Info Kecelakaan
Kecelakaan Maut Pelajar Tabrak Guru Hingga Tewas, Korban Terpental, Alami Luka Serius di Kepala
Akibatnya seorang guru, Paida (54) warga Tuksono, Sentolo Tewas setelah motornya ditabrak Dim (16) dari arah belakang.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah insiden kecelakaan lalu lintas terjadi di Kabupaten Kulonprogo.
Kecelakaan maut ini melibatkan anak di bawah umur di Kabupaten Kulonprogo, Rabu (7/4/2021) malam.
Kasus kecelakaan lalu lintas ini terjadi di Jalan Dudukan Sentolo-Ngentakrejo tepatnya di sekitar kawasan industri, Tuksono Sentolo, Rabu (7/4/2021) malam.
Polisi melakukan olah TKP kasus kecelakaan di sentolo, Kulonprogo. (foto: istimewa)
Akibatnya seorang guru, Paida (54) warga Tuksono, Sentolo Tewas setelah motornya ditabrak Dim (16) dari arah belakang.
“Iya, semalam ada kecelakaan lalu lintas di sekitar kawasan industri Sentolo,” kata Kasubag Humas Polres Kulonprogo, Iptu I Nengah Jefry, Kamis (8/4/2021).
Saat itu korban mengendarai sepeda motor Honda Supra X dengan nopol AB 5271 OL melaju dari timur ke barak.
Ketika hendak berbelok ke kanan, dari arah belakang meluncur Dim (16) yang mengendarai sepeda motor Honda Supra AB 4333 TL dengan kecepatan tinggi.
“Karena jaraknya sudah dekat, kecelakaan tak terhindarkan,” katanya.
Akibatnya korban jatuh terpental dan mengalami luka serius di kepala.
• Kecelakaan Maut Tadi Pagi, Truk Tronton Hino vs Tronton Nissan, Terpental ke Jurang, 1 Sopir Tewas
Korban sempat mendapatkan perawatan di RS Nyi Ageng Serang, Sentolo, namun korban akhirnya meninggal dunia.
Sementara Dim juga mengalami luka serius dan masih menjalani perawatan medis di RS Nyi Ageng Serang.
“Kasus ini masih ditangani unit lantas dan kedua motor yang rusak berat sudah kami amankan,” katanya.
Jeffry mengaku prihatin dengan kejadian kecelakaan ini. Banyak anak-anak di bawah umur yang sudah mengendari sepeda motor di jalanan, meskipun tidak memiliki SIM.
Orang tua harus melakukan pengawasan lebih ketat.
“Kami imbau masyarakat lebih hati-hati dalam berkendaraan,” katanya.
Guru Doakan Muridnya Tewas Kecelakaan dan Akhirnya Meninggal Dunia
Kelakuan seorang oknum guru di Nusa Tenggara Barat benar-benar kelewatan.
Betapa tidak, oknum guru honorer di SMAN 1 Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima itu mendoakan muridnya meninggal dunia.
Percakapan whatsapp itu viral di media sosial dan jadi bahan perbincangan.
Dilansir Terkini.id--jaringan Suara.com, peristiwa itu bermula saat saat seorang siswa yang melakukan konvoi kelulusan mengalami kecelakaan tunggal.
Lalu, oknum guru tersebut mendoakan supaya mampus atau mati.
Pernyataan itu terungkap dalam percakapan WhatsApp yang kemudian dicapture lalu dibagikan di media sosial.
Beberapa lama berselang, muncul unggahan percakapan WhatsApp yang berisi komentar Agus yang diduga guru siswa tersebut mendoakan agar siswa tersebut meninggal.
"Ktx ada yg kecelakaan tunggal di rujuk ke rumah sakit bima. Mudahan mampus," kata Agus dalam percakapan WhatsApp.
Berselang beberapa lama, murid yang kecelakaan tersebut meninggal dunia dalam perawatan tim medis.
• Kecelakaan Maut Tadi Pagi, Satu Orang Tewas di Tempat Usai Truk Tronton Hino Ditabrak Tronton Nissan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Aidy Furqan akan menelusuri oknum guru honorer di Kabupaten Bima tersebut.
Aidy akan meminta Kantor Cabang Dinas (KCD) Dikbud Bima untuk menelusuri oknum guru tersebut. Apabila informasi yang beredar benar, maka oknum guru akan diberikan pembinaan tegas.
"Nanti saya minta KCD Bima untuk mericek informasi ini dan apa yang menjadi pemicu sikap guru tersebut. Jika itu benar dilakukan oknum guru maka kami akan lakukan pembinaan serius," katanya.
Aidy Furqan mengatakan, sikap mendoakan murid meninggal dunia tidak dapat dibenarkan. Apalagi dilakukan seorang tenaga pendidik.
"Terkait sikap guru yang mendoakan anak muridnya celaka, tentu tidak patut dilakukan seorang pendidik," ujarnya.
Kendati demikian, Aidy juga tidak membenarkan konvoi kelulusan yang dilakukan siswa.
"Saya sayangkan kejadian tersebut yang bermula dari aksi konvoi kelulusan. Seharusnya hal ini tidak terjadi dan tidak dilakukan anak-anak sekolah karena apa yang mau dirayakan dengan konvoi tersebut, mengingat kelulusan juga belum diumumkan," katanya.
"Jadwal kelulusan nanti awal Mei 2021 sehingga saat ini anak-anak kelas akhir masih ada yang mengikuti proses ujian akhir kelulusan. Semoga kejadian ini tidak terulang di sekolah lainnya," ujarnya.
Tribunmanado/Suara.com/ inews