Partai Demokrat
Mantan Ketua DPC Bolmut Rahman Dontili Ungkap Fakta Usai Ikut KLB Demokrat, Terima Rp 100 Juta
Mantan Ketua DPP Partai Demokrat Bolaang Mongondow Utara, Rahman Dontili ungkap fakta KLB Demokrat di Deli Serdang. Diakuinya banyak yang tidak sah.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Rahman Dontili membeberkan fakta setelah ikut hadir dalam acara kongres luar biasa (KLB) di Deliserdang.
Rahman Dontili mengaku diberikan uang Rp 100 juta untuk ikut KLB tersebut.
Kecacatan acara KLB Partai Demorat itu diakui Rahman Dontili.
Baca juga: Fakta Baru Partai Demokrat, Sejumlah Peserta KLB Sudah di Partai Lain, Apa Faktor Uang Rp100 juta?
Baca juga: Jhoni Allen Ungkap Kewenangan Keliru AHY, Herannya Moeldoko Terkesan Sembunyi Usai Pidato di KLB
Baca juga: Bambang Widjojanto: JIka KLB DiakomodasI dan Difasilitasi, Tindakan ini Brutalitas Jaman Jokowi
Hadir sebagai peserta KLB, Rahman Dontili menyatakan, KLB tersebut memiliki banyak kecacatan dan tidak sah.
Rahman mengaku mencintai Demokrat sehingga memilih untuk bersuara walaupun sudah menerima uang Rp 100 juta.
Pengakuannya ditampilkan dalam Konferensi Pers Menguak Kebenaran Jilid II: Rekonstruksi KLB Abal-abal, Jumat (12/3/2021).
(Foto: Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Rahman Dontili. (Youtube Agus Yudhoyono)
Berdasarkan pengakuan Rahman, KLB pada saat itu hanya dihadiri oleh beberapa orang saja yang memang benar-benar Ketua DPC.
"Saya melihat itu memang yang hadir pada saat itu bukan pemilik suara sah," kata Rahman.
Rahman kemudian bercerita, ketika hadir di KLB Deliserdang, dirinya tidak mengenali kader-kader di sana.
"Tapi pada saat ketika acara (KLB Deliserdang) berlangsung itu dalam hati saya bertanya, ini bukan pemilik suara sah," ungkapnya
Walaupun tidak mengenali orang-orang yang hadir sebagai peserta DPC, Rahman mengakui ruangan KLB di Deliserdang pada saat itu dipenuhi banyak orang.
Rahman mengatakan, setiap orang yang masuk ke ruangan, diberikan jaket oleh panitia.
"Karena kami disiapkan jaket, tas, semua disiapkan oleh panitia," ujarnya.
Lalu Rahman kembali menyoroti kerancuan KLB tersebut, yakni daftar hadir yang diisi seusai acara.
Ia juga menyinggung soal sedikitnya kehadiran pemilik suara sah DPD dan DPC, hinga tidak ada restu dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Saya melihat acara kongres itu memang tidak sah," tegas Rahman.
Rahman mengatakan, dirinya memilih untuk membongkar kerancuan KLB Deliserdang karena rasa cintanya terhadap Demokrat.
"Perlu saya sampaikan, saya juga orang yang memang menerima uang Rp 100 juta tapi bukan berarti saya harus diam," ujar dia.
"Karena masih mencintai Partai Demokrat ini, jadi saya melaporkan bahwa KLB itu bukan pemilik suara sah yang hadir," kata Rahman.
"Itu cuma perwakilan saja," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat mengomentari video tentang kesaksian peserta kongres luar biasa (KLB) di Deliserdang, Sumatera Utara.
AHY memaparkan bagaimana video tersebut membuktikan adanya praktik politik buruk yang tidak sehat.
Putra dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) itu juga menyatakan komitmennya untuk menegakkan demokrasi yang sehat.
(Foto: AHY vs Moeldoko, Andi Mallarangeng: Mari Kita Lakukan Polling Siapa yang Layak jadi Ketum (istimewa)
Hal itu disampaikan oleh AHY lewat akun Twitter miliknya @AgusYudhoyono, Selasa (9/3/2021).
AHY menilai praktik politik tidak sehat yang terjadi di KLB akan mengurungkan niat para anak muda untuk terjun ke dunia politik.
Berikut cuitan lengkap yang ditulis oleh AHY:
"Video ini menyuguhkan praktek2 politik yg tdk fair & merusak demokrasi. Padahal, sbg Ketua umum & generasi muda Indonesia, saya ingin membawa pesan demokrasi yg sehat & fair.
Karena praktek2 yg tidak sehat semacam ini, mengurungkan niat putra/i terbaik bangsa utk masuk ke politik."
"Ke depan, saya ingin terus memperjuangkan nasib demokrasi kita. Demokrasi dengan kompetisi yang sehat & fair. Yang hidup dengan landasan ilmu, nilai-nilai, serta etika & moralitas. Kita boleh miskin harta, tapi jangan miskin harga diri."
Video yang dimaksud oleh AHY adalah kesaksian peserta KLB yakni Mantan Wakil Ketua DPC Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas.
Pengakuan Gerald seputar KLB di Deliserdang sebelumnya diunggah oleh akun YouTube Agus Yudhoyono, Senin (8/3/2021).
Gerald bercerita, pemilihan Ketum kala itu diselenggarakan memakai sistem voting.
"Pemilihan Ketua Umum dalam proses KLB ini secara voting," kata Gerald.
Ia mengatakan, kala itu penyelenggara KLB menanyakan kepada peserta siapa yang akan diusulkan menjadi Ketum Demokrat.
Secara serentak, peserta meneriakkan nama Moeldoko.
Lalu penyelenggara KLB kembali bertanya lagi, dan diteriakkan lagi satu nama lain yakni Marzuki Alie.
"Dicatat oleh pimpinan sidang, dalam hal ini Pak Jhoni Allen," kata Gerald.
Gerald mengatakan, seusai mendapat nama Moeldoko dan Marzuki, Jhoni Allen langsung masuk ke sesi voting.
"Setelah mendapatkan dua nama untuk menjadi calon ketua umum," katanya.
"Pak Jhoni Allen langsung berteriak ke peserta."
Jhoni Allen pada saat itu menanyakan kepada peserta siapa yang mendukung Moeldoko dan siapa yang dukung Marzuki Alie.
Peserta melakukan voting dengan cara berdiri dan mengangkat tangan mereka.
"Tiba-tiba Pak Jhoni Allen langsung mengetok palu bahwa yang terpilih ketua umum dalam kongres luar biasa ini adalah Pak Moeldoko," ungkap Gerald.
Gerald lalu menyinggung soal keanehan KLB dimana Moeldoko sendiri tidak hadir saat divoting menjadi Ketum Demokrat.
"Yang sementara Pak Moeldoko ini tidak ada di tempat musyawarah, tidak ada di tempat KLB, hanya ada Pak Marzuki Alie," terangnya.
"Tetapi sudah ditetapkan sebagai ketua," imbuh Gerald.
Gerald sendiri mengikuti KLB karena tergiur oleh tawaran uang sebesar Rp 100 juta yang ternyata hanya diberikan sebanyak Rp 5 juta saja.
Simak videonya mulai menit ke-20.00:
Tautan: