Junta Militer Myanmar
Sebanyak 706 Warga Sipil Tewas Dibunuh Aparat Keamanan Myanmar, Tindak Kekerasan Terus Berlanjut
Ratusan warga sipil di Myanmar terus berjatuhan akibat dari aksi pasukan keamanan. Kerusuhan Junta Militer Myanmar terus berlanjut.
militer telah mencatat 248 kematian warga sipil dan 16 kematian polisi. Pihaknya juga menyebut tidak menggunakan senjata otomatis.
Adapun, surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola negara, memberikan klarifikasi terkait dengan peristiwa di Bago.
Pihak Junta mengatakan, demonstran yang disebutnya sebagai 'perusuh' dipersenjatai dengan senjata darurat oleh kelompok tertetu.
(Foto: Aksi unjuk rasa di Myanmar. Sudah sebanyak 706 orang warga sipil dibunuh aparat Junta militer Myanmar./)
Demonstran disebut menyerang pasukan keamanan yang mencoba membersihkan barikade pengunjuk rasa.
Junta juga mengklaim, hanya ada satu demonstran yang tewas dalam peristiwa tersebut.
"Bukti granat dan amunisi yang disita menunjukkan senjata kecil digunakan," kata surat kabar itu.
Sidang Suu Kyi
Adapun, pemimpin pemerintahan sipil terpilih, Aung San Suu Kyi, yang telah direbut kekuasaannya oleh militer, masih ditahan sejak kudeta 1 Februari 2021.
Aung San Suu Kyi dikabarkan akan muncul melalui siaran langsung video di sidang pengadilan atas dakwaan terhadapnya.
Diketahui, penerima Penghargaan Nobel Perdamaian itu telah didakwa melanggar tindakan rahasia resmi era kolonial.
Ancaman hukuman akibat pelanggaran itu yakni kurungan penjara maksimal 14 tahun.
Selain itu, Aung San Suu Kyi juga didakwa melanggar protokol covid-19, memiliki walkie talkie yang diimpor secara ilegal, dan juga dituduh melakukan penyuapan.
Pengacara Aung San Suu Kyi mengatakan, tuduhan Junta itu dibuat-buat.
Sementara, demonstran antikudeta menyerukan agar orang-orang menunjukkan penentangan terhadap Junta dengan menggunakan kostum dan menggelar doa bersama, Senin (12/4).