Gejolak di Partai Demokrat
Kepengurusan Partai Demorat Versi KLB Berpeluang Disahkan, Yasonna Laoly : Kita Teliti Kelengkapan
Yasonna menegaskan, pihaknya akan meneliti apakah hasil KLB itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan AD/ART partai.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA -
pengurus Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) semakin mengancam.
Mereka sudah mengajukan pengesahan kepengurusan ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Kini tinggal menunggu hasil penilaian Kemenkumham.
Akhirnya Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly angkat bicara mengenai hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat
telah diajukan permohonan pengesahan ke Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU) Kemenkumham.
Baca juga: Dokter Irlandia Temukan Empat Kasus Pembekuan Darah Akibat Vaksin AstraZeneca, Indonesia Baru Terima
"Pihak KLB telah menyerahkan permohonan pengesahan kepengurusan hasil KLB ke Kemenkumham," kata Yasonna saat dihubungi Tribunnews, Selasa (16/3/2021).
Yasonna menegaskan, pihaknya akan meneliti apakah hasil KLB itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan AD/ART partai.
Selain itu pihaknya akan meneliti kelengkapan dokumen yang diserahkan Demokrat hasil KLB Sibolangit.
"Kita akan teliti kelengkapan dokumen pelaksanaan KLB,
apakah telah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan AD dan ART partai," ucap Yasonna.
"Kita lihat dulu. Biasanya, kalau ada yang tidak lengkap, kita minta dilengkapi, tentu ada tengat waktu kita beri untuk melengkapi," katanya.
Baca juga: Masih Ingat Nina Zatulini?Tak Nampak Lagi di Layar Kaca, Ternyata Begini Perlakuan Suaminya
Respons Gatot Nurmantyo
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyoroti soal keterlibatan
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara.
"Saya ingin garis bawahi bahwa apa yang beliau lakukan sama sekali tidak mencerminkan kualitas,
etika, moral dan kehormatan yang dimiliki seorang prajurit," kata Gatot Nurmantyo seperti dikutip dari akun Instagram resmi miliknya, Selasa (16/3/2021).
Diketahui, Moeldoko menjabat Panglima TNI ketika Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat,
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjadi presiden.
Baca juga: Perlakuan Gibran Rakabuming Terhadap 65 PSK yang Terkangkap, Warga Apresiasi
Moeldoko yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dipercaya SBY untuk menjadi Panglima TNI.
Dikatakan Gatot, yang dilakukan Moeldoko bukanlah representasi seorang prajurit
yang selalu memegang teguh demokrasi dan bersikap sesuai moral dan etika prajurit.
Sebagai juniornya saat aktif di TNI, Gatot sendiri mengaku
sempat tidak percaya ketika Moeldoko bermanuver dalam kisruh Partai Demokrat.
"Logika berpikir saya, saya tidak menduga. Mengapa, karena beliau adalah senior saya di akademi militer,
beliau juga ikut membentuk saya," ujar Gatot.
"Dengan seluruh atribut (prajurit) yang melekat, hingga ikut KLB dan terima didaulat sebagai Ketua Umum,
sangat susah bagi saya menduga bahwa yang bersangkutan akan melakukan tindakan itu," pungkasnya.
Seperti diketahui, Kepala Staf Presiden Moeldoko menerima penetapan
sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang Sumatera Utara, Jumat, (5/3/2021).
Moeldoko menerima penetapan melalui sambungan telepon kepada peserta rapat.
"Baik, dengan demikian. Saya menghargai dan menghormati keputusan saudara.
Oke kita terima menjadi ketua umum," kata Moeldoko.
Sebelum menerima penetapan, Mantan Panglima TNI tersebut terlebih dahulu menanyakan kepada peserta KLB Demokrat.
Pertanyaan tersebut untuk memastikan keseriusan para peserta KLB Demokrat memilihnya sebagai Ketum.
"Walaupun secara aklamasi rekan-rekan telah memberikan kepercayaan kepada saya,
saya ingin memastikan keseriusan teman teman atas amanat ini," kata Moeldoko.
Di antaranya mengenai apakah penyelenggaraan KLB telah sesuai dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Partai (AD/ART). Mendengar pertanyaan Moeldoko tersebut para peserta KLB secara serempak menjawab sesuai
"Kedua, saya ingin tahu keseriusan kalian memilih saya sebagai ketum demokrat,
serius atau tidak?" tanya Moeldoko yang dijawab dengan kata 'serius' oleh peserta KLB.
Moeldoko juga menanyakan keseriusan para anggota Demokrat untuk menempatkan kepentingan
merah putih di atas kepentingan golongan, yang kemudian dijawab siap secara serentak.
Sebelumnya sejumlah kader menggelar kongres luar biasa alias KLB di Hotel Hill, Deli Serdang, Jumat, (5/3/2021).
KLB tersebut menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum Partai. Moeldoko terpilih secara aklamasi.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Yasonna Laoly Angkat Bicara Tentang Legalitas Kepengurusan Demokrat Hasil KLB Deli Serdang
Berita lain Partai Demokrat baca di sini