dan tersebar kurang lebih mungkin sekitar nautical mile luasannya. Itulah sedemikian banyak sehingga sekarang sudah ada pembagian," kata Riad saat konferensi pers pada Jumat (23/4/2021) seperti dikutip dari Tribunnews.com Kapal Selam Nanggala-402 Didesain untuk Operasi Senyap, Dalam Keadaan Aktif Sulit Dideteksi.
Saat ini, kata Riad, baik dari unsur TNI maupun unsur instansi lainnya sudah mendapatkan pembagian sektor pencarian.
Namun demikian ia mengatakan sampai saat ini tim belum berhasil menemukan lokasi keberadaan kapal selam KRI Nanggala 402.
"Jadi sementara memang sampai dengan saat ini memang belum bisa ditemukan secara pasti tetapi beberapa titik ini, mudah-mudahan dengan beberapa peralatan yang ada bisa segera ditemukan atau dijejaki bahwa itu adalah posisi dari KRI Nanggala 402," kata Riad. (Tribunnews.com/Gilang Putranto/Malvyandie Haryadi)
Nama-nama penumpang dan awak kapal selam Nanggala 402
Inilah nama-nama penumpang dan awak kapal selam Nanggala 402.
Jumlahnya ada 53 orang. Berikut nama lengkap pangkat mereka.
Info terbaru KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali telah dinyatakan tenggelam oleh pihak TNI.
Disampaikan oleh Panglima TNI Hadi Tjahjanto isyarat subsunk (tenggelam) untuk KRI Nanggala-402 dinyatakan setelah melakukan pencarian selama 72 jam.
"Pagi dini hari tadi merupakan batas akhir live support berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam. Unsur-unsur TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala," ujar Hadi dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).
Kapal-kapal milik TNI Angkatan Laut menjelajahi perairan Bali pada Jumat (23/4/2021), berpacu dengan waktu untuk menemukan KRI Nanggala-402 yang hilang dua hari lalu.
Kapal itu hanya memiliki persediaan oksigen kurang dari satu hari bagi 53 awaknya.
KRI Nanggala-402 hilang setelah penyelaman terakhir yang dilaporkan pada Rabu (21/4/2021) di perairan Bali.
Kekhawatiran memuncak bahwa kapal selam itu mungkin tenggelam terlalu dalam untuk dapat dijangkau atau dievakuasi.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut mengatakan kapal selam itu diperkirakan kehabisan oksigen sekitar pukul 03.00 waktu setempat pada Sabtu (24/4/2021).
"Kami akan memaksimalkan upaya hari ini, hingga batas waktu besok pukul 03.00," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen Achmad Riad kepada wartawan.
Belum ada tanda-tanda kehidupan kapal selam tersebut, tapi Achmad menolak untuk berspekulasi mengenai nasibnya.
Berikut daftar 53 nama penumpang & awak kapal selam Nanggala-402 yang hilang di Bali
1. Letkol Laut (P) Heri Oktavian
2. Mayor Laut (P) Eko Firmanto
3. Mayor Laut (T) Wisnu Subiyantoro.
4. Kapten Laut (E) Yohanes Heri
5. Kapten Laut (P) I Gede Kartika
6. Lettu Laut (P) Muhadi
7. Lettu Laut (P) Ady Sonata
8. Lettu Laut (P) Imam Adi
9. Lettu Laut (T) Anang Sutriatno
10. Letda Laut (E) Adhi Laksmono
11. Letda Laut (P) Munawir
12. Letda Laut (T) Rhesa Tri
13. Letda Laut (T) Rintoni
14. Letda Laut (P) M Susanto
15. Serka Bah Ruswanto
16. Sertu Bah Yoto Eki Setiawan
17. Sertu Ttu Ardi Ardiansyah
18. Sertu Kom Achmad Faisal
19. Sertu Kom Willy Ridwan Santoso
20. Sertu Eko M Rusdiyansyah
21. Sertu Eki Ryan Yogie Pratama
22. Sertu Mes Dedi Hari Susilo
23. Serda Bah Bambang Priyanto
24. Serda Kom Purwanto
25. Serda Kom Eko Prasetiyo
26. Serda Ttu Harmanto
27. Serda Ttu Lutfi Anang
28. Serda Atf Dwi Nugroho
29. Serda Ede Pandu Yudha Kusuma
30. Serda Eta Misnari
31. Serda Saa Setyo Wawan
32. Serda Lis Hendro Purwoto
33. Serda Mes Guntur Ari Prasetyo
34. Serda Lis Diyut Subandriyo
35. Serda Lis Wawan Hermanto
36. Serda Lis Syahwi Mapala
37. Serda Lis Wahyu Adiyas
38. Serda Lis Edi Wibowo
39. Kopda Eta Kharisma D.B
40. Kopda Tlg Nugroho Putranto
41. Kopda Mes Khoirul Faizin
42. Kopda Trb Maryono
43. Klk Eta Roni Effendi
44. KLK Eta Distriyan Andy P
45. KLS Isy Raditaka Margiansyah
46. KLS Isy Gunadi Fajar R
47. KLS Nav Denny Richi Sambudi
48. KLS Mes Muh Faqihudin Munir
49. KLS Nav Edy Siswanto
50. Kolonel Laut (P) Harry Setyawan (Non ABK)
51. Letkol Laut (E) Irfan Suri (Non ABK)
52. Mayor Laut (E) Whilly (Non ABK)
53. Suheri –PNS (Non ABK)
Keretakan besar
Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan terjadi keretakan besar pada kapal selam KRI Nanggala-402 hingga membuat tenggelam ke kedalaman 850 meter.
Keretakan tersebut berpotensi membuat air masuk ke dalam badan kapal selam.
Mengingat semakin dalam laut, semakin kuat pula tekanannya.
"Keretakan air masuk kemungkinan ada (penyebabnya) tapi ada kemungkinan juga ada bagian kabin yang air tidak bisa masuk, karena dalam kapal selam kan ada sekatnya, kalau itu ditutup air tidak bisa masuk. Itu juga ada kemungkinan seperti itu," kata Yudo dalam konferensi persnya, Sabtu (24/4/2021).
Namun Yudo mengaku masih ada kemungkinan air yang masuk tidak sampai ke bagian kabin.
Sebab bagian dalam kapal selam terdiri dari kompartemen yang disekat atau ditutup dengan pintu putar kedap.
Sehingga jika keretakan terjadi pada bagian depan kapal selam dan ABK sempat menutup pintu - pintu penyekat, maka kemungkinan air tidak masuk jauh ke bagian dalam masih bisa terjadi.
"Kalau retak mungkin di depan, ABK sempat menutup, jadi kemungkinan tidak kemasukan air di situ. Jadi ada kompartemen yang bisa ditutup dengan pintu kedap yang diputar," ujar dia.
Sebelumnya Yudo menduga badan kapal selam KRI Nanggala-402 alami keretakan besar.
Keretakan ini dimungkinkan terjadi, mengingat kedalaman 700-800 meter di bawah permukaan laut punya tekanan yang kuat.
Bukti keretakan diperkuat dengan adanya sejumlah kepingan dan barang milik KRI Nanggala yang naik ke permukaan.
Setidaknya ada 5 jenis barang atau komponen yang ditemukan oleh tim SAR, dan diyakini kuat sebagai bukti otentik milik KRI Nanggala.
Temuan itu antara lain, kepingan pelurus tabung torpedo berwarna hitam, kepingan pembungkus pipa pendingin, satu botol grase pelumas periskop kapal selam, potongan kecil spon - spon penahan panas, serpihan alas salat para ABK dan minyak solar di dalam botol yang diambil dari permukaan laut.
"Sehingga barang - barang ini terbukti keluar yang mana ini sebenarnya ada di dalam. Apalagi backbone penahan pelurus torpedo shoot ini sampai bisa keluar, berarti terjadi keretakan yang besar," tegas Yudo.(*)
Berita Terkait KRI Nanggala Tenggelam
TribunStyle.com
Tribunnews.com