Teroris Ditangkap
Tak Puas Hasil Pilpres, Zulaimi Belajar Bikin Bom dari Internet
Niatnya membuat bom berawal pada 2019 setelah melihat kisruh demo di depan Kantor Bawaslu yang mempertanyakan Pemilu 2019
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang dimenangkan pasangan Joko Widodo - Ma’ruf Amin menjadi salah satu alasan para terduga teroris melancarkan aksinya.
Zulaimi Agus, terduga teroris yang ditangkap di Cibarusah, Kabupaten Bekasi pada Senin (29/3) mengatakan, niatnya membuat bom berawal pada 2019 setelah melihat kisruh demo di depan Kantor Bawaslu yang mempertanyakan Pemilu 2019 yang dianggap curang.
Peristiwa kerusuhan pada demo terkait politik menjadi pemicu dia melakukan aksi teror. Menurut Zulaimi, negara tidak bisa menunjukkan keadilan sehingga dia harus turun tangan sendiri.
”Motivasi saya negara ini sudah enggak ada keadilan. Saya ingin membalas, saya ingin menegakan keadilan dengan cara saya sendiri atas tindakan Brimob yang sewenang-wenang atas demonstran Bawaslu 2019," kata Zulaimi dalam pengakuannya di video yang beredar di kalangan awak media.
Demo di kantor Bawaslu 2019 memang terbilang panjang. Aksi unjuk rasa pada 21-22 Mei 2019 lalu itu diwarnai aksi buka puasa bersama, bubar, lalu datang massa perusuh yang berhadapan dengan polisi hingga dini hari. Kondisi itulah yang memunculkan niat Zulaimi membuat bom untuk melawan polisi.
”Karena saya tidak setuju dengan keputusan Pilpres 2019," ujar Zulaimi.
Dalam video itu, Zulaimi mengaku sudah belajar membuat bom sejak demo Bawaslu pada Mei 2019.
”Saya belajar bahan tersebut dari blog-blog di internet dengan cara aktifkan VPN,” kata Zulaimi.
Zulaimi sendiri mengaku sebagai anggota FPI Kabupaten Bekasi. Dia memiliki jabatan di organisasi yang telah dibubarkan pemerintah itu.
”Saya bergabung dengan FPI 2019 Kabupaten Bekasi sebagai Wakabid Jihad," kata Zulaimi.
Saat ia ditangkap di sebuah bengkel di Cibarusah, Kabupaten Bekasi, polisi menemukan sejumlah barang bukti bahan peledak di tempat tinggalnya itu.
Tim Gegana bahkan harus melakukan disposal di lokasi penangkapan karena bahan peledak yang ditemukan berbahaya.
Lebih lanjut Zulaimi mengungkapkan keahliannya membuat bom itu sempat ia ajarkan kepada para terduga teroris lain yang juga turut ditangkap Densus 88 Antiteror di Jakarta-Bekasi.
Dia mengajarkan keahliannya itu di rumah terduga teroris lainnya bernama Habib Husein Hasny di Condet, Jakarta Timur.
”Saya mengajarkan cara pembuatan TATP tersebut kepada Habib Husein, Jeri, Malik, Naufal dan Bang Jun di rumah Habib Husein di garasi,” kata Zulaimi.