Kapal Selam Nanggala Hilang Kontak
Menhan AS Telp Menhan Prabowo Lalu Bantu Pencaharian, Saudara Prabowo Kru KRI Nanggala-402
Belum ditemukannya kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI Angkatan Laut (AL) membuat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat
JAKARTA, TRIBUN MANADO.CO.ID - Belum ditemukannya kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI Angkatan Laut (AL) membuat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon berinisiatif menawarkan bantuan dalam pencaharian. Bahkan saat ini pesawat AS yaitu P-8 Poseido sudah terlibat dalam pencaharian.
Kesiapan Amerika dalam pencaharian didahului komunikasi Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin yang telah menelepon langsung Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto kemarin, Jumat (23/04/2021). Juru bicara Pentagon, John Kirby pun membeberkan isi pesan Menteri Pertahanan AS kepada Prabowo tersebut.

Berikut pernyataan resmi Pentagon, seperti dikutip dari situs Kementerian Pertahanan AS:
"Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah berbicara pagi ini dengan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto untuk mengekspresikan keprihatinannya atas hilang kontaknya kapal selam KRI Nanggala-402 dan ketidakjelasan nasib 53 awak di dalamnya.
Keduanya telah berbincang mengenai pengerahan pesawat P-8 Poseidon untuk membantu pencarian. Menhan Austin juga
Menteri Prabowo berterima kasih kepada Menhan Austin atas kepeduliannya dan bantuan AS, mengutip apresiasi atas hubungan persahabatan di antara kedua negara."
Seperti diketahui, Nanggala 402 meminta izin menyelam sejak Rabu dini hari. Dalam latihan itu, KRI Nanggala membawa 53 awak ()49 ABK, 1 komandan kapal dan tiga orang Arsenal).
Sudah lebih dari 72 jam kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI Angkatan Laut (AL) hilang kontak. Namun, kapal selam yang mengangkut 53 awak itu belum juga ditemukan hingga kini. Upaya pencarian pun masih terus dilakukan.
Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 difokuskan di laut sebelah utara Bali, yakni sekitar 40 km dari Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Di lokasi tersebut ditemukan tumpahan minyak dan daya magnet yang besar yang diduga bersumber dari KRI Nanggala-402.
Baca juga: Kehebatan Tim Poseidon AS yang Bantu Cari KRI Nanggala-402, Pemburu Kapal Selam, Pesawatnya Canggih
Baca juga: Intip Penampilan Terbaru Veronica Tan, Mantan Istri Ahok Kini Bergaya Jadul hingga Bikin Pangling
Masih Keluarga Menhan Prabowo
Ternyata Letda Laut (T) Rhesa Triutomo Sigar, adalah salah satu kru kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan dekat Bali merupakan putra kawanua. Ayah Letda Rhesa adalah Letkol (Inf) Simson Godfried Sigar, yang diketahui masih merupakan keponakan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Rinciannya, Letkol Simson merupakan salah satu anggota TNI yang gugur dalam peristiwa kecelakaan helikopter di Timor Timur (Timtim), 4 Juni 1998. Selain Letkol Simson yang saat itu menjabat Kepala Seksi Operasi (Kasiops) Korem 164/Wira Dharma Dili, 11 anggota TNI lain ikut gugur dalam peristiwa tersebut.
Letkol Simson Sigar diketahui merupakan keponakan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dari ibu. Ayahnya, Willem Theodorus Sigar adalah sepupu Dora Sigar, ibu Prabowo.
Berharap Adiknya Pulang
Salah satunya keluarga Letda Laut (T) Rhesa Triutomo Sigar. Sang kakak, Sonny Sigar, berharap adik bungsunya itu bisa kembali berkumpul dengan keluarga. “Dek @rhesa_sigar pulang yook, ditungguin loh sama kita semua di rumah di Surabaya. Pasti lo mampu dek, biar kita kumpul lagi. Kita semua yakin papi sama Tuhan pasti lindungi lo. Please jangan nyerah yah dek!!!” tulis Sonny di Instagram Story-nya, Kamis malam (23/4), disertai foto lengkap keluarganya.

Potret keluarga Letda Laut (T) Rhesa Triutomo Sigar yang diunggah di akun media sosial kakaknya.
Sebelumnya, Tante Letda Rhesa, Sil Sigar-Polak, menuturkan seluruh keluarga besar berharap, Rhesa kembali dalam keadaan selamat. Apalagi katanya, istri Letda Rhesa saat ini sementara mengandung. “Saat ini kakak kami, ibu dari Resha, sudah di Surabaya. Kami keluarga berharap dan berdoa, agar semua yang di dalam kapal bisa kembali ke pangkalan dengan selamat,” ujarnya.
Kekerabatan Letda Rhesa dengan dengan Ibu Dora Sigar yang merupakan Mama, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto. Oma dan opa (kakek-nenek, red) Letda Rhesa, adalah Leentje Rumbay dan Willem Theodorus Sigar. Leentje Rumbay diketahui asal Papakelan, Tondano, Kabupaten Minahasa. Sementara Willem Theodorus Sigar adalah sepupu Dora Sigar, ibu Menhan Prabowo.
Baca juga: Membintangi Mortal Kombat, Joe Taslim Bangga Bisa Wakili Indonesia, Berperan Tanpa Stuntman
Baca juga: Kehebatan Tim Poseidon AS yang Bantu Cari KRI Nanggala-402, Pemburu Kapal Selam, Pesawatnya Canggih
Letda Rhesa adalah bungsu dari tiga dari bersaudara, anak pasangan Letkol (Inf) Simson Godfried Sigar dan Indah Sigar. Letkol Simson diketahui adalah salah satu anggota TNI yang gugur dalam peristiwa kecelakaan helikopter di Timor Timur (Timtim), 4 Juni 1998. Selain Letkol Simson yang kala itu menjabat Kepala Seksi Operasi (Kasiops) Korem 164/Wira Dharma Dili, 11 anggota TNI lain ikut gugur dalam peristiwa tersebut. Termasuk Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Yudomo Sastrosoehardjo dan Danrem 164/WD Kol (Inf) Salamat Sidabutar.
Pencarian Dipusatkan ke 9 Titik
Hingga berita ini diturunkan, KRI Nanggala milik TNI AL belum ditemukan. Padahal Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono beberapa waktu lalu mengatakan, oksigen di dalam kapal selam tersebut hanya tersedia sampai hari Sabtu (24/4) pukul 03.00 WIB.
"Kemampuan oksigen KRI jika dalam kondisi yang diperkirakan black out seperti sekarang ini, mampu 72 jam. Jadi sekitar 3 hari. Artinya kalau kemarin hilang kontak jam 3, nanti bisa sampai Sabtu jam 3, sehingga 72 jam," kata Laksamana Yudo dalam jumpa pers di Lanud Gusti Ngurah Rai Bali, Kamis (22/4/2021) lalu.
Namun demikian, upaya pencarian masih terus dilakukan.
Menurut data terakhir yang berhasil dihimpun, tim pencarian dan penyelamatan (SAR) kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak saat latihan di Perairan Bali sejak Rabu (21/4/2021) berkonsentrasi pada sembilan titik pencarian.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Achmad Riad mengatakan sembilan titik tersebut termasuk titik lokasi tumpahan minyak dan titik ditemukannya daya magnet yang kuat.
Jarak antara satu titik dengan titik lainnya, kata Riad, sekira 10 nautical mile.
Lokasi titik-titik tersebut, kata dia, berjarak sekitar 23 nautical mile atau 40 km dari Celukan Bawang.
"Sesuai dengan data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik termasuk ada yang tumpahan maupun ada yang daya magnetnya sangat kuat. Jadi ada sembilan titik tersebar, jaraknya 23 nautical mile dari sini dan tersebar kurang lebih mungkin sekitar nautical mile luasannya. Itulah sedemikian banyak sehingga sekarang sudah ada pembagian," kata Riad saat konferensi pers pada Jumat (23/4/2021).
Saat ini, kata Riad, baik dari unsur TNI maupun unsur instansi lainnya sudah mendapatkan pembagian sektor pencarian.
Namun demikian ia mengatakan sampai saat ini tim belum berhasil menemukan lokasi keberadaan kapal selam KRI Nanggala 402.
"Jadi sementara memang sampai dengan saat ini memang belum bisa ditemukan secara pasti tetapi beberapa titik ini, mudah-mudahan dengan beberapa peralatan yang ada bisa segera ditemukan atau dijejaki bahwa itu adalah posisi dari KRI Nanggala 402," kata Riad.
Poseidon ikut mencari
Pesawat Poseidon P8 milik Angkatan Udara AS untuk membantu operasi pencarian Kapal selam KRI Nanggala 402 di Perairan Bali Utara dikabarkan tiba, Jumat 23 April 2021.
Informasi mengenai kedatangan pesawat pemburu kapal selam tipe Poseidon P8 disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Achmad Riad.
Menurut Riad, personel Angkatan Udara AS yang akan mengawaki pesawat P8 Poseidon sudah tiba di Bali.
"Tim dari Poseidon yang nanti akan sebagai operator ataupun membantu P-8 Poseidon Amerika dari US Airforce yang mudah-mudahan bisa datang malam atau dini hari nanti, akan membantu proses pencarian, timnya sudah datang di sini tadi untuk berkoordinasi," kata Riad saat konferensi pers, Jumat (23/4/2021).
Terkait dengan perizinan, kata Riad, P-8 Poseidon sudah mendapat izin masuk ke Indonesia.
"Kemudian terkait clearence semuanya sudah clear. Ini sudah kita terima semua, untuk Amerika Poseidon sudah clear," kata Riad.
Mantan komandan
Mantan Komandan kapal selam KRI Nanggala 402 Letkol Laut (P) Ansori mengatakan kapal tersebut memiliki alat keselamatan berstandard internasional.
Ansori memastikan jumlah alat keselamatan di kapal selam yang hilang kontak saat latihan di Perairan Bali sejak Rabu (21/4/2021) itu sama dengan jumah personel yang on board di kapal tersebut.
Hal tersebut disampaikan Ansori saat konferensi pers pada Jumat (23/4/2021).
"Jadi di kapal selam sudah lengkap dan sesuai dengan standard internasional yang diberlakukan kepada seluruh kapal selam di dunia. Jadi seluruh peralatan di sini disesuaikan dengan jumlah personel yang on board di dalam kapal selam. 53 ya seluruh peralatan sejumlah 53.
Jadi kalau ada personel on board yang lain selain yang 53 maka personel kapal selam yang ada di situ otomatis akan dikurangi karena akan disesuaikan dengan jumlah peralatan keselamatan yang ada di salam kapal selam," kata Ansori.
Kepala Kamar Mesin 402 Mayor Laut (Tek) Ignatius juga mengatakan di dalam operasi kapal tersebut terdapat dua prosedur keluar darurat yakni rush escape dan tower escape.
Rush escape, kata dia, adalah prosedur keluarnya awak dari kapal selam apabila kapal di dalam pressure hull terjadi flooding atau air di luar badan kapal masuk ke dalam badan kapal.
"Tower escape, atau yang dilaksanakan dengan menggunakan baju MK XI tersebut. Jadi ini dilaksanakan apabila kapal tersebut tidak ada kebocoran. Atau pressure hull tersebut masih dalam kondisi baik namun tidak bisa dipertahankan daya apungnya," kata Ignatius.
Butuh waktu
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono mengatakan sampai saat ini Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) kapal selam KRI Nanggala 402 yang belum ditemukan.
Julius mengatakan saat ini Tim SAR hanya butuh waktu untuk menemukan titik keberadaan kapal selam yang hilang kontak saat latihan di Perairan Bali sejak Rabu (21/4/2021) tersebut.
Ia juga mengatakan saat ini tim SAR baik dari TNI maupun instansi lain sudah mengerahkan seluruh peralatan dan kemampuan yang ada.
"Untuk kesulitan teknis, dalam hal ini menemukan titik kapal selam itu belum ada, hanya semua peralatan sudah kita gerakkan termasuk bantuan dari Polri, Basarnas, dan unsur lain sudah kita kerahkan. Untuk menemukannya masih butuh waktu," kata Julius saat konferensi pers pada Jumat (23/4/2021).
Diberitakan, tim pencarian dan penyelamatan (SAR) kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak saat latihan di Perairan Bali sejak Rabu (21/4/2021) berkonsentrasi pada sembilan titik pencarian.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Achmad Riad mengatakan sembilan titik tersebut termasuk titik lokasi tumpahan minyak dan titik ditemukannya daya magnet yang kuat.
Jarak antara satu titik dengan titik lainnya, kata Riad, sekira 10 nautical mile.
Lokasi titik-titik tersebut, kata dia, berjarak sekitar 23 nautical mile atau 40 km dari Celukan Bawang.
"Sesuai dengan data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik termasuk ada yang tumpahan maupun ada yang daya magnetnya sangat kuat. Jadi ada sembilan titik tersebar, jaraknya 23 nautical mile dari sini dan tersebar kurang lebih mungkin sekitar nautical mile luasannya. Itulah sedemikian banyak sehingga sekarang sudah ada pembagian," kata Riad.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sudah Lewat 72 Jam, KRI Nanggala-402 Belum Juga Ditemukan, Kini Pencarian Dipusatkan ke 9 Titik, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/04/24/sudah-lewat-72-jam-kri-nanggala-402-belum-juga-ditemukan-kini-pencarian-dipusatkan-ke-9-titik?page=all.
Editor: Malvyandie Haryadi