Berita Internasional
Penganggurannya Dapat Rp 13 Juta Hingga Jadi Negara Paling Bahagia, Tapi Muncul Depresi karena Ini
Negara ini disebut paling bahagia di dunia. Hal tersebut dikarenaka fasilitas hingga keamanan yang diberikan.
"Belum ada jasa seperti itu (kurir online) di sini,
karena mungkin bagusnya sistem public transportation jadi ke mana-mana mudah, tidak perlu bermacet-macet."
Evita yang asal Jakarta dan kini bersuami pria Finlandia melanjutkan,
infrastruktur umum di negara itu sangat menunjang kenyamanan dan keamanan.
"Contohnya Helsinki Smart City, fasilitas-fasilitas pendidikan lain seperti perpustakaan gratis,
kursus-kursus pelatihan yang gratis, kursus bahasa gratis, dll," ungkap wanita yang sekarang berdomisili di Espoo ini.
Namun, bagusnya fasilitas transportasi umum bukan berarti masyarakat boleh sewenang-wenang memanfaatkannya.
Ajimufti Azhari (30) WNI yang sudah menetap di Finlandia selama 8 tahun menerangkan,
sopir bus tidak segan meninggalkan penumpangnya yang telat datang.
"Sopir bus di sini pun liat kita lari menuju bus stop, kalau jauh ya bakal ditinggal hehe," ujar pria asal Bogor ini kepada Kompas.com via pesan teks, Sabtu (27/3/2021).
Aji tinggal di Finlandia sejak kuliah, dan sekarang ia bekerja sebagai Innovation Manager di salah satu perusahaan energi terbarukan di sana.
Buah pajak rakyat
Finlandia membangun fasilitas publik jempolan ini dari uang pajak yang dibayar rutin rakyatnya.
Meski pajak di Finlandia terkenal sebagai salah satu yang tertinggi di Eropa, tetapi sepadan dengan fasilitas umum yang diperoleh warganya.
"Untuk meraih kemakmuran itu semua, kita masyarakat harus mau berusaha bekerja dan bersedia membayar pajak yang dibanding negara-negara lain ya cukup tinggi juga," ucap Evita yang bekerja sebagai konsultan BtoB dan pendiri LSM Nusantara.ry pada 2003.