Bom Depan Katedral Makassar
Pemerintah Kutuk Keras Bom Bunuh Biri di Gereja Katedral Makassar, Mahfud MD : Masyarakat Tenang
Ia mengatakan, pemerintah mengutuk keras terhadap kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pagi tadi.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Bom bunuh diri yang terjadi di pintu gerbang Gereja Katedral Makassar mendapat tanggapan dari Istana.
Menkopolhukam Mahfud MD mewakili presiden memberikan pendapat sol kejadian tersebut.
Ia meminta agar masyarakat tidak terpancing.
Adanya kejadian ledakan bom Gereja Katedral Makassar,
Mahfud MD minta masyarakat tenang dan kini sedang didalami jaringan pelaku bom bunuh diri.
Baca juga: Hapus Unggahan Foto Dengan Suami, Diam-diam Thalita Latief Sudah Gugat Cerai Dennis
Menurut informasi awal insiden ledakan bom Gereja Katedral Makassar, diakui Mahfud MD, aksi bom bunuh diri.
Pernyataan Mahfud MD ini diunggah di akun Twitternya di @mohmahfudmd dikutip Wartakotalive.com hari ini.
Ia mengatakan, pemerintah mengutuk keras terhadap
kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pagi tadi.
Saat ini, polisi juga tengah melakukan pengamanan
hingga menemukan potongan tubuh pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Baca juga: Anda Penderita Asam Urat ? Coba Minum Air Rebusan Pare, Gampang Caranya
Bahkan, polisi tengah melakukan pengejaran terhadap jaringan para pelaku bom bunuh diri yang diduga masih berkeliaran.
Namun begitu, polisi masih tetap melakukan pendalaman terhadap jaringan para pelaku bom bunuh diri saat ini.
"Terkait dgn terjadinya bom di Makassar diharapkan masyarakat tenang.
Aparat sdh mengamankan lokasi dan sekitarnya"
"Info awal, itu adl bom bunuh diri. Aparat sdh menemukan 2 potongan tubuh
1 pelaku dan sepeda motor yg dipakai. Skrng sedang dilakukan pendalaman thd jaringan pelaku"
Baca juga: Krisdayanti Sindir Atta Halilintar tak Ada Prestasi, Tapi Puji Nilai Luhurnya
"Pemerintah mengutuk keras teror bom bunuh diri tersebut
dan akan terus melakukan pengejaran thd jaringan para pelakunya.
Jika ada yg tahu atau mencurigai sesuatu yg terkait dgn peristiwa tsb
harap menginformasikan ke kantor polisi terdekat atau ke aparat yg terkait" tulis akun Twitter @mohmahfudmd.
Menteri Agama Minta Polisi Perketat Penjagaan Tempat Ibadah
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kutuk keras
ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021).
Dinilai Yaqut Cholil Qoumas, aksi tersebut sebagai tindakan keji
yang menodai ketenangan hidup bermasyarakat dan jauh dari ajaran agama.
“Apa pun motifnya, aksi ini tidak dibenarkan agama karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri"
"juga sangat merugikan orang lain,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Minggu (28/3/2021).
Diharapkan Yaqut Cholil Qoumas, kepolisian dan aparat berwenang
bisa segera mengungkap latar belakang aksi tersebut.
Bahkan, ia turut berharap, agar aparat bisa mengungkap
tuntas aktor-aktor bom bunuh diri yang terlibat dalam aksi keji ini.
Prediksi Yaqut Cholil Qoumas, aksi yang dilakukan diduga pelaku bom bunuh diri tidak dilakukan secara tunggal.
Sebab, seringkali para pelaku bom bunuh diri ini digerakkan
oleh jaringan namun mereka bekerja dalam senyap dan rapi.
“Kepolisian juga perlu meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah
sehingga masyarakat bisa semakin tenang dan khusyuk dalam beribadah,” kata Yaqut Cholil Qoumas.
Atas kejadian ini, Menteri Agama imbau para tokoh agama
untuk terus tingkatkan pola pengajaran agama secara baik dan tekankan pentingnya beragama secara moderat.
Menurut Menag, agama apa pun mengajarkan umatnya untuk menghindari aksi kekerasan.
Sebab, kekerasan akan menggerus nilai-nilai kemanusiaan dan pasti merugikan banyak pihak.
Yaqut Cholil Qoumas mengajak semua pihak untuk mengutamakan
jalan damai dalam menghadapi persoalaan seperti dengan dialog, diskusi, silaturahmi dan lain sebagaianya.
Jika cara itu ditempuh, diyakini akan mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
“Selain itu tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau menjadi korban dari kekerasan,” pungkasnya.
Kronologi Ledakan
Sebelumnya, pastor Gereja Katedral Makassar, Wilhelmus Tulak,
mengungkapkan kronologi ledakan diduga bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.
Ia mengatakan, ledakan bom terjadi setelah jemaat gereja melakukan Misa kedua.
"Peristiwa terjadi setelah kami selesai ibadah kedua, Misa kedua," ujarnya, dikutip dari siaran langsung YouTube Kompas TV, Minggu.
"Umat yang ikut ibadah kedua sudah pulang," lanjut dia.
Diduga pelaku bom bunuh diri berusaha masuk ke dalam lokasi
Gereja Katedral Makassar dengan mengendarai sepeda motor.
Petugas keamanan gereja sudah mencurigai dua orang yang ingin masuk ke dalam lokasi gereja.
"Kebetulan gereja kami ada beberapa pintu masuk dan keluar, jadi tidak konsentrasi pada salah satu pintu," katanya.
"Umat pulang, yang lain masuk. Datanglah pelaku bom bunuh diri itu naik motor ke dalam lokasi."
"Tetapi sudah diamati oleh petugas keamanan kami," jelas pastor Wilhelmus Tulak.
"Lalu dia menahan di depan pintu itu, dan di situlah terjadi ledakan," jelasnya.
Ia menegaskan, ledakan tidak terjadi di pintu masuk Gereja Katedral Makassar.
Namun, ledakan diduga bom bunuh diri itu terjadi di pintu masuk ke dalam lokasi gereja.
Menurutnya, ada korban luka-luka dalam peristiwa ledakan tersebut.
Wakil Ketua MUI Anwar Abbas: Tak Bisa Ditolerir!
Insiden ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar ditanggapi Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, Minggu (28/3/2021).
Anwar Abbas mengutuk keras terhadap pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar,
Jalan Kajaolalido-MH Thamrin, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tak hanya menimbulkan rasa takut, insiden ledakan bom Gereja Katedral Makassar tersebut turut menimbulkan korban.
Data awal kepolisian, ada satu korban pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar,
sembilan masyarakat, lima petugas keamanan hingga empat jamaah Gereja Katedral Makassar.
“Tindakan ini tak bisa ditolerir, ini sangat manusiawi dan bertentangan dengan nilai di acara apapun di negeri,” katanya.
MUI, lanjut Anwar Abbas, meminta aparat berwenang mencari menangkap pelaku atau otak intelektual.
Serta, menurut Anwar Abbas, membongkar motif,
masalah ini jangan dikaitkan dengan agama atau suku.
“Karena hal itu membuat rumit dan keruhnya suasana,” kata Anwar Abbas.
Sebelumnya, bom di Makassar meledak saat umat kristiani Gereja Katedral Makassar,
Jl Kajaolalido-MH Thamrin, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan ibadah Minggu Palma, Minggu (28/3/2021).
Minggu Palma adalah hari peringatan dalam
liturgi gereja Kristen yang selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah.
Laporan Kompas TV, saat ini, kepolisian dari tim DVI (Disaster Victim Identification) sudah turun.
Disaster victim investigation (DVI) adalah suatu prosedur standar
yang dikembangkan oleh Interpol (International Criminal Police Organization).
Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi korban yang meninggal akibat bencana massal.
(Wartakotalive.com/CC/Tribunnews.com/Nuryanti)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ledakan Bom di Gereja Katedral Makassar, Mahfud MD Minta Masyarakat Tenang, Jaringan Pelaku Didalami