Panen Porang
Cerita Warga Desa yang Raup Rp 330 Juta dari Hasil Panen Porang, Usaha Menjanjikan!
Menurutnya, kebun porang seluas satu hektare membutuhkan modal sekira Rp55 juta hingga Rp60 juta untuk bibit saja.
Tanaman porang memiliki nama latin sebagai Amorphophallus oncophyllus.
Tanaman porang mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan serat pangan.
Karbohidrat merupakan komponen penting pada porang, yang terdiri atas pati, glukomannan, serat kasar, dan gula reduksi.
Kandungan glukomannan yang relatif tinggi merupakan ciri spesifik dari tanaman porang.
Glukomannan pada tanaman porang dapat dimanfaatkan pada berbagai industri pangan.
Produk industri pangan dari olahan porang antara lain konnyaku, shirataki (berbentuk mie), hingga sebagai bahan campuran/tambahan pada berbagai produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup dan sari buah.
Selain itu glukomannan pada tanaman porang dapat dimanfaatkan pada industri kimia dan farmasi.
Diantara lain sebagai bahan untu bahan pengisi dan pengikat tablet, bahan pelapis (coating dan edible film), bahan perekat (lem, cat tembok), pelapis kedap air, penguat tenunan dalam industri tekstil, media pertumbuhan mikrobia, dan bahan pembuatan kertas yang tipis, lemas, dan tahan air.
Jenis Tanaman Porang
Terdapat dua jenis tanaman porang di Indonesia jika dilihat dari warna kulitnya.
Setiap warna pada kulit porang memiliki kandungan glukomannan yang berbeda-beda.
Porang dengan warna kuning (A. oncophyllus) mengandung glukomannan sekitar 55% dalam basis kering, sementara porang dengan warna putih (A. variabilis) sedikit di bawahnya, yakni 44%.
Dalam buku yang ditebitkan Kementerian Pertaniaan berjudul "Tanaman Porang: Pengenalan, Budidaya, dan Pemanfaatanya", disebutkan porang belum secara luas dibudidayakan.
Petani umumnya hanya mengambil serta memanfaatkan porang yang tumbuh liar di hutan, di tegalan di bawah rumpun bambu, di sepanjang bantaran sungai dan lereng-lereng gunung.
Sifat porang yang toleran terhadap naungan, memungkinkan tanaman ini dibudidayakan di lahan hutan industri di bawah tegakan pohon jati, sonokeling, mahoni ataupun sengon.