Kisruh Partai Demokrat
Moeldoko Diperkenalkan Sebagai Ketum Terpilih Partai Demokrat di Webinar Amerika Bersatu
Digelar secara virtual, diskusi antara Moeldoko dengan kelompok Amerika Bersatu mengusung tema 'Satu Jam Bersama Moeldoko.'
"Sebelumnya beliau pernah menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD). Beliau juga alumni Akabri terbaik tahun 1981 dan meraih bintang Adhi Makayasa," papar Endang.
"Selama karier militer beliau memperoleh banyak tanda jasa. Di antaranya Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama dan masih banyak lagi," papar dia lagi.
Selain itu disampaikan juga bahwa Moeldoko meraih gelar PhD doktoral Program Pascasarjana Ilmu Administrasi dari Universitas Indonesia.
Disertasi gelar doktoral Moeldoko berjudul 'Kebijakan dan Skenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia: Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan.'
"Itu secara singkat biografi dari Pak Moeldoko," ujar Endang.
Terima Curhat Diaspora Indonesia di AS
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko kembali memenuhi janjinya untuk menerima audiensi sejumlah pihak saat menggelar program KSP Mendengar.
Kali ini, kesempatan itu didapatkan para diaspora atau warga negara Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat.
Sebanyak lebih dari 100 partisipan diaspora dari berbagai wilayah di Amerika Serikat dengan beragam profesi hadir pada pertemuan daring dari Situation Room Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (23/3).
Membuka pertemuan ini, Moeldoko menyampaikan, program KSP Mendengar bertujuan menjaring isu-isu di masyarakat dan permasalahan atau pengaduan yang belum terselesaikan, serta membuka ruang komunikasi seluas – luasnya untuk masyarakat.
Moeldoko pun tidak lupa menyampaikan bagaimana peran sentral KSP dalam Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Terutama dalam mengelola isu-isu strategis dan mengawal program prioritas nasional. Contohnya adalah pencapaian program reforma agraria.
Moeldoko mengungkapkan, reforma agraria menekankan tiga poin yakni redistribusi tanah, perhutanan sosial dan akselerasi sertifikasi.
Sebelum pemerintahan Jokowi, target sertifikasi tanah mencapai 500.000 bidang per tahun. Kemudian target tersebut dinaikkan hingga saat ini menjadi 9 juta bidang per tahun untuk mengejar 140 juta bidang yang harus disertifikasi.