Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tokoh Nasional

Kisah Soeharto Jadi Polisi Jepang, Pangkatnya Cukup Tinggi Diusia 20an

Soeharto ditugaskan sebagai asisten (toban) kepala polisi Jepang di Yogyakarta pada 1942.Soeharto bekerja sebagai asisten Superintendan (Keishi)

Editor: Alpen Martinus
IG TitikSoeharto
Kisah Soeharto muda saat operasi Mandala mendapat pendidikan keras dari atasannya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Cerita Presiden Soeharto memang tak pernah habis dibahas.

Presiden Indonesia terlama ini  Indonesia ini ternyata pernah menjadi polisi Jepang.

Bukan polisi biasa, ternyata ia punya kedudukan yang tinggi.

Padahal waktu itu, usianya masih sangat muda.

Tak lama setelah memulai karier sebagai anggota polisi,

Soeharto ditugaskan sebagai asisten (toban) kepala polisi Jepang di Yogyakarta pada 1942.

Baca juga: Gaya Feby Febiola Pasca Sembuh Dari Kanker Ovarium, Rambutnya Masih Pendek

PETA bentukan Jepang

PETA bentukan Jepang. (wikipedia)

Soeharto bekerja sebagai asisten Superintendan (Keishi) Okamoto Juko.

Okamoto berasal dari Prefektur Okayama di sebelah baratdaya Honshu.

Dia datang ke Jawa langsung dari Taiwan seperti kebanyakan polisi Jepang lain.

Okamoto pun terkesan dengan Soeharto,

pemuda Jawa berumur 21 tahun yang sopan, pintar, dan cepat belajar.

Baca juga: Ingat Chacha Frederica? Jadi Istri Bupati Kendal, Posting Soal Sampah

Soeharto belajar banyak hal dan menyaksikan penuh minat,

pertentangan birokratik antara Kenpeitai dengan polisi sipil.

Belakangan, Soeharto suka memberi kesan bahwa dirinya

menduduki jabatan asisten inspektur polisi (keibuho) di bawah Jepang.

Klaim ini diterima dan diulangi oleh para penulis,

sangat luar biasa hingga menimbulkan pertanyaan terhadap kredibilitas Soeharto.

Baca juga: Potret Bayi Terkecil di Dunia, Seukuran Telur Ayam, Kini Jadi Gadis Cantik

Keibuho merupakan jenjang kepangkatan keempat dalam tangga promosi setelah anggota polisi (junsa),

polisi senior (junsacho), dan sersan polisi (junsabucho).

Di Jepang, pangkat keempat hanya bisa dicapai oleh perwira polisi yang berpengalaman bertahun-tahun.

Seseorang yang menjadi asisten inspektur di masa Jepang adalah mereka yang berpendidikan,

dan biasanya berumur 30-an atau 40-an.

Pengakuan Soeharto tersebut tidak dipercaya dan dicemooh

oleh beberapa mantan anggota Kenpetai dan para perwira polisi sipil Jepang di Jawa.

Taniguchi Taketsugu, mantan kepala Kenpeitai Bogor mengatakan

"hampir tidak dapat dibayangkan" bahwa seorang Indonesia

dalam usia awal 20-an dapat mencapai pangkat setinggi itu.

Pandangan serupa disampaikan oleh Teramoto Masashi,

mantan sersan di Kenpei Solo dan Kiozumo Saburo, mantan inspektur polisi di Yogyakarta.

Tsuchiya Kiso, mantan Beppan cabang Yogyakarta dari seksi intelijen khusus Tentara ke-16 AD Jepang,

yang memindahkan Soeharto ke PETA, tidak ingat jabatan Soeharto waktu itu.

Tapi dia juga skeptis terhadap pengakuan tersebut.

Meskipun, Tsuchiya juga tidak sepenuhnya menafikan kemungkinan Soeharto

memangku pangkat tersebut.

Tapi ada juga kemungkinan bahwa pada 1969,

Soeharto mencampuradukkan kata keibuho sebagai kesatuan polisi,

bukan sebutan pangkat dalam kepolisian Jepang.

Sumber: David Jenkisn, "Soeharto di Bawah Militerisme Jepang"

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Soeharto bekerja sebagai asisten Superintendan (Keishi) Okamoto Juko.

Berita lain terkait Soeharto

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved