Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KKB Papua

KKB Papua Makin Brutal, 3 Sekolah Dibakar dan Menembak Mati 2 Orang Guru

Aksi ini dilakukan KKB dari kelompok Nau Waker setelah diburu pasukan gabungan TNI-Polri dalam Operasi Nemangkawi di Intan Jaya.

Editor: Fistel Mukuan
via Tribun Manado
Video Propaganda KKB Papua 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Teror dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua makin brutal.

Sehingga hal itu membuat masyarakat kian meresahkan.

2 hari terakhir KKB terus meneror warga kampung.

Bukan hanya itu saja, KKB juga menyerang lembaga pendidikan di papua.

Kebrutalan KKB sampai menewaskan dua orang guru.

Selain itu seorang kepala sekolah pun diculik, dan sebanyak 3 sekolah dibakar.

Teror dari kelompok kriminal bersenjata ini dilakukan terhadap warga Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.

Dilansir Banjarmasinpost.co.id dari Kompas.com, peristiwa pertama terjadi pada Kamis (8/4/2021) pukul 09.30 WIT.

Di sana KKB pimpinan Sabinus Waker menembak mati seorang guru SD bernama Oktovianus Rayo (42) saat korban berada di kiosnya.

Diketahui, kelompok ini sedang dalam perjalanan dari Intan Jaya menuju Ilaga, Puncak.

"Sabinus Waker tengah menuju Ilaga atas undangan Lekagak Telenggen. Kita mendapat informasi bahwa dalam perjalanan menuju Ilaga ini dia melakukan penembakan," ujar Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri di Jayapura, Kamis (8/4/2021).

Sorenya, di kampung yang sama KKB dari kelompok Nau Waker membakar tiga sekolah yaitu SD Jambul, SMP N 1, dan SMA 1 Beoga, serta rumah guru.

Aksi ini dilakukan KKB dari kelompok Nau Waker setelah diburu pasukan gabungan TNI-Polri dalam Operasi Nemangkawi di Intan Jaya.

Diduga kuat saat ini Nau Waker dan kelompoknya sedang menuju Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak.

Kelompok ini diduga lari ke daerah Beoga karena posisinya terdesak oleh aparat TNI-Polri.

KKB Papua dikepung Satgas Nemangkawi. Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri sebut mereka mundur.
KKB Papua dikepung Satgas Nemangkawi. Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri sebut mereka mundur. (Youtube Tribun Timur)

Nau Waker merupakan bawahan dari KKB pimpinan Guspi Waker.

Teror tak berhenti sampai di situ. KKB kembali menembak seorang guru di Distrik Beoga bernama Yonatan Randen, Jumat (9/4/2021),

Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi, Kombes Pol M Iqbal Alqudussy mengatakan, korban tewas ditembak KKB di rumahnya.

Korban sempat dibawa ke Puskesmas Distrik Beoga, tapi nyawanya tidak dapat tertolong.

"Betul telah terjadi penembakan terhadap guru SMPN 1 Julukoma hingga meninggal dunia oleh kelompok separatis bersenjata," kata Iqbal, mengutip pernyataan Kapolres Puncak Kompol Nyoman dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com.

Mengutip Antara, selain penembakan, beredar juga kabar penculikan terhadap kepala sekolah SMPN 1 Julukoma atas nama Junedi Arung Salele.

Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia mengatakan, Junedi telah berhasil diamankan di Koramil Beoga Kabupaten Puncak.

Hingga kini aparat TNI-Polri masih melakukan pengamanan dan pengejaran terhadap anggota KKB yang melakukan penembakan.

* Inilah Dugaan Sumber Dana KKB

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebut bahwa selama ini pihaknya menduga sumber dana Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua berasal dari oknum pejabat pemerintah hingga perampasan dana desa.

Baca juga: Koruptor Ini Buron 11 Tahun, Dituding Rugikan Negara Rp 11 Miliar, Begini Cara Korupsinya

Baca juga: Wakil Menteri Agama RI Optimistis Pemberangkatan Haji Digelar Tahun Ini

Baca juga: Sumber Dana KKB Papua Belanja Amunisi Senjata, Di Tempat yang Sulit Dijangkau di Papua, Penuh Harta

Di mana sebelumnya KKB Papua kembali berulah dengan menembak mati seorang guru di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Kamis (8/4/2021).

Aksi brutal KKB Papua ini terus terjadi meski sebelumnya terungkap jika mereka kini telah terdesak dan hampir kelaparan.

Namun, Fakhiri memastikan sumber dana utama KKB untuk bisa mendapatkan senjata api dan amunisi berasal dari kawasan penambangan emas ilegal di beberapa kabupaten di Papua.

"Tempat pendulangan (emas) itu berkontribusi besar untuk pembelian senjata api dan amunisi," ujarnya di Jayapura, Kamis (8/3/2021) dikutip dari Tribunnews.

Jauhnya lokasi penambangan ilegal membuat pengawasan dari aparat keamanan sangat minim sehingga hal tersebut yang kemudian dimanfaatkan KKB untuk memperoleh dana.

"Wilayah pendulangan biasanya jauh dari pengawasan aparat. Ada (KKB) yang datang untuk mengambil upeti, ada juga yang mereka ikut dulang," ujar dia.

Ada beberapa kabupaten yang disebut Fakhiri memiliki kawasan penambangan tradisional ilegal.

"Paniai, Intan Jaya dan sebagian Yahukimo. Kalau Timika sidah jelas, makanya kita agak geser pendulang di situ agar tidak mendulang lagi," kata dia.

Tanpa menyebut detail jumlahnya, Fakhiri meyakini dari wilayah pendulangan ilegal, KKB bisa memperoleh dana cukup besar.

Dia bertekad untuk memutus seluruh sumber dana KKB agar situasi keamanan di Papua bisa kondusif.

"Ini kita akan monitoring supaya mereka tidak mencari uang di situ dan uangnya dipakai untuk membeli peralatan tadi," kata Fakhiri.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua, Frets J Boray membenarkan ada lokasi penambangan ilegal di empat kabupaten tersebut.

Jauhnya lokasi penambangan membuat pemerintah sulit menjangkaunya sehingga pengawasan atau bahkan penertiban sulit dilakukan.

"Kita sudah usulkan wilayahnya, sampai sekarang belum dikeluarkan izin oleh menteri (ESDM) supaya kita bisa pantau.

Itu masih ilegal makanya kami tidak bisa bikin apa-apa," kata Frets saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (9/4/2021).

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Aksi Teror KKB Papua Makin Brutal, 2 Guru Mati Ditembak Hingga 3 Sekolah Dibakar, https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/04/10/aksi-teror-kkb-papua-makin-brutal-2-guru-mati-ditembak-hingga-3-sekolah-dibakar?page=all

Berita lain terkait KKB Papua

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved