Debat Panas Rizieq Shihab dan Bima Arya di Sidang, Saling Sindir, Bima Terkesan Kacang Lupa Kulitnya

TRIBUNMANADO.CO.ID - Debat panas antara Muhammad Rizieq Shihab (MRS) Walikota Bogor Bima Arya saat persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (14/4/2021), terkait kasus kasus tes swab palsu di Rumah Sakit UMMI, Bogor.

Berawal dari sindiran keras Rizieq Shihab kepada Walikota Bogor Bima Arya, adu argumen pernyataan pun terjadi di ruang sidang.

Suasana tampak memanas ketika keduanya saling sindir dengan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan.

Rizieq Shihab dipertemukan dengan Bima Arya sebagai saksi di persidangan lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (14/4/2021).

Mereka mulai beradu argumen saat Rizieq bertanya kepada Bima Arya yang lebih memilih pendekatan pidana, dibanding pendekatan secara kekeluargaan dalam upaya meminta keterangan status kesehatan Rizieq Shihab.

Habib Rizieq mengatakan jika dirinya merupakan guru dari Habib Mahdi Assegaf, orang yang mendukung Bima Arya saat Pilkada Kota Bogor.

(Foto: Wali Kota Bogor Bima Arya dan Habib Rizieq Shihab terlibat adu argumen di sidang lanjutan kasus tes swab palsu RS Ummi Bogor di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Rabu (14/4/2021). Saling sebut satu sama lain berbohong./Kolase Foto: Dok. Kuasa Hukum Rizieq Shihab/via Kompas.com/Foto AyoJakarta.com)

Bima Arya pun terkesan seperti ' kacang lupa kulitnya '.

"Anda mengenal habib Mahdi Assegaf? Habib Mahdi sangat dekat dengan Anda bahkan pendukung utama anda pada saat pemilihan Wali Kota Bogor dan saya yang merestui karena saya gurunya," ucap Rizieq dalam persidangan.

Melihat pernyataan Rizieq Shihab adanya kedekatan antara Bima Arya dan Mahdi Assegaf membuat Rizieq heran kenapa Bima Arya tak ada upaya untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan.

Bahkan, Rizieq Shihab menyatakan siap dan akan menjelaskan semua tentang kondisi kesehatan yang sesungguhnya kepada orang nomor satu di kota Bogor itu bila Bima Arya meminta dirinya untuk pergi menemuinya.

Namun, malah Bima Arya yang membawa persoalan tersebut ke ranah hukum.

"Artinya Anda ada orang yang dekat dengan saya, kenapa ini tidak digunakan sebagai jembatan biar bisa ketemu saya?