Vaksinasi Covid
Vaksin Ini Terbukti Cegah Covid Hanya Satu Suntikan, Direkom 27 Negara Uni Eropa, AS Pesan 100 Juta
27 negara yang tergabung dalam Uni Eropa melalui Badan Obat-obatan Eropa (EMA) memberikan lampu hijau pada vaksin Covid-19
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar baik, Uni Eropa dan Amerika merekomendasikan penggunaan sebuah vaksin yang dinilai efektif mencegah virus corona.
Vaksin ini memiliki efektifitas pencegahan covid yang tinggi. Selain itu hanya punya efek samping yang ringan.
27 negara dalam uni eropa pun merekomendasilkan penggunaan vaksin yang digunakan hanya sekali sunytikan ini.
Bahkan Amerikan sudah memesan 100 juta vaksin dari Johnson & Johnson tersebut
27 negara yang tergabung dalam Uni Eropa melalui Badan Obat-obatan Eropa (EMA) memberikan lampu hijau pada vaksin Covid-19 sekali dosis Johnson & Johnson (J&J) pada Kamis (11/3/2021).
Setelah melakukan evaluasi menyeluruh dan menemukan bahwa vaksin J&J memenuhi kriteria kemanjuran, keamanan dan kualitas, regulator obat-obatan Uni Eropa itu menyarankan agar vaksin ini digunakan bagi semua orang yang berusia di atas 18 tahun.
(FOTO: Botol-botol vaksin Johnson & Johnson siap didistribusikan/AP Photo)
“Dengan opini positif terbaru ini, pihak berwenang di seluruh Uni Eropa akan punya opsi lain untuk memerangi pandemi dan melindungi hidup dan kesehatan warganya,” ujar Emer Cooke, Direktur Eksekutif EMA seperti dikutip dari Associated Press.
Sebelumnya, EMA telah merekomendasikan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech, Moderna dan AstraZeneca.
Namun, ketiga vaksin ini membutuhkan dua dosis suntikan yang dilakukan dengan jarak beberapa minggu. Penundaan produksi juga melanda ketiga produsen vaksin tersebut.
EMA menyatakan bahwa vaksin J&J memiliki efektivitas 67%. Sebagian besar efek samping biasanya ringan hingga sedang, dan akan hilang dalam beberapa hari usai vaksinasi.
Efek samping yang paling umum adalah nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot dan mual.
FDA, Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat (AS), telah menyatakan penggunaan darurat vaksin J&J pada akhir Februari lalu.
Para pakar kesehatan berharap, vaksin sekali suntik ini akan mempercepat upaya imunisasi dunia melawan Covid-19, terutama mengingat adanya lonjakan kasus Covid-19 yang dipicu oleh varian baru virus corona.
Uni Eropa kini tengah berjuang segera mengimunisasi warganya yang rentan terpapar Covid-19. Peringkat imunisasi masih berada jauh di belakang Israel, Inggris, Chile dan AS.
J&J menyatakan telah berkomitmen untuk menyediakan sebanyak 200 juta dosis vaksin yang telah dipesan oleh Uni Eropa mulai kuartal kedua tahun ini.
Uni Eropa juga dapat membeli lebih banyak vaksin di kemudian hari.
(FOTO: Seorang petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bandung menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac dosis pertama kepada pekerja/pedagang pada pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di 23 Paskal Shopping Centre, Jalan Pasirkaliki, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/3/2021). Pemerintah Kota Bandung mulai melakukan vaksinasi Covid-19 tahap kedua kepada para pekerja dan pedagang di pusat perbelanjaan atau mal yang masuk kategori pelayanan publik, sebagai bentuk konkret dalam menjaga kedinamisan kegiatan perdagangan. Kegiatan vaksinasi Covid-19 tahap kedua dosis pertama di mal ini diberikan kepada 200 pelayan yang bertugas langsung dengan publik./Tribun Jabar/Gani Kurniawan)
Eropa mencatat 1 juta kasus Covid-19 baru pekan lalu. Jumlah ini meningkat 9% dari pekan sebelumnya.
Badan Kesehatan Dunia WHO menuding, kenaikan ini terutama terjadi karena adanya sejumlah varian virus baru, termasuk varian yang pertama kali teridentifikasi di Inggris dan 50% lebih menular.
Sebuah studi besar-besaran di 3 benua menemukan bahwa vaksin J&J 85% efektif dalam mencegah terjadinya penyakit parah, rawat inap dan kematian.
Perlindungan yang diberikan vaksin ini tetap kuat bahkan di negara seperti Afrika Selatan, yang varian virusnya kurang rentan terhadap vaksin lain, termasuk vaksin buatan AstraZeneca.
Vaksin J&J dapat disimpan dalam suhu kulkas normal, sama seperti vaksin AstraZeneca, hingga lebih mudah digunakan ketimbang vaksin buatan Pfizer dan Moderna yang membutuhkan penyimpanan pada suhu super dingin.
Vaksin J&J menggunakan virus dingin seperti virus kuda Troya untuk membawa gen virus corona ke dalam tubuh, dan sel-sel akan menyalin protein yang tidak berbahaya untuk memperkuat sistem kekebalan jika virus yang sebenarnya datang.
Teknologi pembuatan vaksin ini sama dengan yang digunakan untuk membuat vaksin Ebola dan serupa dengan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan CanSino Biologics dari China.
J&J juga tengah mengupayakan pengesahan penggunaan darurat di Inggris dan oleh WHO. Tahun ini, J&J berharap dapat memproduksi vaksin sebanyak 1 milyar dosis.
Penggunaan vaksin J&J juga sudah disetujui di Bahrain dan Kanada.
J&J juga telah mengalami penundaan produksi di AS dan Eropa.
Namun, baru-baru ini J&J telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan farmasi rivalnya untuk membantu memproduksi vaksin J&J.
Pada Februari lalu, Sanofi Pasteur menyatakan sanggup memproduksi 12 juta dosis vaksin J&J di salah satu pabriknya di Prancis jika vaksin ini sudah disahkan oleh EMA.
Dapat Mencegah Covid-19 Hanya Dengan Satu Suntikan
Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, menyatakan bahwa vaksin Covid-19 buatan Johnson & Johnson (J&J) efektif sekitar 66% untuk mencegah Covid-19 tingkat sedang atau parah. Selain itu, vaksin ini efektif sekitar 85% untuk melawan Covid-19 di tingkat yang paling serius. Hal ini dinyatakan oleh regulator AS tersebut pada Rabu (24/2/2021).
Berbeda dengan vaksin Covid-19 buatan pabrikan lain yang biasanya membutuhkan dua dosis, vaksin J&J hanya membutuhkan satu kali dosis suntikan.
Selain itu, keunggulan lain dari vaksin J&J adalah tahan hingga tiga bulan di dalam lemari pendingin. Jika dibandingkan dengan pabrikan lain seperti Pfizer dan Moderna, kedua vaksin ini harus dibekukan hingga ke suhu yang sangat rendah.
Terobosan dalam vaksin J&J akan membuat vaksin ini lebih mudah digunakan untuk membantu mengendalikan pandemi Covid-19.
Vaksin yang telah lama ditunggu-tunggu ini juga dapat memberikan tawaran yang lebih luas untuk mempecepat vaksinasi massal. FDA juga menyatakan vaksin J&J aman digunakan.
Namun demikian, analisis ini baru langkah pertama dalam evaluasi FDA. Pada Jumat (26/2/2021), penasihat independen akan memperdebatkan bukti-bukti sebelum mengeluarkan rekomendasi.
Dengan rekomendasi ini, FDA diharapkan dapat membuat keputusan akhir dalam beberapa hari ke depan.
Dibandingkan dengan vaksin yang sebelumnya telah digunakan, Pfizer dan Moderna dinilai efektif sekitar 95 persen untuk perlindungan terhadap gejala Covid-19.
Dr. Paul Offit, ahli vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia, adalah salah satu penasihat FDA yang akan meneliti data J&J pada hari Jumat.
Dia menyatakan, tidak ada vaksin yang bisa dibandingkan secara langsung.
Namun, dia tetap mendorong bahwa satu dosis vaksin J&J bisa sama baiknya untuk mencegah penyakit serius, seperti pesaingnya yang menggunakan dua dosis.
“Ini adalah vaksin untuk mencegah Anda masuk ke rumah sakit. Vaksin ini juga mencegah kematian pada tingkat yang tentu saja sebanding dengan vaksin Pfizer dan Moderna,” katanya seperti dikutip dari the Associated Press.
J&J telah menguji vaksin dosis tunggal ini pada 44.000 orang dewasa di AS, Amerika Latin, dan Afrika Selatan.
Namun demikian, analisis FDA memperingatkan, belum diketahui seberapa baik vaksin ini akan bekerja terhadap setiap varian virus corona.
Tetapi J&J sebelumnya mengumumkan bahwa vaksin tersebut bekerja lebih baik di AS, yaitu 72% efektif melawan Covid-19 sedang hingga parah, dibandingkan dengan 66% di Amerika Latin dan 57% di Afrika Selatan.
Afrika Selatan baru-baru ini mulai memberikan vaksin J&J kepada petugas kesehatan garis depan sebagai uji coba, setelah memutuskan bahwa vaksin dari AstraZeneca tidak menunjukkan hasil studi yang cukup kuat terhadap varian khusus yang menyebar di sana.
“Saya diyakinkan bahwa meskipun ada varian yang berbeda, suntikan J&J masih tetap melindungi dari penyakit serius. Itu data yang cukup kuat,” kata Dr. Jesse Goodman dari Universitas Georgetown, yang juga merupakan mantan kepala vaksin di FDA.
Di semua negara, analisis menunjukkan bahwa perlindungan mulai muncul sekitar 14 hari setelah vaksinasi.
Kemudian dalam 28 hari setelah vaksinasi, penelitian menunjukkan, tidak ada rawat inap atau kematian pada kelompok yang divaksinasi.
Sedangkan kelompok yang mendapat suntikan tiruan (placebo), mengalami 16 rawat inap dan tujuh kematian.
Pesan 100 juta
Pemerintah Amerika Serikat dibawah Presiden Joe Biden hari Rabu (10/03/2021) mengumumkan akan memesan 100 juta dosis tambahan vaksin COVID-19 Johnson &Johnson.
Rencana pembelian ini akan membuat total pesanan vaksin Covid-19 Amerika Serikat menjadi 800 juta dosis.
"Pada Sabtu (06/03/2021), kami mencapai rekor 2,9 juta vaksinasi dalam sehari di Amerika," kata Presiden Joe Biden.
Pekan lalu, Biden mengatakan AS akan memiliki jumlah dosis vaksin COVID-19 yang mencukupi untuk setiap orang dewasa di negara tersebut sebelum akhir Mei, yang akan sangat mempercepat perkiraan jadwal yang sebelumnya ditargetkan pada akhir Juli.
Saat ini, ada tiga vaksin Covid-19 yang mendapat izin penggunaan darurat di AS.
SUMBER: