Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Puan Maharani dan Prananda Prabowo

Sosok Puan Maharani dan Prananda Prabowo, Sama-sama Kuat Gantikan Megawati Sebagai Ketua Umum PDIP

"Tatam ini bisa jadi solusi bila ada deadlock antara keputusan siapa yang akan menjadi pengganti Megawati apakah mas Prananda atau mbak Puan," tandas

Editor: Fistel Mukuan
Antara (Foto: Riza Harahap)
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) bersama dengan putra/putrinya, Prananda Prabowo dan Puan Maharani, yang juga ketua DPP PDI Perjuangan. (Foto: Riza Harahap) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - PDI Perjuangan (PDIP) dikabarkan akan mempunyai ketua umum yang baru.

Isu yang beredar sosok kuat yang akan menggantikan Megawati adalah anaknya.

Namun hingga kini belum dapat dipastikan siapa sosok yang kuat dari anak Megawati untuk menggantikannya.

Dua sosok kuat yang akan menggantikan Megawati sebagai ketua umum  PDIP adalah Puan Maharani dan Prananda Prabowo.

Keduanya diprediksi sama-sama memiliki dukungan untuk bisa meneruskan perjuangan Megawati.

Jika keduanya sama-sama kuat dan terjadi deadlock, bagaimana solusinya? 

Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan Megawati masih memiliki kartu truf di balik sosok Mohammad Rizki Pratama. 

Diketahui, Mohammad Rizki Pratama alias Tatam merupakan anak pertama dari Megawati dengan Surindro Supjarso. 

"Nah makanya saya mengatakan kalau faksi Puan dan faksi Prananda ini sama-sama kuat dan tidak ketemu (deadlock), maka solusinya ada di kartu trufnya bu Mega yang selama ini disimpan, tidak pernah dipertunjukkan ke publik," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (13/4/2021). 

Hendri mengungkap sosok Tatam memang tak pernah terjun ke politik seperti sang adik Prananda yang berkutat di internal PDIP maupun Puan yang pernah mengecap pengalaman di eksekutif-legislatif. 

Namun, Tatam diyakini dapat menjadi solusi jika Prananda dan Puan sama-sama kuat.

Yang menarik, Hendri mengatakan dari sisi biologis Tatam sangat mirip dengan sang kakek yaitu Soekarno. 

"Memang sosok ini tidak di politik, dia lebih ke bisnis. Tapi secara mistis dan biologis sangat mirip dengan Soekarno, namanya Mohammad Rizki Pratama atau mas Tatam, anak pertama Megawati Soekarnoputri," jelas Hendri. 

"Tatam ini bisa jadi solusi bila ada deadlock antara keputusan siapa yang akan menjadi pengganti Megawati apakah mas Prananda atau mbak Puan," tandasnya.

Prananda Prabowo dan Megawati Soekarnoputri
Prananda Prabowo dan Megawati Soekarnoputri (Kolase TribunNewsmaker - Twitter @pranandaprabowo/PDIPERJUANGAN.ID/Tribunnews)

Profil Prananda Prabowo

Muhammad Prananda Prabowo lahir 23 April 1970.

Pria usia 50 tahun itu biasa dipanggil Prana atau Nanan.

Dia pernah menjabat Kepala Ruang Pengendali dan Analisis Situasi DPP PDIP.

Prananda Prabowo adalah putra kedua Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarno Putri dari suami pertamanya, Letnan Satu Penerbang Surindro Supjarso.

Dari pasangan ini, Prananda Prabowo memiliki seorang kakak, Mohamad Rizki Pratama.

Dari pernikahan ibunya dengan Taufik Kiemas, Prananda Prabowo memiliki seorang adik, Puan Maharani.

Istrinya bernama Nancy Prananda, sedangkan anaknya bernama Muhammad Prabhaswara Pranakarno dan Diah Safira Octaliakasih.

Oleh sejumlah kaum Marhaen, ia dianggap sebagai salah satu pewaris trah Soekarno.

Bahkan, ia pernah didaulat sebagai keturunan ideologis Bung Karno yang paling tepat menggantikan Megawati Soekarnoputri.

Prananda Prabowo dikenal sebagai ideolog dan peminat teknologi komunikasi dan informasi.

Ia pertama kali muncul saat Megawati Soekarnoputri mengajaknya dalam konferensi pers bersama sang adik, Puan Maharani, menjelang pembukaan Kongres III PDIP 2010 di Bali.

Ia adalah konseptor beberapa pidato politik Megawati.

Salah satu sentuhan pidatonya yang dianggap cukup bisa menggambarkan cara pandangnya terhadap dunia politik adalah ketika ia menyisipkan penggalan nasihat dari Kitab Bhagawad Gita, "karmanye vadhikaraste ma phaleshu kada chana" ("kerjakan seluruh kewajibanmu dengan sungguh-sungguh tanpa menghitung untung-rugi").

Pidato yang dibacakan pada Pembukaan Kongres III PDI Perjuangan tahun 2010 tersebut memang kemudian menjadi salah satu pidato Megawati yang paling banyak mendapatkan pujian dari berbagai pihak.

Profil dan perjalanan karier

Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, bersama putrinya Puan Maharani, memberikan keterangan kepada wartawan, seusai melakukan syukuran ulang tahun partainya, di Kantor PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (10/1/2012). PDIP melangsungkan syukuran ulang tahunnya yang ke 39 dengan perayaan yang sederhana di Kantor DPP PDIP Jakarta.
Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, bersama putrinya Puan Maharani, memberikan keterangan kepada wartawan, seusai melakukan syukuran ulang tahun partainya, di Kantor PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (10/1/2012). PDIP melangsungkan syukuran ulang tahunnya yang ke 39 dengan perayaan yang sederhana di Kantor DPP PDIP Jakarta. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Puan Maharani Nakshatra Kusyala atau yang lebih sering disapa Puan Maharani merupakan politikus perempuan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P).

Puan Maharani lahir di Jakarta pada 6 September 1973.

Puan Maharani adalah anak dari pasangan Megawati Soekarnoputri dan Taufiq Kiemas.

Megawati Soekarnoputri sendiri merupakan Presiden Indonesia kelima sekaligus putri dari presiden pertama, Ir Soekrno.

Puan Maharani menikah dengan seorang pengusaha ternama, Hapsoro Sukmonohadi atau akrab dengan nama Happy Hapsoro.

Dari pernikahan itu, Puan Maharani dan Happy Hapsoro dikaruniai dua orang anak, Praba Diwangkara Caraka Putra Soma dan Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari. (1)

Riwayat Pendidikan

Puan Maharani mengenyam pendidikan pertamanya di SD Perguruan Cikini.

Puan Maharani lulus dari SD Perguruan Cikini ketika usianya 12 tahun pada 1985.

Lulus dari SD, Puan Maharani kemudian melanjutkan ke SMP Perguruan Cikini dan SMA Perguruan Cikini.

Setelah lulus dari SMA pada 1991, Puan Maharani kemudian melanjutkan ke Universitas Indonesia (UI) mengambil Jurusan Ilmu Komunikasi Massa, FISIP.

Puan Maharani berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya pada 1997. (2)

Baca juga: Daftar Nama Bayi Laki-laki Islami, Cocok Untuk yang Lahir di Bulan Ramadan

Baca juga: MUI Keluarkan Fatwa Ibadah di Bulan Ramadan, Pasien Covid-19 Boleh Tidak Berpuasa Jika Berbahaya

Baca juga: Polri Jamin Tak Ada Pemudik yang Bisa Lolos, Polisi Bandel Diancam Penjara Dua Kali Lipat

Riwayat Karier

Lahir di tengah keluarga politik mendorong Puan Maharani untuk terjun ke dunia politik.

Ibunya, Megawati Soekarnoputri adalah presiden keliam RI sekaligus Ketua Umum PDIP, sementara sang ayah, Taufiq Kiemas adalah Ketua MPR ke-12.

Sejak kecil, Puan Maharani tidak pernah lepas dari suasana politik.

Simbol negara, lambang dan bendera partai adalah pemandangan sehari-hari bagi Puan Maharani.

Secara resmi Puan Maharani terjun ke dunia politik pada usia 33 tahun.

Meski begitu, sejak masih SD, SMP, SMA, atau kuliah Puan Maharani sudah terbiasa menyaksikan kerasnya dunia perpolitikan yang tengah dihadapi keluarganya.

Tidak hanya menyaksikan, Puan Maharani juga ikut berkeliling dan mendampingi Megawati saat melawan kekuasaan Soeharto.

Pendidikan politiknya terus diasah ketika ia bergabung dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di bidang luar negeri sebelum akhirnya bergabung dengan partai ibunya di PDIP.

Setelah pendidikan politiknya dirasa cukup, Puan Maharani kemudian mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI unuk Dapil Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali pada Pemilu Legislatif 2009.

Hasilnya, Puan Maharani memperoleh suara terbanyak dan lolos ke Senayan untuk masa periode 2009 – 2014. (3)

Tidak hanya itu, Puan Maharani juga didaulat menjadi Ketua Fraksi PDIP menggantikan Tjahjo Kumolo yang sudah menjabat selama Sembilan tahun. (4)

Selanjutnya, Puan Maharani kembali terpilih dalam Pemilihan Legislatif periode selanjutnya.

Kemampuan di bidang politik yang sudah dinilai matang kemudian membuat Puan Maharani ditunjuk sebagai Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga DPP PDIP.

Pada Pemilu 2014, Puan Maharani ditunjuk sebagai panglima perang PDIP, hasilnya PDIP berhasil memenangi Pemilu 2014 dengan perolehan suara terbanyak.

Kariernya kemudian berlanjut ketika presiden terpilih pada Pemilu 2014, Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Puan Maharani menjadi Menko termuda pada usia 41 tahun sekaligus menjadi orang pertama yang mengisi kementerian baru itu. 

https://www.tribunnews.com/nasional/2019/10/01/profil-puan-maharani-perempuan-pertama-yang-jabat-ketua-dpr?page=all

https://makassar.tribunnews.com/2021/04/13/sosok-prananda-prabowo-putra-megawati-soekarnoputri-calon-penerus-ketum-pdip-selain-puan-maharani?page=all

https://jabar.tribunnews.com/2021/04/13/puan-dan-prananda-sama-sama-kuat-jika-deadlock-ini-sosok-kuat-yang-disimpan-megawati-pimpin-pdip

Berita lain terkait Puan Maharani dan Prananda Prabowo

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved