Kabar Rusia
Sosok Alexei Navalny, Bikin AS Ancam Kremlin Jika Warga Rusia Itu Tewas, Kondisi Kritis di Penjara
Amerika memperingatkan bahwa Rusia akan menanggung konsekuensi jika tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, tewas dunia dalam penjara.
ACF menyusun rancangan undang-undang yang ditujukan untuk melawan korupsi dan kesewenang-wenangan pejabat, menerbitkan investigasi dan dokumen yang mengungkapkan kebenaran tentang pengayaan gelap para deputi dan menteri.
Berkat kerja ACF, jutaan orang Rusia telah mempelajari kebenaran tentang skala tindakan sewenang-wenang dan pencurian di kalangan penguasa.
Pada tahun 2011, Alexey Navalny menciptakan slogan terkenal United Russia.
2012
Alexey Navalny membuat rancangan undang-undang yang akan melarang pejabat pemerintah membeli mobil asing senilai lebih dari 1,5 juta rubel.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Rusia, sebuah RUU mengumpulkan 100 ribu tanda tangan elektronik sebagai pendukungnya.
Akibatnya, pemerintah Rusia mengadopsi peraturan yang melarang pejabat untuk membeli mobil mahal dengan biaya publik.
Terlepas dari investigasi antikorupsi, pekerjaan Navalny dalam kerangka ACF mencakup sejumlah proyek sosial yang bertujuan untuk mengatur kendali publik atas kualitas jalan dan layanan utilitas.
2013
Alexey Navalny berpartisipasi dalam pemilihan Wali Kota Moskow.
Menurut data resmi, dia menerima lebih dari 27 persen suara.
Dia didukung oleh lebih banyak orang Moskow yang digabungkan dengan kandidat KPRF, LDPR, SR dan Yabloko.
Selama kampanye pemilihannya, Navalny mengadakan lebih dari 100 pertemuan dengan para pemilih, mengunjungi semua distrik Moskow dan mencapai solusi untuk ribuan masalah Moskow.
Protes antikorupsi Alexey Navalny telah memicu sarang pejabat koruptor yang licik.
Meski disebut sebagai musuh publik oleh lawan yang tak senang dengan dirinya, hal ini tidak menghentikan Navalny.
Para pejabat mulai menjebak Navalny dengan kasus-kasus kriminal.
Hukuman atas kasus-kasus yang paling kontroversial, kasus Kirovles, pertama-tama dibatalkan oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa, dan kemudian oleh Mahkamah Agung Rusia.
Namun demikian, pemerintah terus menekan Navalny dan keluarganya, adik laki-lakinya Oleg ditangkap atas tuduhan palsu.
Apartemen Alexey digeledah beberapa kali, dia telah menghabiskan lebih dari setahun sebagai tahanan rumah.
Tapi Alexey Navalny mengatakan berkali-kali "semua tekanan ini tidak akan pernah memaksanya untuk berhenti memperjuangkan kebenaran dan keadilan."
2014
Alexey Navalny dan ACF berperang melawan korupsi ke tingkat yang baru dengan mengembangkan dan meluncurkan inisiatif legislatif non-pemerintah tentang ratifikasi oleh Rusia Pasal 20 Konvensi PBB melawan korupsi, yang melarang pengayaan ilegal.
Inti dari pasal ini adalah menetapkan kontrol wajib tidak hanya atas pendapatan para pejabat, tetapi juga atas pengeluaran mereka.
Menurut inisiatif Navalny, pejabat mana pun yang tidak dapat menjelaskan sumber uang yang dia belanjakan untuk yacht, rumah mewah, jet pribadi, dan barang-barang mewah lainnya, harus menghadapi tuntutan.
Lebih dari 100 ribu orang Rusia menyatakan dukungan mereka terhadap RUU Navalny dan meski para pejabat masih memilih untuk mengabaikan inisiatif ini, kampanye publik melawan pengayaan gelap terus berlanjut.
2015
Yayasan Anti-Korupsi menerbitkan film dokumenter Chaika, di mana Navalny membuktikan bahwa Jaksa Agung Rusia Yuri Chaika memiliki koneksi dengan geng Tsapok dari desa Kushchovskaya.
Film dokumenter ini telah mengumpulkan 5 juta penayangan dan menerima sejumlah penghargaan dan penghargaan profesional.
Alexey Navalny adalah seorang pengacara profesional.
Sebelum menjadi politisi terkenal, dia pernah bekerja sebagai pengacara.
Penuntutan yang melanggar hukum telah menyebabkan lisensi pengacara Navalny dicabut.
Meski demikian, ia terus bekerja sebagai pengacara.
Ia mewakili dan melindungi kepentingan warga Rusia di ECHR.
Ia sering kali memenangkan kasus dan memastikan pemulihan keadilan dan pembayaran kompensasi untuk keputusan pengadilan yang melanggar hukum.
2016
Alexey Navalny memperluas format video dokumenter tentang korupsi di kalangan pejabat senior pemerintah.
Karena itu, ia menerbitkan materi tentang Wakil PM Igor Shuvalov, yang istrinya mengangkut jasadnya ke pameran anjing internasional dengan jet pribadi.
Sementara Shuvalov membeli apartemen mewah di Moskow dengan luas total lebih dari 1.000 meter persegi.
Navalny juga orang pertama yang memberi tahu seluruh negeri tentang rumah pedesaan besar Perdana Menteri Dmity Medvedev senilai 30 miliar rubel, yang dibangun dan dipersembahkan kepadanya oleh para oligarki.
Alexey Navalny meluncurkan kampanye untuk pemilihan presiden yang adil dan terbuka di Rusia, di mana semua kandidat dapat berpartisipasi.
Navalny mencalonkan dirinya untuk mempresentasikan programnya tentang perkembangan Rusia, dan dia siap untuk mempertahankannya dalam debat yang adil dan setara dengan lawan mana pun.
2017
Dalam 4 bulan pertama kampanye pemilihan Alexey Navalny, 19 markas kampanye dibuka di seluruh Rusia.
Lebih dari 80.000 orang mendaftar sebagai relawan. Lebih dari 380.000 tanda tangan dikumpulkan untuk mendukung pencalonan Navalny dan lebih dari 39 juta rubel sumbangan dikumpulkan.
Pada 2017, Alexey Navalny dan Anti-Corruption Foundation menerbitkan film investigasi Don't Call Him Dimon tentang kerajaan rahasia Perdana Menteri Dmitry Medvedev.
Dokumenter tersebut berisi bukti bahwa kepala pemerintahan dan pengurusnya telah menciptakan jaringan yayasan amal yang korup yang menerima miliaran rubel dari oligarki.
Uang ini digunakan untuk membeli kapal pesiar dan membangun tempat tinggal, vila, dan kebun anggur.
Don't Call Him Dimon ditonton oleh lebih dari 25 juta orang Rusia.
Pada 26 Maret 2017, protes terjadi di 84 kota Rusia.
Para pengunjuk rasa menuntut reaksi resmi atas penyelidikan Navalny dari pemerintah.
Pada Desember 2017, Alexey menerbitkan platform kampanyenya .
Poin utama dari platform ini adalah perang melawan korupsi, pengurangan ketidaksetaraan, bantuan dalam pembelian real estat, pengurangan tarif hipotek, peningkatan pengeluaran obat-obatan dan perawatan kesehatan, penyederhanaan operasi bisnis dan pengurangan pajak untuk pemilik usaha kecil, deregulasi dan pengurangan birokrasi, redistribusi dana dan kewenangan yang berpihak pada daerah.
Pada 24 Desember 2017, pertemuan pemilih berlangsung di 20 kota.
Pada pertemuan tersebut, masyarakat mencalonkan Alexey Navalny sebagai calon presiden.
Menurut undang-undang, agar pencalonan sah, sekelompok minimal 500 orang diwajibkan untuk memberikan suara untuk pencalonan calon di hadapan perwakilan dari komisi pemilihan pusat.
Markas Besar Navalny memutuskan untuk menyelenggarakan pertemuan semacam itu di seluruh negeri, jadi secara total, lebih dari 15.000 orang secara resmi menyatakan dukungan mereka terhadap pencalonan presiden Alexey.
Pada hari yang sama, para pengacara mengumpulkan semua dokumen yang diperlukan dan menyerahkannya ke CEC.
Pada 25 Desember 2017, CEC menolak mendaftarkan Navalny sebagai calon presiden.
Alasan formal untuk itu adalah hukuman sebelumnya atas kasus Kirovles, yang dibuat-buat.
Keputusan CEC bermotif politik dan bertentangan dengan Konstitusi.
Markas Besar Navalny mengajukan banding ke Mahkamah Agung, tetapi keputusan itu tetap berlaku.
Segera setelah sesi pengadilan, Navalny mengumumkan pemogokan pemilih, sebuah tindakan protes sipil yang sedang berlangsung terhadap kecurangan dalam pemilihan.
2020
Tribunnews mewartakan sebelumnya, Alexei Navalny jatuh sakit di Bandara Oms pada Agustus 2020.
Alexei Navalny dilaporkan dalam keadaan koma dan dibantu ventilator di rumah sakit Siberia.
Menurut Kira Yarmysh juru bicaranya, Alexei Navalny jatuh sakit karena diduga keracunan selama penerbangan.
Mengutip Al Jazeera, Yarmysh mengatakan, Kamis (20/8/2020), Alexei Navalny terbang dari Siberia menuju Moskow setelah melakukan perjalanan dinas ke Tomsk.
Pesawat yang dia tumpangi akhirnya melakukan pendaratan darurat karena dia tiba-tiba jatuh sakit.
Menurut kantor berita TASS, Alexei Navalny langsung dilarikan ke unit perawatan intensif untuk pasien toksikologi di Rumah Sakit Darurat No 1 di kota Omsk, Siberia.
Ada dugaan Alexei Navalny diracun dengan zat saraf Novichok.
2021
Alexei Navalny ditahan oleh pihak berwajib setibanya di Moskow dari Jerman.
Russia Today melaporkan, Navalny dan sang istri Yulia tiba di Bandara Sheremetyevo, Moskow pada Minggu malam (17/1/2021) waktu setempat.
Mereka lantas menuju terminal bus untuk melanjutkan perjalanan.
Saat berada di Kantor Imigrasi, kritikus Presiden Rusia Vladimir Putin itu diamankan oleh polisi.
Otoritas penjara Rusia mengonfirmasi penahanan Navalny.
Awal pekan ini, terungkap bahwa Navalny telah dimasukkan dalam daftar buronan di Rusia tak lama sebelum tahun baru.
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dan istrinya Yulia terlihat di titik pemeriksaan paspor di bandara Sheremetyevo Moskow pada 17 Januari 2021. Polisi Rusia menahan kritikus Kremlin Alexei Navalny di bandara Moskow tak lama setelah dia mendarat dalam penerbangan dari Berlin, seorang jurnalis AFP di tempat kejadian berkata.
Timnya Serukan Demonstrasi Besar-besaran Hari Rabu
Para aktivis pendukung pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny (44) pada Minggu (18/4/2021) menyerukan untuk menggelar aksi protes besar-besaran di jantung kota Moskow dan St Petersburg pada hari Rabu (21/4/2021).
Sementara itu, kondisi kesehatan Navalny terus menurun drastis akibat aksi mogok makan yang dilakukannya.
Ahli strategi Navalny, Leonid Volkov, mengatakan bahwa seruan demonstrasi besar-besaran itu terhitung mendadak karena nyawa Navalny berada di ujung tanduk. "Kita tidak tahu berapa lama dia bisa bertahan. Tapi yang jelas, kita tidak punya waktu.”
Navalny, kritikus Presiden Vladimir Putin paling vokal, memulai aksi mogok makan lebih dari tiga minggu lalu untuk memprotes perlakuan pihak penjara yang tidak mengijinkan dokter pribadinya datang berkunjung untuk memeriksa sakit punggung dan mati rasa di kakinya.
Namun, pihak penjara Rusia menyatakan bahwa Navalny sudah mendapatkan perawatan yang cukup.
Melansir The Associated Press, pada Sabtu (17/4/2021), seorang dokter menyebut hasil tes yang diterimanya dari keluarga Navalny menunjukkan kadar potassium yang meningkat tajam. Ini, bisa memicu serangan jantung dan gejala gagal ginjal.
“Pasien kami bisa meninggal setiap saat,” ujar Yaroslav Ashikhmin sang dokter.
Belum ada tanggapan dari polisi atau pejabat pemerintah Rusia terkait seruan aksi protes besar-besaran itu. Namun, diperkirakan Rusia akan melakukan tindakan keras.
Pada aksi demonstrasi menuntut pembebasan Navalny bulan Januari lalu, polisi menangkap lebih dari 10.000 demonstran.
Seruan demonstrasi besar-besaran pada Rabu mendatang itu rencananya akan digelar di dua lokasi strategis, yakni Lapangan Manezh di Moskow, tepat di luar tembok Kremlin, dan di Lapangan St Petersburg yang luas.
Navalny ditangkap pada 17 Januari di Rusia sepulang berobat dari Jerman. Ia menghabiskan 5 bulan untuk memulihkan diri dari keracunan zat syaraf yang ditudingnya dilakukan oleh Kremlin.
Para pejabat Rusia membantah keterlibatan mereka dan bahkan mempertanyakan klaim keracunan Navalny. Sejumlah laboratorium Eropa sendiri telah mengonfirmasi bahwa Navalny diracun.
Navalny dihukum kurungan penjara selama 2,5 tahun karena dianggap melanggar aturan pembebasan bersyaratnya dengan berobat ke Jerman. Hukuman ini disebut Navalny bermuatan politis.
Amerika Serikat Ancam Rusia akan Ada Konsekuensi Jika Alexey Navalny Tewas
Amerika Serikat (AS) mengancam Rusia akan ada konsekuensi jika oposisi Alexey Navalny tewas dipenjara.
Hal itu diungkapkan Penasihat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, Jake Sulivan.
“Kami telah berkomunikasi dengan Pemerintah Rusia bahwa apa yang terjadi kepada Navalny, yang kini berada dalam tahanan merupakan tanggung jawab mereka,” ujar Sullivan kepada CNN, Minggu (18/4/2021) .
“Dan mereka akan dimintai pertanggung jawabannya oleh komunitas internasional,” lanjutnya.
Sullivan menegaskan akan ada tindakan yang spesifik terkait hasil yang akan dibebankan pada Rusia.
“Kami telah mengkomunikasikan bahwa aka nada konsekuensi jika Navalny tewas,” tambahnya.
Kondisi Navalny dikabarkan telah kritis setelah memasuki pekan ketiga aksi mogok makan yang dilakukannya.
Pihak oposisi dari Presiden Rusia, Vladimir Putin itu menolak makan sejak 31 Maret, sebagai tanda protes karena tak diberikan perawatan medis atas masalah punggung dan kakinya.
Pihak Rusia dikabarkan tak mengizinkan Navalny menemui dokter pribadinya.
Sementara itu, pihak penjara Rusia menegaskan Navalny menolak menerima perawatan dari dokter mereka.
Ancaman AS tersebut dipastikan membuat masalah diplomatik dengan Rusia semakin memanas.
Apalagi, sebelumnya Washington telah memberikan sanksi kepada perusahaan dan sejumlah individu Rusia.
AS juga memberikan tekanan terkait aktivitas Rusia di perbatasan Ukraina.
Sementara itu, pihak Uni Eropa (UE) menunjukkan kekhawatiran yang dalam atas laporan kesehatan Navalny.
“Pemerintah Rusia bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan Navalny di penjara, dan kami menganggap mereka bertanggung jawab,” ujar Menteri Luar Negeri UE, Josep Borrell.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Inggris, Andrey Kelin mengatakan terhadap BBC, Jumat (16/4/2021), bahwa pihaknya tak akan membiarkan Navalny mati.
Seruan dari luar negeri
Lebih dari 70 penulis, seniman, dan akademisi terkenal juga bergabung dalam seruan untuk memperhatikan kesehatan Navalny.
Mereka telah menandatangani surat yang meminta Putin memastikan Navalny menerima perawatan medis yang memadai.
Surat itu diterbitkan oleh The Economist dan koran Le Monde dari Perancis.
Di antara tokoh yang menandatangani surat itu seperti aktor Hollywood Jude Law, Ralph Fiennes, dan Benedict Cumberbatch.
Penulis Harry Potter, JK Rowling, dan sutradara, Ken Burns, juga menandatangani surat tersebut.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga ikut mengkritik Rusia agar memperhatikan kesehatan Navalny.
Berkata kepada wartawan pada Sabtu, Biden menuturkan bahwa perawatan medis yang diterima Navalny sama sekali tidak memadai dan sama sekali tidak pantas.
Sebelum ini, Navalny hampir meninggal dunia pada Agustus 2020 ketika dia diracuni dengan racun saraf, Novichock.
Setelah berhasil diselamatkan dan pulih, Navalny menuduh Putin memerintahkan agar dia diracun. Tuduhan tersebut dibantah oleh Kantor Kepresidenan Rusia alias Kremlin.
Pada Maret, intelijen AS menyimpulkan bahwa pemerintah Rusia berada di balik serangan racun saraf tersebut.
Pemerintahan Biden menjatuhkan sanksi pada pejabat senior Rusia. Dan setelah itu, Moskwa melakukan hal serupa sebagai pembalasan.
Putin Bertanggung Jawab Secara Personal atas Nyawa Alexei Navalny
Hampir selusin politisi Rusia telah menerbitkan surat terbuka kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Mereka mengatakan pemimpin Rusia itu secara pribadi bertanggung jawab atas kehidupan kritikus Kremlin Alexei Navalny, yang melakukan mogok makan di penjara di kota Pokrov, Rusia.
"Kondisi kesehatan terpidana Alexei Navalny mengancam nyawanya," kata surat yang ditandatangani 11 politisi yang mewakili beberapa DPRD itu, seraya menuntut dokter independen segera diizinkan mengunjungi Navalny.
Tokoh oposisi Putin itu melakukan mogok makan pada 31 Maret. Dia menuntut "perawatan medis yang tepat" dan untuk diperiksa oleh dokter independen.
Tim Navalny mengatakan tidak dapat masuk ke penjara di Pokrov.
Para sekutunya telah meningkatkan keprihatinan tentang kesehatan kritikus Kremlin dipenjara itu. Navalny menurut mereka "sedang sekarat" dan dokternya mengatakan tes medis menunjukkan dia semakin berisiko mengalami gagal ginjal dan masalah jantung.
CNN tidak dapat memverifikasi status kesehatan Navalny secara independen.
"Kami menganggap apa yang terjadi dalam hubungannya dengan Navalny sebagai upaya atas kehidupan politisi itu, yang dilakukan atas dasar kebencian pribadi dan politik," kata surat yang terbuka untuk ditandatangani oleh warga Rusia.
Surat itu pertama kali dibagikan dan diedarkan pada Sabtu malam (17/4/2021).
"Anda, Presiden Federasi Rusia, secara pribadi bertanggung jawab atas kehidupan Alexei Navalny di wilayah Federasi Rusia, termasuk di fasilitas penjara - (Anda memikul tanggung jawab ini) kepada Navalny sendiri, kepada kerabatnya, dan kepada seluruh dunia," tulis surat itu, sambil juga menyerukan peninjauan dan pembatalan semua kasus kriminal Navalny.
SUMBER:
Baca juga: Pendaftaran Logo Partai Demokrat oleh SBY Berpeluang Ditolak KemenkumHAM, Ini Alasannya
Baca juga: Santer Isu Reshuffle Kabinet Jokowi, Besok Diperkirakan Akan Disampaikan 6 Menteri Bakal Diganti
Baca juga: Stella Runtuwene Politisi Cantik Nasdem Kritik Pembangunan Anjungan di Taman Mini Indonesia Indah
Ikuti Berita Tribun Manado di Google
