Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Populer

POPULER Sulut - Antar Pulang Istri Orang, Billy Dikeroyok | Jemaat Katedral Tenang Lihat Banser

Apes benar dialami Billy Saerang (25), warga asal Kelurahan Talete Dua, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut).

Editor: Rizali Posumah
Tribunmanado.co.id/Andreas Ruauw
Nampak Anggota Banser NU bersiaga di depan Gereja Katedral Hati Tersuci Maria di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (4/4/2021). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut dua berita populer terkait Sulawesi Utara yang tayang di tribunmanado.co.id, Minggu (4/4/2021). 

Berita pertama tentang kasus penganiayaan yang dialami warga Talete, Tomohon. 

Berita kedua tentang Banser NU yang mendapat pujian dari jemaat katedral di Manado.

Simak selengkapnya:

Antar Pulang Istri Orang, Billy Dikeroyok Hingga Babak Belur, 4 Pelaku Langsung Diamankan

Apes benar dialami Billy Saerang (25), warga asal Kelurahan Talete Dua, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut).

Tepat di Malam Paskah atau pada Minggu (4/4/2021) sekira pukul 00.30 WITA, ketika hendak mengatarkan Marista Kaseger (23) Pulang ke Kelurahan Rurukan Satu,  Kecamatan Tomohon Timur, dirinya tiba-tiba diserang dan dianiaya empat orang pelaku.

Keempat terduga pelaku masing-masing YK (20), JK (26), BK (21) dan GP (20) yang semuanya merupakan warga Kelurahan Rurukan Satu, Kecamatan Yomohon Timur.

Akibat penganiayaan ini membuat Billy harus mendapat perawatan di Rumah Sakit, bahkan bagian belakang mengalami luka tikaman.

Dari informasi yang dirangkum, aksi brutal keempat pelaku, duga kuat dipicu api cemburu, yang mana perempuan yang diantar Billy merupakan istri dari YK (20).

"Dari pemeriksanaan, pelaku YK mengakui nekat menganiaya Bily karena cemburu," kata Kapolres Tomohon AKBP Bambang Ashari melalui Ka Tim Unit Reaksi Cepat Totosik Polres Tomohon Bripka Yanny Watung, Minggu (4/4/2021) pagi.

Penganiayaan yang dilakukan empat pelaku ini sebetulnya sudah direncanakan.

Di mana pada Sabtu (3/4/2021) sekira 23.00 WITA, YK bersama dua rekannya JK dan BK dari OZ Babershop menuju ke Kelurahan Rurukan Satu, Kecamatan Tomohon Timur.

Kemudian ketiganya memanggil GP guna bersama-sama ke ujung Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur dengan tujuan hendak menghadang mobil korban yang bakal mengantarkan istri YK.

Sekira pukul 00.30 Wita saat korban hendak memasuki Kelurahan Rurukan, keempat pelaku langsung menghadang.

Bahkan YK yang pada saat itu sudah membawa sebilah parang yang langsung memukul kaca depan samping kiri dan kanan selanjutnya kaca bagian belakang mobil yang dikendarai korban tersebut.

Merespon hal tersebut korban selanjutnya turun, namun langsung dijemput pukulan dari JK dan BK.

Disisi lain YK yang melihat hal tersebut langsung menghampiri korban dan menusuk korban dengan gunting yang dibawanya kearah bagian punggung korban sebanyak dua kali.

Usai melakukan perbuatan mereka para pelaku selanjutnya menyuruh korban untuk pulang, sedangkan para pelaku langsung kembali kerumah masing-masing.

"Keempat pelaku sudah diamankan ke Mapolres Tomohon. Sedangkan korban  menjalani perawatan di RS Bethesda," tandas Yanny. (hem)

Kesaksian Jemaat Katedral Manado, Tenang Lihat Banser Turut Berjaga, 'Kami Teringat Riyanto'

Wajah Sulut yang penuh pluralisme, itulah yang tergambar saat Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengunjungi gereja Katedral Manado,

Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Kamis lalu di saat misa Kamis Putih. 

Puluhan ormas adat dan keagamaan berdatangan menjaga gereja yang berada di pusat kota Manado tersebut.

Ada pula tokoh agama non-katolik yang datang untuk mendukung pesan damai paskah Kapolri dari Manado.

Di antara mereka, yang menyolok, adalah Barisan Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama. 

Seragam mereka loreng dengan tulisan Banser di dada kiri. 

Di dada kanan tertera papan nama. Lambang Banser tertera di bahu kiri.

Gaya mereka sigap. Dua di antaranya berjaga tak jauh dari pintu gereja. 

Lainnya berjaga di halaman gereja dan jalan depan gereja. Dina seorang jemaat sempat mengira mereka tentara. 

Ia merasa aman setelah tahu itu anggota Banser. 

"Luar biasa anggota banser, mereka sangat luar biasa, kami merasa semakin aman dengan adanya mereka," katanya. 

Lain lagi dengan Jemmy. Jemaat dari Minut ini pernah membaca kisah heroik seorang anggota Banser bernama Riyanto

yang tewas terkena ledakan saat hendak menyelamatkan Gereja Eben Haezer Mojokerto dari ledakan bom.

Mereka luar biasa. Di Sulut ini adalah wujud toleransi. Tepat Kapolri ke Sulut untuk mengirim pesan paskah aman ke seluruh Indonesia," katanya. 

Amatan Tribun, setelah Kapolri pulang, anggota Banser tetap berjaga. Mereka malah lebih awas. 

Banser Sulut mengerahkan 100 anggota untuk mengamankan perayaan Paskah di Gereja - Gereja di Manado.

Migiarto, Komandan Banser Sulut mengatakan, anggota Banser dipecah menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok menjaga satu gereja.

"Saya dan 11 orang lainnya kebagian menjaga gereja Katedral Manado," ujarnya kepada Tribun Manado di halaman gereja Katedral Manado, kota Manado, provinsi Sulawesi Utara, Kamis (1/4/2021) malam. 

Menurutnya, menjaga gereja sudah jadi tradisi Nahdlatul Ulama (NU). 

Banser Sulut sebagai bagian dari NU telah ambil bagian dalam menjaga gereja di tiap momen keagamaan.

"Kami biasa jaga gereja saat natal, tahun baru serta paskah," ujar dia. 

Khusus momen Paskah kali ini, ia menuturkan, Banser NU turun full team karena dibayang - bayangi serangan teroris.

Juga untuk mengamankan Kapolri. "Kami bertekad untuk mengamankan kebhinekaan dan menjaga kerukunan antar umat beragama," kata dia. 

Pengamat Budaya Sulut Ivan Kaunang mengatakan, ini merupakan penghargaan terhadap toleransi umat beragama di Sulut. 

"Bicara toleransi dan pluralisme, masyarakat Sulut sangat dewasa," katanya kepada Tribun Manado via WA Jumat (2/4/2021) malam.

Ungkap dia, toleransi di Manado  telah dipupuk sejak berabad lalu. 

Kala itu, belanda mendirikan perkampungan antar suku di Manado.

"Mereka berjumpa dalam hubungan yang setara dan rasa persaudaraan yang tinggi," kata dia.

Ungkapnya, rasa kekeluargaan warga Manado terbilang tinggi. Mereka yang sekampung bak saudara. Saat acara Tilawatil Quran di Manado pada tahun 60 an, banyak orang Kristen jadi panitia.

"Itu toleransi yang luar biasa," kata dia. Tahun 1970 an, kata dia, sempat terjadi perselisihan kecil. Saat itu digagaslah BKSAUA. 

"Jadi Manado yang pertama menggagas BKSAUA kemudian berdiri di seluruh Indonesia. Itu benar benar muncul dari bawah.

Lalu muncullah FKUB. Lembaga lembaga ini yang banyak berperan dalam memadamkan konflik di sejumlah daerah di Indonesia. Asalnya dari Manado," kata dia. 

Di masa ketika internet muncul, warga memanfaatkannya untuk memperkokoh toleransi. 

Saat Kapolri datang dan menginjakkan kaki di Katedral Manado, netizen Manado menaburkan 
pesan damai di dunia maya. 

Ia tak memungkiri, konflik kecil kerap terjadi. Tapi konflik tersebut justru memunculkan solusi yang kian memperkuat kerukunan antar umat beragama.

Menurut Ivan, Manado dapat menjadi suluh bagi bangsa ini yang sedang dicengkram konflik identitas. 

Kedatangan Kapolri kian membesarkan peran Manado dalam hal pelopor kerukunan serta penjaga benteng terakhir pluralisme di Indonesia

"Kerukunan di Manado bukan hanya narasi. Tapi sebuah praktek yang mendarah daging di masyarakat," ujarnya. (art) 

KLASEMEN MotoGP 2021 Usai GP Doha: Johann Zarco Menyalip Maverick Vinales, Valentino Rossi?

Hasil Manchester United vs Brighton: Setan Merah Tuntaskan Kemenangan, Amankan Posisi di Klasemen

RENUNGAN KRISTEN - Mujizat Kubur Kosong

Berita Populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved