Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Amerika Serikat

Presiden AS Joe Biden Dituduh Tak Layak Memimpin Amerika : Dia Tampak Sangat Tertekan

Menurutnya Presiden AS Joe Biden itu sangat minim tampil di depan publik. Dia juga mengklaim Biden terlihat dan terdengar lemah.

Editor: Aldi Ponge
(Jim WATSON / AFP)
Presiden AS Joe Biden duduk di Oval Office. Rencana persidangan tiga tersangka bom Bali diumumkan pada hari pertama pemerintahan Presiden Joe Biden. 

Wakil editor The Spectator itu merujuk pada peristiwa mengkhawatirkan di mana Biden tidak dapat mengingat nama departemen terbesar di pemerintahannya, Departemen Pertahanan, atau nama orang yang ia tunjuk sebagai kepala, Lloyd Austin.

"Cepat atau lambat, Biden akan menjadi sorotan," tambahnya.

Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden dari Partai Demokrat
Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden dari Partai Demokrat (Kolase Tribunnews (Instagram @realdonaldtrump dan @joebiden))

Oleh karenanya dengan lantang Green mengatakan bahwa Partai Demokrat telah mempromosikan kandidat yang tidak layak ke jabatan tertinggi di Amerika Serikat.

Dan telah mengkhianati tanggung jawab mereka kepada rakyat Amerika.

"Kepercayaan rakyat pada demokrasi akan semakin menurun."

Selama kampanye kepresidenan, dokter Biden merilis laporan medis tiga halaman tentang kesehatannya.

Laporan tersebut menggambarkan calon dari Partai Demokrat itu sebagai pria berusia 77 tahun yang sehat, kuat, dan siap untuk berhasil menjalankan tugas Kepresidenan dengan memasukkan mereka sebagai Kepala Eksekutif, Kepala Negara, dan Panglima Tertinggi.

Ia juga menyatakan bahwa Biden tidak memiliki alergi obat dan tidak menggunakan produk tembakau apa pun, tidak minum alkohol sama sekali, dan dia berolahraga setidaknya lima hari per minggu.

Biden percaya diri dengan kebugaran mental dan fisiknya walau dia menjadi Presiden AS tertua dalam sejarah.

Bagaimana menurut Anda?

Alasan Warga Iran Lebih Suka Donald Trump Jadi Presiden Amerika daripada Joe Biden

Sementara itu, Iran masih memendam kebencian terhadap Amerika Serikat (AS).

Di luar sejarah lama dua negara yang memang tidak pernah akur, mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump malah menambah duka warga Iran.

Pertama, terkait kematian Jenderal Iran Qasem Soleimani. Padahal Soleimani merupakan sosok yang begitu dipuja warga Iran.

Kedua, terkait Trump yang menarik diri dari kesepakatan nuklir. Ini membuat marah pemerintah Iran.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved