Terkini Nasional
Kisah Pilu 2 Mantan Teroris Dicuci Otak, Nyaris Tewas Melawan Aparat: Allah Tak Takdirkan Saya Mati
Berbeda dari Nassir Abbas, Sofyan Tsauri dulu rela keluar dari kepolisian demi menjadi seorang teroris.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengalaman pahit diceritakan oleh dua mantan teroris.
Dua mantan teroris membagikan pengalaman pahit saat masih tergabung dalam kelompok terorisme.
Dilansir TribunWow.com, Nasir Abbas bahkan nyaris mati saat berusaha melawan polisi.
Berbeda dari Nassir Abbas, Sofyan Tsauri dulu rela keluar dari kepolisian demi menjadi seorang teroris.
Hal itu diungkapkan keduanya dalam acara DUA SISI tvOneNews, Kamis (1/4/2021).
Mulanya, Nasir Abbas menceritakan pengalaman pahitnya saat nyaris mati saat dikepung polisi.
Ia bahkan berani mencoba merampas senjata polisi kala itu.
"Kita siap mati, sampai waktu saya ditangkap pun saya lawan polisi," ucap Nasir.
"Enam polisi todong senjata ke saya dan saya berusaha melawan dengan mengambil senjata polisi."
"Tapi Allah tidak takdirkan saya mati," sambungnya.
Nasir menambahkan, dulu, ia selalu menyemangati kawan sesama teroris saat merasa takut mati.
"Saat di medan pertempuran kan ada yang takut, tidak semua orang berani angkat senjata."
"Saya kasih semangat 'Nanti kalau kamu mati, kamu masuk surga'," kata Nasir.
Cerita berbeda disampaikan oleh Sofyan Tsauri.
Sofyan masih menjadi polisi saat terpapar radikalisme.
Bahkan, ia kala itu rela berhenti dari profesinya demi fokus menjadi teroris.
"Ketika saya mendapat doktrin itu, saya tidak mau ambil gaji selama 1 tahun," sambung Sofyan.
"Itu 2008, sampai 2009 saya di PTDH (Pemberhentian dengan Tidak Hormat)."
Menurut Sofyan, kemampuan cuci otak kelompok terorisme sangat kuat.
Saking kuatnya pengaruh terorisme dulu, Sofyan sampai sempat masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) polisi.
"Dahsyat dan masifnya doktrinisasi dan brain washing pada saat itu menyebabkan saya tidak nyaman lagi di kepolisian."
"Akhirnya saya disersi dan sempat jadi DPO di Polres Depok pada saat itu," tandasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-5.52:
Pria Wanita Angkat Senjata
Nasir Abbas membeberkan dugaannya soal aksi nekat ZA menyerang Mabes Polri, Minggu (28/3/2021) lalu.
Dilansir TribunWow.com, Nasir Abbas menyebut ZA memang sudah memyiapkan diri untuk mati.
Apalagi, ZA menyerang Mabes Polri dengan senapan angin yang belum terlalu dikuasainya.
Hal itu diungkap Nasir Abbas dalam acara DUA SISI tvOne, Kamis (1/4/2021).
"Mereka yang sudah diberi motivasi bahwa saat ini sudah perang dan fardhu 'ain," jelas Nasir.
"Berarti lelaki, perempuan angkat senjata melawan musuh yang mereka yakini yaitu pemerintah."
Menurut Nasir, para teroris sengaja tak meminta izin pada keluarga.
Namun, ia menyebut pemahaman para teroris sangat keliru.
Pasalnya, para teroris itu salah mengartikan soal jihad.
"Yang anak perempuan tidak perlu izin bapaknya, istri tidak perlu izin suaminya," ucapnya.
"Tetapi ketika disebut sebagai fardhu ain tidak perlu izin suami, karena jatuh hukumnya seperti itu."
"Tapi ini kan menyimpang."
"Indonesia ini bukan wilayah perang," tambah Nasir.
Demi melancarkan aksinya, para teroris disebut Nasir menggunakan senjata apa pun yang dimiliki.
Termasuk ZA yang hanya berbekal senapan angin untuk menyerang Mabes Polri.
"Oleh karena itu, ketika dia sudah meyakini wajib bagi lelaki atau wanita melakukan sesuatu, apa yang ada di rumannya dipakai," ujar Nasir.
"Mau ada golok, pisau, dia pakai."
"Sekarang dia berusaha lebih layak dari itu, mau cari senjata api enggak tahu di mana, maka dia cari airgun yang agak mematikan dan bisa ditemukan."
Melihat aksi nekat ZA, Nasir menduga wanita 25 tahun itu memang sengaja ingin mati dengan menyerang Mabes Polri.
"Makanya dia ikut klub, memang ada gaya-gaya memegang senjata tapi sangat amatiran."
"Dia sudah tahu ini akan mati, karena memang dia cari mati," tukasnya. (TribunWow.com)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul 2 Mantan Teroris Ungkit Masa saat Dicuci Otaknya, Nyaris Mati Lawan Aparat hingga Keluar dari Polisi
Berita Teroris Lainnya