Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Paham Radikalisme

Pengamat Bilang Begini soal Terorisme yang Terus Berulang, Situs-situs Jihadisme Rankingnya Tinggi

Terus berkembangnya aksi terorisme di Indonesia dinilai banyak penyebabnya.  Di antaranya situs-situs yang diminati

Editor: Aswin_Lumintang
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Peneliti terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia (UI), Ridlwan Habib 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Terus berkembangnya aksi terorisme di Indonesia dinilai banyak penyebabnya.  Di antaranya situs-situs yang diminati saat ini cenderung yang membicarakan radikalisme. Misalnya jihadis.

Hal ini harus benar-benar dicermati oleh kalangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), sehingga generasi muda tidak terjebak ke ajaran Hizbut Tahrir.

Pengamat intelijen dari Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib berpendapat dalam konteks perang informasi saat ini kelompok Islam moderat tertinggal dengan kelompok-kelompok jihadi.

Peneliti Terorisme: Ridlwan Habib, MSi
Peneliti Terorisme: Ridlwan Habib, MSi (Istimewa)

Ridlwan mengatakan hal itu terlihat berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Riset tersebut, kata dia, mengungkapkan kebanyakan mahasiswa menyukai literatur-literatur yang terkait Hizbut Tahrir dan kelompok jihadis ketimbang literatur yang bersifat tarbiyah atau pembelajaran.

Selain itu, berdasadkan riset dari NU Online, kata dia, situs-situs jihadisme rangkingnya lebih tinggi dibandingkan dengn media-media yang dimiliki oleh kelompok Islam moderat.

Hal tersebut disampaikannya dalam Diskusi Online bertajuk Anak Muda dan Terorisme yang digelar Partai Solidaritas Indonesia pada Senin (5/4/2021).

"Kalau teman-teman NU online bikin riset, situs-situs jihadisme rangkingnya lebih tinggi daripada media-media yang dimiliki oleh teman-teman Islam moderat. Saya bisa menyebutkan, kita punya datanya. Sebenarnya datanya itu sensitif karena itu data intelijen. 
Itu banyak link-link mereka yang narasinya adalah narasi-narasi jihad tetapi justru malah populer kliknya," kata Ridlwan.

Baca juga: Kecelakaan Maut, Seorang Ayah Tewas, Korban Menabrak Mobil Pikap saat Bawa Motor Bersama Anaknya

Baca juga: Potret Meriam Bellina Awet Muda, Netizen : Cantiknya Kaya Barbie

Ia menggambarkan ketertinggalan tersebut seperti sebuah kegiatan di restoran.

Ibaratnya, kata dia, orang lapar yang masuk ke dalam restoran tidak menemukan menu moderasi beragama dari kelompok Islam moderat.

"Begitu dilihat menunya salafi jihadisme, tahriri, atau tarbiyah. Di situ tidak ada menu moderasi beragamanya Muhammadiyah, Islam tradisionalisnya NU. Jadi buku-buku yang keren, channel-channel Youtube yang keren itu malah di mereka," kata Ridlwan.

Ridlwan menilai hal tersebut merupakan satu di antara sejumlah faktor yang menyebabkan fenomena terorisme terus berulang hingha sekarang.

"Ini problem serius," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat: Situs-Situs Jihadisme Rankingnya Lebih Tinggi dari Media yang Dimiliki Islam Moderat, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/04/06/pengamat-situs-situs-jihadisme-rankingnya-lebih-tinggi-dari-media-yang-dimiliki-islam-moderat.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved