Berita Soekarno
Masih Ingat Ni Luh Putu, Polwan Ajudan Soekarno yang Berani Tolak Perintah Soeharto, Kini Meninggal
Sepenggal kisah Ni Luh Putu Sugianitri dikenal sebagai Ajudan Bung Karno yang mengawal sang Proklamator di akhir masa jabatannya.
Saat itu usianya masih 16 tahun dan baru saja tamat SMP.
Uniknya, Nitri mencuri umur 2 tahun lebih tua menjadi 18 tahun agar bisa diterima.
Dirinya pun berhasil lulus dan menjalani pendidikan di Sukabumi, Jawa Barat.
Nitri sendiri kerap diminta untuk tampil menari di acara-acara kepresidenan.
Nitri berhasil terpilih menjadi ajudan anak-anak Bung Karno setelah pasukan pengawal presiden, Cakra Birawa, dibubarkan dan diganti dengan pengawal Kepolisian.
Dari sana, perlahan Nitri dipercaya untuk mengembang tanggung jawab yang lebih besar lagi, yakni menjadi ajudan Sukarno.
Ada banyak kisah yang dijalaninya pada saat itu. Terutama soal kegemaran Soekarno akan makanan.
Nitri sendiri diangkat menjadi ajudan Soekarno setelah peristiwa tragedi tanggal 30 September atau G30S/PKI terjadi.
Saat itu, dirinya menjadi saksi usai Sukarno tak lagi menjadi presiden RI.
Menurut Nitri, Bung Besar dilarang berbicara politik, tidak boleh mengundang tamu, hingga tidak boleh ke mana-mana kecuali hanya di Istana saja.
Bahkan ia tahu bahwa Soekarno juga tidak punya uang sepeser pun di kantongnya meski hanya untuk membeli kue.
Pada suatu kesempatan, Nitri pernah bertanya soal serah terima jabatan presiden dengan Soeharto.
Sukarno menjawab bahwa hal tersebut dilakukannya demi menjaga Indonesia dari kehancuran.
Wanita yang kini berusia 71 tahun itu juga menolak dijadikan ajudan Ibu Tien Soeharto.
“Saya diminta jadi ajudan Ibu Tien, saya langsung lari kawin, karena saya tidak mau.