Gejolak di Partai Demokrat
Jhoni Allen Ungkap Kewenangan Keliru AHY, Herannya Moeldoko Terkesan Sembunyi Usai Pidato di KLB
Pasca terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat di Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Pasca terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat di Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara dan berpidato dihadapan pemilik suara, Moeldoko terkesan bersembunyi dari publik.
Kondisi ini menjadikan mantan Panglima TNI ini menjadi sasaran tembak pengurus dan kader Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hanya sembunyinya Moeldoko bukan takut melainkan lebih ke strategi.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat versi KLB Sumatera Utara, Jhoni Allen Marbun, bicara soal kapan Ketua Umum Moeldoko akan muncul membahas langkah-langkah partai mereka dan polemik yang berlanjut dengan Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Begini, beliau mengutamakan kepentingan tugas kenegaraan itu ya," kata Jhoni di Menteng, Kamis (11/3/2021).
Diketahui, Moeldoko sampai saat ini masih berstatus pejabat pemerintah, yakni Kepala Staf Presiden.
Jhoni mengatakan, untuk saat ini, pihaknya tengah menyelesaikan persoalan yang terjadi, termasuk soal keabsahan KLB untuk diserahkan kepada Kemenkumham.
Dirinya enggan membicarakan posisi Demokrat ke depan, apakah akan bergabung ke pemerintah atau tetap menjadi oposisi.
Baca juga: Bambang Widjojanto: JIka KLB DiakomodasI dan Difasilitasi, Tindakan ini Brutalitas Jaman Jokowi
Baca juga: Deretan 6 Pembunuh Berantai yang Pernah Hebohkan Tanah Air, Tak Hanya Duo Ryan, Ada Nyonya Astini
Termasuk juga soal apakah Moeldoko akan diusung sebagai calon presiden 2024, Jhoni juga tak mengkonfirmasi.
"Begini, kalau mau ke Bandung kita harus mampir dulu ke Bogor. Ini kan ke bogornya belum selesai," pungkasnya.
Sebelumnya, Jhoni Allen juga buka suara soal alasan mengapa Kongres Luar Biasa (KLB) jadi jalan terbaik bagi Demokrat.
Menurutnya, ada dinasti politik di Demokrat yang memegang kekuasaan tertinggi.
Dinasti tersebut yakni posisi ketum dan ketua majelis tinggi
"AHY mengangkat dan memberhentikan Dewan Pimpinan Pusat, mengangkat dan memberhentikan Dewan Pimpinan Daerah, mengangkat dan memberhentikan Dewan Pimpinan Cabang," kata Jhoni.
AHY, ditambahkan Jhoni, juga menentukan segala hal-hal yang strategis, kinerja, political will di dalam partai, di antaranya posisi waketum, sekjen dan seterusnya yang dinilainya sebagai pembantu ketu.