Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pidato Anies Baswedan

Politisi PDIP Sebut 'Narasi Tanpa Aksi, Itu Tong Kosong' soal Pidato Anies Baswedan yang Dipuji PBB

Anies Baswedan mendapat kritikan pedas dari politisi PDIP. Diketahui Anies Baswedan berpidato ke PBB.

Editor: Glendi Manengal
Tribunnews
Anies Baswedan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Anies Baswedan mendapat kritikan pedas dari politisi PDIP.

Diketahui Anies Baswedan berpidato ke PBB.

Namun terkait hal itu jadi sorotan Politisi PDIP, Begini tanggapannya.

Baca juga: Kekayaan Titiek Soeharto Putri Soeharto, Mantan Istri Prabowo Subianto Punya Bisnis di Banyak Negara

Baca juga: Genit dengan Pria Lain saat Telponan, Sang Istri Tewas Dibunuh Suaminya Ngaku Sudah Peringati Korban

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Selasa 20 April 2021: Aries Rajin, Libra Sambut Hari Bahagia, Virgo Ambisius

Hubungan PDIP Perjuangan dan Anies Basweadan tampaknya makin memanas.

Hal itu tak lepas usai Politisi PDIP Gilbert Simanjuntak menanggapi dingin pidato Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam forum virtual bertajuk 'Dialogue Between C40 Mayors and UN Secretary General-Advancing Carbon Neutrality and Resilent Recovery for Cities and Nations.

Dalam pidatonya, Anies memberi terobosan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatasi masalah perubahan iklim yang kini menjadi masalah global.

Saran dari Anies itu pun langsung disambut antusias oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB  yang turut hadir dalam forum tersebut.

Gilbert menilai, pidato itu hanya sekedar narasi lantaran belum diimplementasi dalam bentuk kebijakan di Jakarta.

"Kalau hanya narasi tanpa aksi, maka itu seperti tong kosong," ucapnya saat dikonfirmasi, Minggu (18/4/2021).

Selama hampir empat tahun memimpin Jakarta, Gilbert menilai, Anies belum banyak membuat kebijakan untuk menekan emisi karbon di ibu kota.

Bahkan, Jakarta selalu masuk daftar 10 kota terpolusi di dunia versi AirVisual.com hingga 2019 lalu.

Kondisi udara di Jakarta agak membaik di 2020 lalu, dimana DKI berhasil keluar dari daftar 10 besar kota terpolusi di dunia.

Walau demikian, Gilbert menilai, keberhasilan DKI keluar dari daftar 10 besar kota terpolusi bukan hasil kerja keras Anies, melainkan imbas pandemi Covid-19.

"Apa yang menjadi topik dari diskusi tersebut adalah mengurangi emisi karbon dan dampak perubahan iklim. Saran yang diberikan bung Anies selayaknya diimplementasikan di Jakarta dan kenyataannya tidak dikerjakan," ujarnya.

"Kenyataan yang ada adalah emisi karbon berkurang di Jakarta karena Covid-19 atau pandemi," tambahnya menjelaskan.

Anggota Komisi B DPRD DKI ini membeberkan bukti tidak adanya terobosan yang dibuat Anies demi mengurangi emisi karbon di ibu kota.

Pertama, integrasi transportasi lewat program Jaklingko yang selama ini dibanggakan Anies masih jauh dari kata berhasil dan justru cenderung amburadul dalam pelaksanaannya.

"Angkutan terintegrasi jauh dari target, padahal sisa masa kerja hanya sampai Oktober 2022," kata dia.

Kemudian, program Jakarta bebas emisi pada 2050 yang dicanangkan Anies disebut Gilbert sulit terlaksana.

Sebab, masa bakti Anies di Jakarta hanya hingga 2022 mendatang. Sedangkan, program yang dibuat orang nomor satu di DKI dibuat hingga 2025 mendatang.

"Bung Anies bicara sampai 2050, padahal masa jabatannya hanya sampai 2022. Selama menjabat juta lebih memprioritaskan sepeda yang tidak mungkin mengatasi kemacetan sebagai sumber emisi karbon, tetapi transportasi publik yang jadi jawaban untuk itu," tuturnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan jurus jitunya dalam mengatasi perubahan iklim yang dampaknya semakin dirasakan belakangan ini.

Hal ini disampaikan Anies langsung dihadapan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) António Gutteres dalam virtual forum bertajuk 'Dialogue Between C40 Mayors and UN Secretary General-Advancing Carbon Neutrality and Resilent Recovery for Cities and Nations'.

Dalam kesempatan itu, Anies menyampaikan sejumlah terobosan, gagasan, dan solusi yang bisa dilakukan PBB dalam mengatasi masalah perubahan iklim.

"Izinkan saya untuk mengutarakan beberapa bantuan yang dibutuhkan oleh kota-kota dari PBB. PBB memiliki peran yang besar untuk membantu kota-kota dunia," tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima TribunJakarta.com, Minggu (18/4/2021).

Pertama, Anies meminta PBB mendorong negara-negara untuk mengakui pencapaian aksi iklim yang dilakukan pada tingkat kota.

"Itu perlu dihitung sebagai bagian dari National Determined Contribution (NDC) dari aksi iklim," ucapnya.

Kemudian, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga mendorong PBB untuk meminjamkan tangannya agar terjadi integrasi vertikal dan horizontal pada tingkat aksi dan kebijakan.

"Dalam rangka menuju COP 26, PBB dapat pula mendukung negara-negara untuk mengembangkan arsitektur dan struktur pendanaan yang komprehensif untuk menerjemahkan manfaat-manfaat yang diperoleh pemerintah nasional pada forum global untuk dieksekusi pada level lokal," ujarnya.

Mendengar usulan dari Anies, Sekjen PBB António Gutteres langsung menginterupsi Anies dan mengaku setuju dengan terobosan yang dibuat orang nomor satu di DKI itu.

Bahkan, ia menyebut, PBB bakal mendukung sepenuhnya usulan yang disampaikan Anies dengan program-program yang bakal dijalankan dari tingkat pusat hingga lokal.

"Apabila saya boleh menanggapi, saya hanya ingin menyampaikan bahwa kami sepenuhnya siap melakukan yang terbaik dengan organisasi dan tim perwakilan PBB pada berbagai negara untuk sepenuhnya melalui advokasi global dengan para pemerintah untuk melakukan persis seperti yang Anda usulkan kepada kami," tuturnya.

Tanggapan dari Sekjen PBB ini pun mendapat reaksi dari mantan Wali Kota Toronto sekaligus mantan Ketua Jejaring C40 David Miller.

Ia pun memberikan apresiasi terhadap usulan dan terobosan yang disampaikan Gubernur Anies Baswedan.

"Gubernur Baswedan, Anda telah berhasil mempengaruhi PBB hanya dalam waktu dua menit, bayangkan apabila Anda mendapatkan waktu empat menit," kata dia takjub.

Guna mengatasi perubahan iklim, Anies telah mencanangkan Jakarta bisa menjadi kota bebas emisi karbon pada 2050 mendatang.

Untuk mencapai target tersebut, mantan Rektor Universitas Paramadina itu mentransformasikan pembangunan Jakarta dari yang semula berbasis mobil ke pembangunan yang berbasis pada transit.

Integrasi antar moda transportasi, baik itu Transjakarta, MRT, LRT, hingga KRL Commuterline terus dijalankan Anies.

Tujuannya agar ke depan masyarakat beralih menggunakan transportasi umum dan meninggalkan kendaraan pribadi.

Berita lainnya terkait Anies Baswedan

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Pidato Anies Dipuji Sekjen PBB, Politikus PDIP: Narasi Tanpa Aksi, Itu Tong Kosong, https://jakarta.tribunnews.com/2021/04/18/pidato-anies-dipuji-sekjen-pbb-politikus-pdip-narasi-tanpa-aksi-itu-tong-kosong.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved