Kasus Virus Corona
Mulai Pekan Depan, Pemerintah Resmi Larang WNA India Masuk Indonesia, Lonjakan Kasus Mengkhawatirkan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, larangan bersifat sementara tersebut berlaku mulai 25 April 2021 atau pekan depan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Lonjakan Kasus virus Corona (COVID-19) di India makin ganas.
Situasi ini perlu disikapi dengan cepat juga oleh pemerintah Indonesia.
Pasalnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap ada WN India yang eksodus atau ramai-ramai masuk ke Indonesia.
Mereka kabur ke Indonesia karena kasus Corona yang menggila di India.
• Kabar Buruk, Virus Corona Mengggila di Thailand, Catat Rekor Harian Tertinggi, Padahal Pakai Vaksin
WNA asal India datang ke Indonesia melalui jalur udara dengan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.
Saat ini mereka sedang dikarantina di satu hotel agar mudah diawasi.
Dia mengatakan WN India eksodus setelah negaranya dihantam pandemi COVID-19.
Mereka kemudian ramai-ramai masuk ke Jakarta dan beberapa daerah lain.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, pemerintah memutuskan menghentikan pemberian visa bagi orang asing yang pernah tinggal dan atau mengunjungi wilayah India dalam kurun waktu 14 hari.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, larangan bersifat sementara tersebut berlaku mulai 25 April 2021 atau pekan depan.
• Memes Prameswari Tak Bisa Mencium Bau, Saat Terinfeksi Virus Corona Pada Awal Januari 2021
"Kebijakan mulai berlaku hari Minggu, 25 April 2021. Peraturan ini nanti sifatnya sementara dan akan terus dikaji ulang," ujarnya dalam acara "Media Gathering Perkembangan Ekonomi Terkini dan Kebijakan PC-PEN", Jumat (23/4/2021).
Airlangga menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan bahwa pemerintah harus ingat dan waspada khusus mengenai peningkatan kasus Covid-19 di India.
"Kita rapat dengan beberapa yang jadi catatan yakni perkembangan kasus di India sudah 15 juta, kasus baru di atas 300 ribu per hari. Lonjakan kasus ini mengkhawatirkan dan strain Covid-19 baru, sehingga pemerintah mendorong beberapa hal (pengetatan) khusus untuk India," katanya.