Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

All England 2021

Tim Indonesia Dikeluarkan dari All England 2021, Pembelaan Pemerintah Inggris: Tak Ada Diskriminasi

Terkait dikeluarkannya para pemain Indonesia dari turnamen All England 2021.

Editor: Glendi Manengal
Istimewa
Yonex All England 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Terkait dikeluarkannya para pemain Indonesia dari turnamen All England 2021.

Sebelumnya diketahui dikeluarkannya tim Indonesia terkait dengan kasus Covid-19.

Mengenai hal tersebut pemerintah Inggris menanggap soal hal itu.

Baca juga: Kisah Penemuan Naskah Berusia 2.000 Tahun Berisi Ayat Alkitab di Israel

Baca juga: Kecelakaan Tadi Pagi Pukul 06.30 WIB, Satu Orang Tewas Mengenaskan, Terlibat Kecelakaan dengan Truk

Baca juga: Wasiat Sule Sebelum Meninggal Dunia, Iky hingga Putri Bagi Sama Rata, Nathalie Disuruh Urus Sendiri


Foto : Logo BWF. (BWF)

Pembelaan Pemerintah Inggris soal Insiden All England 2021, Dubes : Tak Ada Diskriminasi untuk Indonesia

Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, membantah adanya diskriminasi terhadap timnas bulu tangkis Indonesia di All England Open 2021.

Nasib kurang baik diterima timnas Indonesia ketika berlaga di All England Open 2021.

Saat babak 32 besar masih berlangsung, tiba-tiba BWF mencabut keikutsertaan rombongan tim Garuda di All England 2021 itu.

Hal itu dilakukan BWF setelah mendapatkan informasi dari Otoritas Kesehatan Inggris (NHS).

NHS telah menemukan tim Merah-Putih itu sempat berada di satu pesawat yang ditumpangi penyandang COVID-19.

Oleh sebab itu, NHS meminta 20 dari 24 rombongan timnas Indonesia yang terdiri dari pemain dan ofisial untuk melakukan karantina.

"Saya berharap kita semua dapat memahami bahwa tidak ada tindakan ataupun perlakuan diskriminasi yang terjadi," kata Owen Jenkins, dikutip BolaSport.com dari Antaranews.

"Semua orang yang berkunjung ke Inggris harus mengikuti aturan yang berlaku untuk melindungi kesehatan sesama pengunjung dan masyarakat yang lebih luas di Inggris," katanya menambahkan.

Jenkins menambahkan bahwa insiden yang menimpa tim Indonesia merupakan kecelakaan murni dan bukan menjadi salah siapa pun.

Pesawat yang ditumpangi Jonatan Christie dkk sebelum berangkat ke Inggris memakai Turkish Airlines yang merupakan sebuah pesawat kecil.

"Ini berarti semua orang di pesawat itu harus melakukan isolasi mandiri untuk melindungi kesehatan masyarakat," tutur Jenkins.

"Peraturan Pemerintah Inggris tidak mengizinkan pengecualian apapun terkait persyaratan isolasi mandiri ini," ucap dia lagi.

Jenkins menunjukkan bukti bahwa negaranya tidak diskriminatif dalam menegakkan aturan virus corona.

Dia menambahkan bahwa Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, sebelumnya pernah diminta untuk isolasi setelah berdekatan dengan orang yang dinyatakan COVID-19.

"Dan beliau melakukan isolasi mandiri selama 10 hari," tegas Jenkins.

"Setiap orang diharapkan untuk mengikuti aturan yang sama, karena kita semua berada dalam situasi ini bersama-sama."

"Saya sangat sedih atas kejadian yang sangat disayangkan ini, yang telah menyebabkan tim bulu tangkis Indonesia gagal mengikuti turnamen All England."

"Saya bisa merasakan kekecewaan para penggemar bulu tangkis, namun terutama kekecewaan para atlet yang telah bekerja sangat keras untuk mencapai puncak prestasi mereka," tutur dia lagi.


Foto : Marcus Gideon pasangan Kevin Sanjaya, Ganda Putra Nomor 1 Dunia. (Istimewa)

Marcus Gideon : Panitia Lepas Tangan

Setelah Praveen Jordan, Marcus Gideon kini mengutarakan perlakuan tidak enak yang menimpa tim Indonesia akibat carut-marutnya kepanitiaan All England setelah kontingen Merah Putih mendapat perintah karantina mandiri dari NHS Inggris.

Pada Kamis (18/3/2021) sore WIB, pebulu tangkis ganda campuran Praveen Jordan mengutarakan isi hatinya dan beberapa pertanyaan menusuk kepada BWF dan panitia penyelenggara All England 2021.

Salah satu poin yang cukup menohok dari cerita Praveen adalah bagaimana kontingen Indonesia dipaksa berjalan balik dari venue laga di Utilita Arena ke penginapan mereka di Hotel Crowne Plaza Birmingham City Center.

Menurut Praveen, panitia mengusir tim Indonesia dari venue dan tidak membolehkan mereka menggunakan bus.

"Menurut saya, BWF telah melanggar peraturan yang mereka buat sendiri. Ketika berita ini muncul, tim Indonesia yang sedang berada di arena dipaksa keluar dari arena untuk kembali ke hotel dengan cara berjalan kaki," tulis Praveen.

"Seharusnya, semua tim yang berpartisipasi dalam All England 2021 tidak diperbolehkan keluar dari area hotel jika tidak menggunakan akses yang telah disediakan (bus)."

Kisah Praveen ini pun juga mendapat dukungan dari  Marcus Fernaldi Gideon, pebulu tangkis ganda putra nomor satu di dunia.

Marcus merasa kaget atas perlakuan tidak profesional panitia penyelenggara terhadap dirinya dan rekan-rekan yang sebetulnya telah mendapat dua dosis vaksin Covid-19 tersebut.

Apalagi, pemberitahuan untuk isolasi mandiri datang di tengah-tengah kontingen Indonesia bertanding pada Rabu (17/3/2021).

"Kita shock juga, itu pasti. Ada yang baru kelar main langsung diusir. Sudah gitu tak boleh naik bus dan tak boleh naik lift, katanya takut close contact atau bagaimana," ujar Marcus di sebuah acara bincang-bincang dengan salah satu televisi berita nasional.

"Kami disuruh berjalan kaki dari hall-nya."

Pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo ini pun menekankan kronologi kejadian yang menimpa rekan-rekannya tersebut, sementara dia sendiri mengatakan sudah kembali ke hotel setelah bertanding.

Bukan hanya tidak boleh naik bus, para pemain Indonesia juga dilarang naik lift di hotel sehingga harus naik tangga ke kamar mereka masing-masing.

"Setelah mendapat (notifikasi) tracing itu kami katanya tidak boleh naik bus. Kalau saya habis main pulang duluan, nah kalau yang terakhir itu Ahsan/Hendra kalau tidak salah," tuturnya.

"Mereka disuruh pulang dan jalan kaki, tak boleh naik bus. Mereka yang dapat notifikasi juga tidak boleh naik lift."

"Harus naik tangga ke hotelnya."

Marcus juga menceritakan bahwa panitia penyelenggara tampak tak bisa berbuat apa-apa perihal kondisi yang menimpa kontingen Merah Putih.

"Panitia semua seperti lepas tangan dan tidak bisa apa-apa. Katanya ini adalah perintah Pemerintah Inggris," ujarnya dengan nada sangat kecewa.

Hal ini berarti kontingen Indonesia harus berjalan kaki pulang dari Utilita Arena ke hotel tim di Crowne Plaza Birmingham City Center, Praveen cs berjalan setidaknya 800 meter atau 11 menit jika melihat dari Google Maps.

Lokasi hotel tempat mereka bernaung di Birmingham memang tidak jauh dari venue laga.

Akan tetapi, hal ini tentu saja sangat disayangkan karena selalu akan ada risiko terpapar selama perjalanan kaki tersebut.

Artikel ini tayang di Kompas dengan judul Marcus Gideon: Kami Tak Boleh Naik Bus dan Lift, Panitia Lepas Tangan! dan Bolasport dengan judul Terkait Insiden All England Open 2021, Inggris Tegaskan Tak Ada Diskriminasi

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Pembelaan Inggris Soal Insiden All England 2021, Dubes : Tak Ada Diskriminasi ke Indonesia, https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/03/23/pembelaan-inggris-soal-insiden-all-england-2021-dubes-tak-ada-diskriminasi-ke-indonesia?page=all.

Berita lainnya terkait All England 2021

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved