Berita Heboh
Nyoman Nuarta Angkat Bicara soal Desain Burung Garuda Buatannya yang Dianggap Bukan Profesional
Nyoman Nuarta Angkat Bicara soal Desain Burung Garuda Buatannya yang Dianggap Bukan Profesional.
TRIBUNMANADO.CO.ID, DENPASAR - Nyoman Nuarta Angkat Bicara soal Desain Burung Garuda Buatannya yang Dianggap Bukan Profesional.
Nyoman Nuarta adalah maestro patung asal Bali.
TONTON JUGA :
Ia berhasil memenangkan konsep Istana Negara di Kalimantan Timur oleh Kementerian PUPR.
Dalam rancangan yang dicetuskan oleh Nyoman Nuarta, nantinya sayap Garuda akan membentang sepanjang 200 meter dengan tinggi mencapai 76 meter di Istana Negara di Kalimantan Timur tersebut.
Namun, desain yang ditawarkan Nyoman Nuarta tersebut mendapat kritik dari lima asosiasi profesional dan memberikan rekomendasinya atas karya desain metafora burung garuda tersebut.
Kelima asosiasi profesional itu adalah Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitek Landskap Indonesia (IALI), Ikatan Ahli Perancangan Wilayah dan Kota (IAP), dan Green Building Council Indonesia (GBCI).
Foto : Tangkapan layar gambar desain burung garuda untuk Istana Negara baru di Kalimantan Timur karya dari Nyoman Nuarta. (Istimewa)
Menurut Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) I Ketut Rana Wiarcha, bangunan istana negara yang berbentuk burung garuda atau burung yang menyerupai garuda merupakan simbol yang di bidang arsitektur tidaklah mencirikan kemajuan peradaban bangsa Indonesia di era digital.
"Sangat tidak mencerminkan kemajuan peradaban bangsa, terutama di era digital, dan era bangunan emisi rendah dan pasca-Covid-19 (new normal)," kata Rana dalam pernyataan sikap seperti dilansir dari Kompas.com, Minggu (28/3/2021).
Rana berpandangan, gedung istana negara seharusnya merefleksikan kemajuan peradaban, baik budaya, ekonomi, maupun komitmen pada tujuan pembangunan berkelanjutan negara Indonesia dalam partisipasinya di dunia global.
"Bangunan gedung istana negara seharusnya menjadi contoh bangunan yang secara teknis sudah mencirikan prinsip pembangunan rendah karbon dan cerdas sejak perancangan, konstruksi, hingga pemeliharaan gedungnya," tutur Rana.
Sikap serupa dinyatakan Anggota Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia (GBCI) Prasetyoadi.
Menurut Tiyok, sapaan akrabnya, desain istana negara berbentuk burung garuda tidak fungsional.
Untuk diketahui, rendering desain istana negara berbentuk burung garuda yang beredar luas di media sosial merupakan hasil karya salah satu peserta sayembara bangunan gedung IKN, yakni Nyoman Nuarta.
Di antara para peserta yang ikut sayembara tersebut, terdapat nama-nama beken, seperti Sibarani Sofian, Yori Antar, Gregorius Supie Yolodi, dan pematung Nyoman Nuarta.
Di luar ketiga nama pertama, Tiyok mempertanyakan kapasitas Nyoman Nuarta yang merupakan pematung dan bukan arsitek profesional.
Selain kontroversi burung garuda, Tiyok menganggap bahwa pembangunan istana negara di ibu kota baru ini dilakukan secara tertutup.
"Saya dan teman-teman profesional tentu resah, karena dibangunnya istana negara ini dengan proses yang tertutup dan dirancang oleh pematung Nyoman Nuarta. Dia bukan arsitek profesional maupun disiplin-disiplin lain yang berhubungan," kata Tiyok kepada Kompas.com, Sabtu (28/3/2021).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti membenarkan konsep rancangan istana negara yang berbentuk burung garuda.
"Pre basic design, itu kan masih gagasannya, belum final jadi masih proses. Jadi setelah pre basic design itu ada namanya basic design, baru setelah itu kita lakukan, dengan perencanaan lagi, jadi masih panjang prosesnya jadi kami masih mengatur itu," jelasnya.
Namun demikian, Diana memastikan bahwa desain burung garuda karya Nyoman Nuarta mendekati kriteria untuk ditetapkan sebagai bangunan istana negara.
"Memang karya Pak Nyoman itu sudah mendekati, tapi finalnya itu masih proses, nanti sampai bulan Agustus," ujar dia.
Tanggapan Nyoman Nuarta
Menanggapi kritik atas konsep yang digagasnya, Nyoman Nuarta menceritakan duduk perkara dirinya dalam mengikuti proses sayembara perancangan istana negara IKN secara kronologis.
Awalnya, pada Kamis (27 Februari 2020), Nyoman mendapatkan undangan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menghadiri Rapat Koordinasi Sayembara Istana di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara.
Kata dia, undangan itu ditandatangani Direktur Bina Penataan Bangunan Diana Kusumastuti yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Cipta Karya.
Foto : Nyoman Nuarta. (Dok. pribadi)
"Dalam lampiran surat tertanggal 25 Februari 2020 itu, disebutkan nama-nama pejabat dan ahli yang diundang," kata Nyoman alam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (31/3/2021).
Nama-nama dimaksud yakni Ketua Satgas Perencanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Ketua Bidang Penataan Kawasan, Gregorius Antar Awal (IAI), Gregorius Supie Yolodi (IAI), Isandra Matin Ahmad (IAI), Sibarani Sofian (MUDO), Nyoman Nuarta, Pierre Natigor Pohan, Grace Christiani, Dian Ratih N Yunianti, M Iqbal Tawakal, dan Achmad Reinaldi Nugroho.
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah mengungkapkan rencana sayembara terbatas dengan mengundang arsitek atau ahli untuk membahas konsep gagasan desain bangunan gedung khusus di IKN.
Termasuk istana presiden, istana wakil presiden, kompleks DPR/MPR/DPD, Mahkamah Agung, kementerian/lembaga, masjid, gereja Katolik dan Protestan, pura, wihara, dan kelenteng.
"Seluruhnya terdapat 12 konsep gedung yang disayembarakan," ungkap Nyoman. Adapun para ahli yang diundang dan hadir pada saat itu yakni Andra Matin, Gregorius Supie Yolodi, Yori Antar, Nyoman Nuarta, dan Sibarani Sofian.
Lanjut Nyoman, kelima arsitek dan ahli diminta secara khusus untuk menyampaikan visualisasi konsep gagasan desain bangunan berupa sketsa desain yang mampu menggambarkan visi dan kriteria bangunan gedung khusus di IKN.
“Kami hanya diberi waktu 12 hari untuk mewujudkan konsep gagasan desain dalam bentuk visual, dan harus membuat sekaligus 12 konsep desain,” tutur Nyoman.
Setelah menemukan ide mengenai konsep desain, Nyoman Nuarta bersama tim memvisualisasikan 12 konsep gagasan gedung-gedung yang disayembarakan.
Secara tepat waktu, pada tanggal 5 Maret 2020, Nyoman Nuarta kemudian mengirimkan desain-desain gedung khusus IKN ke Kementerian PUPR di Jakarta.
Kementerian PUPR selanjutnya meminta kelima arsitek dan ahli untuk mempresentasikan konsep desain gedung-gedung khusus IKN pada 10 Maret 2020. Waktu itu, kata Nyoman, tidak semua arsitek dan ahli yang diundang hadir.
“Ada yang diwakilkan oleh tim mereka. Kami presentasi di depan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono secara bergantian,” kata Nyoman Nuarta.
Menurut prosedur yang diterima Nyoman Nuarta, seluruh hasil dari visualisasi konsep gagasan desain gedung-gedung khusus IKN,dilaporkan oleh Menteri PUPR kepada Presiden Joko Widodo pada 13 Maret 2020.
"Semua memang kemudian menjadi keputusan Presiden untuk memilih mana konsep desain yang dianggap memenuhi syarat," ucap Nyoman Nuarta.
"Mungkin kebetulan konsep saya yang dinyatakan sebagai pemenang dan kemudian diumumkan pada 29 Maret 2021 lalu kepada publik melalui media," tuntas Nyoman Nuarta
Sayap Garuda Membentang 200 Meter
Nyoman Nuarta mengatakan, sosok burung Garuda yang menjadi inti dari arsitektur Istana Negara akan mengikuti pola-pola sebagaimana telah ditetapkan oleh para founding fathers Indonesia.
"Sayap Garuda akan membentang sejauh 200 meter dengan tinggi mencapai 76 meter," ujar Nyoman Nuarta dalam rilis, Rabu (31/3/2021).
Selain itu, bulu-bulu pada masing-masing sayap Garuda akan berjumlah 17 helai, 8 helai pada bagian ekor, 19 helai pada pangkal ekor, serta 45 helai bulu pada bagian leher.
Karena itu, Garuda pada Istana Negara akan mewujudkan tanggal 17-8-1945 atau hari dimana Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
"Angka 76 meter, tak lain sebagai pengingat bahwa ground breaking yang menandai dimulainya pembangunan Istana Negara dilakukan saat Indonesia menapaki usia 76 tahun," ucap dia.
Dalam tubuh patung Garuda, nantinya presiden akan berkantor.
Ditambah dengan unsur-unsur pendukung seperti sekretariat negara, sekretaris kabinet, dan kantor staf presiden.
Jadi, wujud burung Garuda, tidak berhenti sebagai sosok patung yang besar, tetapi menjadi karya arsitektural yang memadukan seni dan struktur bangunan gedung.
(Kompas.com/Ardiansyah Fadli/Reni Susanti)
BERITA PILIHAN EDITOR :
Baca juga: Kubu Moeldoko Ditolak Pemerintah, DPC Demokrat Solo Sebut KLB Ilegal: Kami Bersujud Syukur
Baca juga: Kecelakaan Maut Pukul 15.00 WIB, Seorang Pria Tewas Tergilas Truk, Teman Wanitanya Teriak Histeris
Baca juga: Pelakor Rebut Suami Sahabat, Si Pria Ternyata Bos Bank Syariah Ternama, Ibu Dipisahkan dari 4 Anak
TONTON JUGA :
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Desain Istana Negara Gagasan Nyoman Nuarta Tuai Kritik, Dianggap Pematung Bukan Arsitek Profesional
Editor: Widyartha Suryawan