Kecelakaan
UPDATE Info Kecelakaan Bus Masuk Jurang, Penyebab Masih Dalam Investigasi, Kemenhub: Telat Uji KIR
Info terkini terkait kecelakaan maut bus masuk jurang. Berikut updatenya. Untuk penyebab masih dalam investigasi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Info terkini terkait kecelakaan maut bus masuk jurang.
Berikut updatenya. Untuk penyebab masih dalam investigasi.
Informasi yang terbaru adalah Bus terlambat dalam melakukan uji KIR.
Baca juga: Gatot Nurmantyo Ungkap Yang Terjadi Sebelum KLB, Ini Jawaban Saat Ada Yang Mengajaknya
Baca juga: Lokasi Bus Masuk Jurang Terkenal Ekstrem, Warga: Kalau Sopir Tahu Medan di Sini Pasti Sudah Paham
Baca juga: Romelu Lukaku Ungkap Penyebab Keganasan Performanya di Inter Milan, Sebut Pola Makan

Kecelakaan bus pariwisata Sri Padma Kencana T 7591 TB terjadi di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang. Bus terjun ke jurang.
Kementerian Perhubungan masih melakukan investigasi terkait penyebabnya.
Berikut penyampaian Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi.
"Penyebab kecelakaan masih dalam investigasi,
sementara ini informasi yang didapat ada keterlambatan uji KIR.
Saya sudah koordinasi dengan Dishub Provinsi Jawa Barat karena ini jalan provinsi,
apakah dapat dipasang guard rail di jalan ini atau kalau jalan kelas 1 nanti mungkin bisa diganti beton," ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/3/2021).

Budi menjelaskan, akibat kecelakaan maut tersebut, 27 orang meninggal dunia. Rinciannya, 39 orang selamat, 26 meninggal, dan 1 orang meninggal dalam proses evakuasi.
Lokasi kejadian kecelakaan tunggal tersebut di Jalan raya Wado-Malangbong di Dusun Cilangkap RT 01 RW 06 Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang.
"Kami bersama kepolisian, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Jasa Raharja, Basarnas telah berada di lokasi," kata Budi.
Sebelumnya, Basarnas Bandung berhasil mengevakuasi semua korban yang terjepit badan bus di jurang Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021).
Evakuasi korban selesai dilakukan pada pukul 07.40 WIB.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung Supriono mengatakan, bus Sri Padma Kencana dengan nomor polisi T 7591 TB tersebut memiliki tempat duduk sebanyak 63 kursi.
"Kami hitung dari kapasitas kursi bus ada 63 tempat duduk. Kemudian sampai pagi ini pukul 07.40 WIB, kami menemukan 66 korban," ujar Supriono kepada Kompas.com, Kamis.
Supriono menuturkan, dari total 66 korban yang telah berhasil dievakuasi, beberapa di antaranya berusia balita.
"Paling banyak usia anak remaja dan dewasa, ada juga tadi kami evakuasi balita," tutur Supriono. (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)
Kesaksian Korban Selamat
Korban kecelakaan bus di Sumedang sempat mencium bau sangit kampas rem sebelum bus masuk jurang.
Hal itu disampaikan Mimin Mintarsih (52), salah satu korban selamat dalam kecelakaan tersebut.
Mimin mengatakan, sopir sempat mengatakan, bus mengalami rem blong.
Mimin adalah korban selamat dalam kecelakaan maut di Jalan Raya Sumedang-Malangbong, Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021) malam.

Kecelakaan itu adalah kecelakaan tunggal melibatkan bus Sri Padma Kencana berisi rombongan ziarah SMP IT Al Muawanah.
Romobongan itu terdiri dari siswa, orangtua, pendamping ziarah, dan para guru.
Total korban dalam kecelakaan maut di Sumedang itu 66 orang.
Tiga di antaranya adalah sopir, kondektur, dan pemilik PO bus.
Bus itu pulang dari Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya menuju Subang via Wado Sumedang.
Mimin yang merupakan warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang pergi bersama dua anaknya yang berusia 2 tahun dan 11 tahun.
Ia duduk di bagian depan jok kedua setelah sopir.
Ketiganya selamat dan sudah kembali ke rumahnya.
"Alhamdulillah saya dan du anak saya selamat," ujar Mimin di kediamannya, Kamis (11/3/2021) dini hari.
Mimin mengatakan bus sempat oleng sebelum terperosok ke jurang.
"Bis nya goyang-goyang, terus masuk jurang," ujar Mimin sembari terbata-bata.
Dalam perjalanan, Mimin mencium bau sangit atau bau gosong kampas rem.
Mimin mengatakan seorang penumpang sempat berbicara pada sopir.
Sopir, kata Mimin, menjelaskan bahwa rem bus mengalami blong.
"Salah seorang penumpang sempat meminta sopir memeriksanya, sopir bilang remnya blong," ungkap Mimin.
Kecelakaan tidak terhindari. Penumpang serentak mengucap takbir dalam bus.
"Semua orang teriak Allahhuakbar. Takbir," ujar Mimin sembari terisak menahan tangis.
Tak lama kemudian bus maut tersebut jatuh, dengan keadaan Mimin yang saat itu hampir tak sadarkan diri.
Mimin terjepit jok, sedangkan kedua anaknya terpental ke belakang.
Ia bisa menyelamatkan diri dan merangkak untuk mencari anaknya lalu ke luar bus menuju kaca jendela.
"Saya kejepit jok, saya merangkak nyari anak-anak dan keluar dari bus." katanya.
Isak Tangis Keluarga Korban
Isak tangis mewarnai kepulangan korban kecelakaan bus masuk jurang di Tanjakan Cae di Jalan Raya Sumedang-Malangbong, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Sejak Rabu (10/3/2021) malam, korban luka ringan dan jenazah mulai dipulangkan ke Cisalak, Subang.
Di Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, keluarga korban berjejer di pinggir jalan dan pekarangan rumah.
Dengan penuh cemas, mereka menunggu kabar pasti mengenai peristiwa nahas tersebut
"Saya dapat kabar dari korban selamat telepon, bus yang dia tumpangi kecelakaan di Wado," ujar Wahyu, orangtua salah satu penumpang bus saat ditemui Kamis (11/3/2021) dini hari.
Ikin, yang juga orangtua korban kecelakaan lainnya, tampak histeris.
Ia menangis sejadi-jadinya, lantaran mendengar buah hatinya turut menjadi korban kecelakaan.
Menurut penuturan warga, Ikin bahkan sempat pingsan.
Kepala Desa Paku Haji Asep Komara membenarkan bahwa korban kecelakaan di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Wado, Sumedang merupakan warganya.
Hanya saja, ia tidak mengetahui kegiatan yang dilakukan sekolah itu.
"Iya betul itu warga sini, Desa Paku Haji, kebetulan sekolah itu berdomisili di sini," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung Supriono mengatakan, total korban kecelakaan bus maut yang terjun ke jurang di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, sebanyak 62 orang.
Penumpang bus tersebut terdiri dari 59 orang rombongan SMP IT Al Muaawanah, Cisalak, Subang.
Kemudian, 3 lainnya merupakan sopir dan kernet Bus Sri Padma Kencana.
Sesuai data terbaru pada Kamis (11/3/2021), pukul 02.18 WIB, dari total 62 orang di dalam bus, sebanyak 27 orang tewas.
Lokasi Sering Terjadi Kecelakaan
Salah seorang warga Kecamatan Wado, Waslim (59) menceritakan kondisi jalan tempat Bus Sri Padma Kencana mengalami kecelakaan maut masuk jurang di Tanjakan Cae, Rabu (10/3/2021).
Waslim merupakan salah satu warga yang membantu proses evakuasi sesaat pasca-bus masuk jurang dalam kecelakaan maut di Sumedang itu.
Waslim menyebutkan, Tanjakan Cae, Wado, Sumedang memang terkenal ekstrem.
"Kondisinya memang menanjak dan berkelok. Kalau sopir yang tahu medan di sini pasti sudah paham."
"Mungkin sopirnya ini tidak tahu medan, jadi sebelum masuk jurang tidak paham cara mengendalikan busnya," kata Waslim seperti dikutip TribunJabar.id dari Kompas.
Waslim menuturkan, saat evakuasi banyak korban yang dalam posisi terjepit.
Ia bersama warga lainnya berhasil mengevakuasi 20 korban.
"Alhamdulillah tadi di awal-awal ada 11 orang selamat yang kami amankan, 9 orang lainnya sudah meninggal, kondisinya tragis," tutur Waslim.
(TribunJabar.id/Fidya Alifa Puspafirdausi)
Artikel ini telah tayang di:
Tribunjabar.id
Kompas.com
Tribunnews.com