GeNose C19
Mulai 1 April Tes Skrining Covid-19 Pakai GeNose C19 di 4 Bandar Udara, Bandara Samrat Manado?
Selain cepat mendeteksi dan memiliki akurasi tinggi, penggunaan GeNose jauh lebih murah yakni hanya sekitar Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per orang.
Manado , TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar baik bagi mereka yang sering bepergian lintas provinsi di Indonesia menggunakan jasa penerbangan.
Mulai 1 April 2021, layanan Tes Skrining Covid-19 menggunakan alat pendeteksi GeNose akan diimplementasikan di beberapa bandara.
Untuk tahap awal, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menerapkan tes skrining Covid-19 menggunakan GeNose C19 di empat bandara.
Sayangnya, dari empat bandara itu tak ada satu pun bandara di Pulau Sulawesi, Kalimantan, Ambon dan Papua.
Baru empat bandara yang akan diterapkan yakni Bandara Kualanamu, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
Di Bandara Sam Ratulangi Manado maupun Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar masih menggunakan rapid tes antigen.
Biaya rapid tes antigen per orang per sekali pemeriksaan Rp 170 ribu.
Baca juga: Kapolresta Manado Pimpin Serah Terima Jabatan Kapolsek Pineleng
Menteri Perhubungan ( Menhub ) Budi Karya Sumadi menyampaikan rencana itu saat rapat kerja bersama anggota Komisi V DPR RI, Selasa (16/3/2021).
"Dengan adanya layanan tes skrining dengan GeNose C19 di bandara ini, tentunya dapat mendukung penanganan Covid-19 di sektor transportasi udara," kata Budi Karya Sumadi.
Selama ini, layanan tes skrining Covid-19 di bandara-bandara menggunakan uji swab antigen.

Rapid test antigen ini adalah tes diagnosa cepat dengan mengambil sampel lendir dalam hidung untuk pemeriksaan.
Tujuan pemeriksaan swab antigen adalah mengidentifikasi ada atau tidaknya infeksi aktif virus Corona melalui deteksi protein dari virus Corona tersebut.
Biaya uji swab antigen di bandara paling murah Rp 170 ribu per orang per sekali pemeriksaan.
Pemeriksaan uji swab antigen biasanya membutuhkan sekitar 10 menit.
GeNose Lebih Murah dan Lebih Cepat
Bandingkan jika tes skrining menggunakan alat GeNose, alat penyaringan (screening) Covid-19 yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM).
GeNose diklaim memiliki kemampuan mendeteksi virus corona baru dalam tubuh manusia dalam waktu cepat.
Tidak kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui apakah positif atau negatif COVID-19.
Baca juga: Vonnie Panambunan Tersangka Korupsi, Ibarat Jatuh Tertimpa Tangga Diminta Mundur dari Nasdem
Selain mengklaim cepat dalam melakukan deteksi dan memiliki akurasi tinggi, penggunaan alat ini jauh lebih murah yakni hanya sekitar Rp15 ribu hingga Rp20 ribu untuk sekali pemeriksaan.
Pada layanan pemeriksaan GeNose C19, Anda akan diminta untuk mengambil napas melalui hidung dan membuangnya melalui mulut sebanyak tiga kali.
Langkahnya adalah, sebanyak dua kali di awal, ambil napas dan buang di dalam masker.

Lalu pada saat pengambilan napas ke-3, langsung embuskan ke dalam kantong hingga penuh.
Kunci kantong agar udara di dalamnya tidak keluar dan serahkan kantong kepada petugas untuk dianalisis menggunakan alat GeNose C19.
Hasil pemeriksaan GeNose C19 ini akan keluar dalam waktu sekitar tiga menit.
Sebagai informasi, GeNose C19 sendiri telah diimplementasikan pada transportasi perkeretaapian sejak 5 Februari 2021.
• Gadis Cantik Manado Fahria Mandahari Harap Pemerintah Percepat Pembangunan Fasilitas Publik
Saat ini, total penggunaan GeNose C19 di transportasi perkeretaapian terdapat di 44 stasiun di seluruh Indonesia.
Di sektor transportasi laut, layanan GeNose C19 ini juga sudah diuji coba yakni di Pelabuhan Tanjung Priok.
Namun, penerapan di pelabuhan ini masih sistem random, belum mandatory seperti di stasiun.
Keakuratan
Dalam rapat dengan pendapat tersebut, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus turut mendukung penggunaan GeNose.
Menurutnya GeNose dinilai lebih murah dan cepat hasilnya dibandingkan dengan tes swab PCR.
Dengan adanya tracking mudah, murah, dan cepat, inilah indikator yang diperlukan dalam situasi sekarang.
"Kalau biaya tak mahal kita beli saja pak di seluruh simpul yang mesti dipasang," ujar Lasarus, dalam rapat kerja Komisi V DPR RI dengan Menhub Budi Karya Sumadi, Selasa (16/3/2021).
Akan tetapi, Lasarus yang merupakan politikus PDI Perjuangan masih mempertanyakan keakuratan GeNose dalam mendeteksi Covid-19.
• Masih Ingat Bunga Zainal? Nikahi Pria 51 Tahun, Kini Punya Anak Dua
Menurut dia, jika GeNose bisa dipertanggungjawabkan untuk screening, maka tidak perlu menggunakan instrumen lain.
"Sejauh mana alat tes ini akurasinya sebagai indikator terpapar? Kalau memang menurut pemerintah GeNose yang murah, cepat, dan ilmiah bisa ditanggung jawabkan," kata dia.
"Nah kalau ini bisa dipertanggungjawabkan, instrumen lain ngga usah lagi kita pakai," imbuh Lasarus.
Ucapan Lasarus juga disepakati oleh Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarief Abdullah Alkadrie. Syarief mengatakan GeNose dapat dijadikan pilihan utama jika terbukti keakuratannya.
"Saya melihat ada penemuan baru, GeNose. Kalau itu memang sudah bisa akurat dan itu memang bisa secara ilmiah terbukti keakuratannya saya pikir ini perlu dipakai," jelas Syarief.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Budi mengklaim bahwa akurasi GeNose dalam mendeteksi Covid-19 justru memiliki persentase atau tingkat akurasi lebih tinggi dibandingkan alat screening Covid-19 lainnya.
"Dari hasil yang kita peroleh efektivitas atau akurasi GeNose dibanding yang lain itu presentasenya lebih tinggi," ujar Budi.
Tak hanya itu, Budi juga memaparkan bahwa GeNose telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan serta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sehingga sudah teruji.
"Saya laporkan GeNose ini sudah dapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas," jelas Budi. (Tribunnews/Hari Darmawan/Vincentius Jyestha/Jumadi)