Kisruh Partai Demokrat
AHY Bertemu JK, Minta Saran Soal Partai Demokrat, Singgung Soal Regenerasi dan Bersabar
Dalam pertemuan yang berlangsung selama lebih dari satu jam itu, AHY meminta saran kepada JK terkait kekisruhan yang dialami Partai Demokrat
Di akhir pertemuan, JK berpesan kepada Partai Demokrat untuk terus menjalin silaturahmi dan komunikasi dengan tokoh-tokoh politik maupun tokoh-tokoh nasional lainnya.
Kedatangan Ketum AHY ke kediaman JK ini didampingi Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, Wakil Sekjen Agust Jovan Latuconsina, Wakil Bendahara Umum Lokot Nasution, dan Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution.
Baca juga: Kisruh Partai Demokrat, Ishak Sugeha: Pemecatan Adalah Wewenang DPP
Jusuf Kalla: Buzzer Berdampak Negatif Bagi Demokrasi Indonesia
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menilai kehadiran buzzer berdampak negatif bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.
Sebab, banyak buzzer cenderung sekadar menyampaikan olok-olok atau fitnah yang bertujuan untuk membunuh karakter seseorang.
"(Kehadiran buzzer apakah positif bagi demokrasi?) Ya pasti tidak. Lebih banyak dia itu tidak berargumentasi, hantam kromo saja, mau fitnah, hantam pribadi, padahal bukan soalnya," ujar JK dalam tayangan Kompas TV bertajuk 'Ketika Jokowi Minta Dikritik,'" Rabu (17/2/2021).
JK berpendapat, bila para buzzer menyampaikan argumentasi yang baik, tentu hasilnya akan baik bagi demokrasi.
Namun yang terjadi para buzzer justru asal membuat gaduh dan riuh ruang-ruang publik.
"Kalau berargumentasi dia (buzzer) dengan baik, bagus. Sekarang masalahnya asal berbeda, asal bikin riuh, tanpa argumentasi, kadang-kadang begitu," ujar JK.
JK menjelaskan, aksi para buzzer membunuh karakter seseorang menggunakan fitnah atau bully yang dilontarkan melalui media sosial membuat banyak orang jadi takut untuk menyampaikan kritik kepada pemerintah.
"Belum apa-apa sudah di-bully oleh buzzer. Dimaki-maki segala macam lah. Kalau sama-sama mengkritik dan alasannya apa, itu tidak apa. Tapi ini (buzzer) tanpa alasan, langsung saja dimaki-maki seperti itu," tutur JK.
Kendati demikian ada juga yang takut menyampaikan kritik karena takut di penjara.
Selain itu, ada juga yang enggan mengkritik pemerintah karena takut tidak mendapat jatah kursi jabatan.
"Ada juga yang takut tiba-tiba seperti Nainggolan, masuk penjara.
Atau ada juga karena itu, karena masalah-masalah lain, misal takut jabatannya hilang atau tidak diberikan kesempatan," tutur JK.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jusuf Kalla: Buzzer Berdampak Negatif Bagi Demokrasi Indonesia
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul AHY Silaturahmi ke Kediaman JK: Kami Minta Saran Soal Dinamika Ekonomi dan Sosial Politik Nasional